Bola.com, Jakarta - Artikel adalah jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, hingga kritik terhadap suatu persoalan yang sedang berkembang di masyarakat. Tak hanya berisi pemaparan masalah, dalam artikel biasanya terdapat solusi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, artikel merupakan suatu karya tulis yang ditulis secara lengkap.
Baca Juga
Advertisement
Secara umum, tujuan pembuatan artikel ialah untuk memengaruhi, mendidik, memberitahu, meyakinkan, serta menghibur pembacanya. Artikel biasanya dipublikasikan di suatu media, seperti buletin, majalah, koran maupun website.
Untuk bisa menulis artikel yang menarik dan berkualitas memang bukan hal yang mudah. Perlu berlatih dan memiliki wawasan serta pandangan yang luas.
Selain itu, dalam membuat sebuah artikel kamu perlu memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya. Apa saja struktur artikel dan kaidah kebahasaannya?
Berikut ini penjelasan tentang struktur artikel dan kaidah kebahasaannya, dilansir dari Modul Bahasa Indonesia Kelas XII terbitan Kemdikbud, Selasa (10/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Struktur Artikel
1. Pengenalan Isu
Pengenalan isu adalah permasalahan, fenomena, peristiwa aktual. Bagian ini sama dengan teks editorial.
Perbedaannya, isu dalam teks editorial dipilih oleh redaksi media itu sendiri, sedangkan isu dalam artikel ditentukan berdasarkan minat penulisnya.
Bagian ini juga berbeda dengan karya ilmiah, yang tidak memperhatikan isu tertentu. Artikel ilmiah biasanya diawali dengan pernyataan umum berupa pengenalan masalah atau gagasan pokok (tesis) yang dianggap penting oleh penulis dan menarik untuk dibahas atau dicari cara penyelesaiannya.
2. Rangkaian Argumentasi
Rangkaian argumentasi berupa pendapat atau opini penulis terkait dengan isi ataupun topik yang dibahas. Bagian ini dilengkapi oleh sejumlah teori, pendukung, dan fakta baik yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, atau sumber-sumber lain (artikel opini atau artikel ilmiah populer untuk teori tidak terlalu ditekankan).
3. Penegasan Ulang
Penegasan kembali atas pembahasan sebelumnya. Bagian ini dapat disertai dengan solusi, harapan, ataupun saran-saran.
Artikel juga ditandai dengan oleh penggunaan kata-kata yang bermakna lugas atau makna denotasi. Selain itu, dikenal pula makna kias atau makna konotasi. Makna konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami penambahan.
Advertisement
Kaidah Kebahasaan
1. Penggunaan istilah
Contoh:
Penumpukan lemak di perut bisa membuat tekanan otot pembatas antara perut dan esofagus makin besar.
Istilah medis untuk kondisi ini adalah hiatus hernia.
Itulah mengapa orang obesitas hingga ibu hamil kerap merasakan asam lambung naik lebih sering disertai heartburn.
Â
2. Penggunaan kata kerja mental (kata kerja abstrak)
Contoh:
Asam lambung naik atau acid reflux bisa terjadi kapan saja dan menyebabkan rasa tidak nyaman di ulu hati hingga tenggorokan. Cara mencegah asam lambung naik bisa dengan mengubah pola makan hingga menyiasati siklus tidur.
Terlebih bagi orang yang menderita GERD, ciri-ciri asam lambung naik biasanya terjadi tidak lama setelah waktu makan.
3. Penggunaan kata rujukan
Contoh 1
Menurut laporan yang dikeluarkan tanggal 20 Juli 2020 yang lalu, vaksin ini telah sukses melewati uji coba klinis tahap I dan II.
Contoh 2
Berdasarkan penelitian-penelitian, program kesetaraan gender melalui sekolah memberikan dampak yang signifikan dalam penelusuran bias gender di masyarakat.
Teks artikel biasanya mengungkapkan referensi dari sumber-sumber tertentu yang mungkin dikutip oleh penulis untuk menguatkan pendapat penulis itu sendiri. Oleh karena itu, kata-kata yang bermakna merujuk banyak digunakan di dalam teks artikel.
Kaidah Kebahasaan
4. Penggunaan kata keterangan/adverbia frekuentatif
Diperlukan untuk meyakinkan pembaca, seperti: selalu, biasanya, sebagian besar, sering, kadang-kadang, dan jarang.
Contoh:
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
Itulah mengapa orang obesitas hingga ibu hamil kerap merasakan asam lambung naikl ebih sering disertai heartburn.
Â
5. Penggunaan konjungsi untuk menata argumentasi
Misalnya: pertama, kedua, berikutnya, selanjutnya, dan lain sebagainya.
Contoh:
Akibatnya, asam lambung bisa naik kembali ke esofagus terutama setelah makan.
Lebih jauh lagi, terlalu banyak minum alkohol membuat esofagus kesulitan membersihkan asam.
Â
6. Penggunaan konjungsi untuk memperkuat argumentasi
Misalnya: selain itu, sebagai, contoh, misalnya, padahal, justru.
Contoh:
Lagi-lagi, minuman bersoda juga membuat otot lower esophageal sphincter menjadi lebih lemah dibandingkan dengan minum air putih.
Tak hanya itu, otot lower esophageal sphincter antara esofagus dan perut juga makin tidak bisa menutup rapat.
Â
7. Adanya penggunaan kalimat retoris
1) Mengapa kemampuan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik?
2) Seberapa pentingkah kemampuan literasi baca tulis bagi peserta didik?
3) Pertanyaan lebih jauh, seberapa pengaruhkah kemampuan literasi baca tulis terhadap masa depan suatu bangsa?
Â
8. Penggunaan konjungsi kausalitas dan konsekuensi
Penggunaan konjungsi kausalitas dan konsekuensi seperti: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga, hingga.
1) Asam lambung naik atau acid reflux bisa terjadi kapan saja dan rasa tidak nyaman di ulu hati hingga tenggorokan.
2) Hal ini karena berkaitan dengan kultur lisan yang lebih dominan daripada baca tulis dalam lingkungan peserta didik.
Â
Sumber: Kemdikbud
Silakan klik tautan ini untuk artikel edukasi dari berbagai tema lain.
Advertisement