Sukses


4 Contoh Teks Drama Singkat yang Bisa Jadi Referensi

Bola.com, Jakarta - Teks drama merupakan satu di antara unsur yang sangat penting dalam sebuah pementasan drama. 

Drama adalah jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog. Naskah yang berisi dialog tersebut kemudian ditampilkan dalam sebuah pertunjukkan yang diperankan oleh aktor.

Kata drama berasal dari bahasa Yunani, 'draomai', yang berarti beraksi, bertindak, berbuat, dan berlaku. Pada hakikatnya, drama menggunakan beberapa tokoh untuk mengungkapkan dialog disertai gerak-gerik dan unsur artistik pertunjukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.

Dalam memerankan drama diperlukan teks atau naskah. Para pemain atau aktor harus membawakan cerita atau memerankannya sesuai dengan naskah. Jadi, dalam memerankan drama tidak asal-asalan.

Bagi yang ingin belajar memerankan drama bisa membaca contoh naskah terlebih dahulu. Ada banyak contoh teks drama singkat yang bisa jadi referensi untuk dipertunjukkan.

Berikut ini beberapa contoh teks drama singkat yang bisa jadi referensi, dilansir dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia terbitan Kemdikbud, Senin (15/1/2023).

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Singkat

                                                         Kejujuran

Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilakukan ulangan mendadak serta mengumpulkan tugas.

Guru : “Anak-anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.”

(kemudian satu persatu siswa naik mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing)

Guru : “Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Bapak akan mengadakan ulangan.”

Reni : “Hah, ulangan apa lagi pak? baru saja 2 hari yang lalu diadakan ulangan”

Guru : “Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.”

Rara : “Baik, Pak”

(sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini)

Guru : “Pada ulangan kali ini, bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.”

(kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pak Guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara di mana isinya sama persis dengan karya tulis milik Rina. Setelah 20 menit berlalu, kemudian kertas ulangan dikumpulkan.)

Guru : “Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap di sini, Bapak mau bicara.”

(semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina)

Guru : “Bapak minta kalian berdua jujur kepada Bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan titik dan komanya juga.”

Rara : “Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri, Pak”

Rina : “Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri”

Guru : “Lalu, Mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis kalian?”

(lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai bercara)

Guru : “Kalau begitu, Bapak anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi.”

Rina : “Maaf, Pak. Apakah kalau saya berkata jujur Bapak akan memaafkan saya?”

Guru : “Tentu.”

Rina : “Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet, Pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya”

Guru : “Baiklah, alasan bisa bapak terima. terus kamu Rara?”

Rara : “Saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu, Pak. Dan kelihatannya dia mencari sumber dari internet.”

Guru : “Kalau begitu tolong panggilkan Reni”

Rara : “Baik, Pak”

(Rara pun keluar memanggil Reni)

Reni : “Bapak memanggil saya?”

Guru : “Iya, Bapak ingin bertanya, apa benar Rara minta tolong pada kamu untuk mengerjakan tugasnya ???”

Reni : “Iya pak, maafkan saya, Pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet.”

Guru : “Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.”

Rara dan Rina : “Baik pak”

3 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Singkat

                                     Cerita di Sekolah

Di suatu sekolah ternama, ada tiga nama siswa yang memang sangat populer dan disegani oleh teman-teman yang lainnya. Mereka adalah Sherly, Rany dan Ira. Mereka terbiasa mendapatkan apapun yang diinginkannya, terutama dengan uang.

Namun, ternyata ada kelompok yang kedua, mereka adalah Neyra, Kholil dan Dimas. Mereka adalah siswa yang berprestasi di sekolahnya, tapi mereka tergolong dari keluarga tidak mampu sehingga sering diremehkan oleh Sherly, Rany dan Ira. Pada jam istirahat, mereka bertiga akan pergi ke kantin, namun uang Sherly hilang.

Rany : “Sher, Ir ayo kita ke kantin!”

Ira : “Perutku sudah terasa sangat lapar”.

Sherly : (Sambil mencari-cari uangnya di dalam tas) “Aku juga sangat lapar. Uang aku ternyata hilang”.

Rany : “Berapa emangnya? Coba cari lebih teliti lagi”.

Sherly : “Tidak mungkin Ran, aku ingat banget tadi taruhnya di sini”.

Ira : “Hmmmm…. Mending kita geledah semua tas di kelas ini”.

Rany : “Geladahnya tunggu anak-anak di dalam kelas semuanya Sher, kita tidak enak sama teman-teman”.

Ira : “Ya udah, mendingan kita sekarang ke kantin, biar aku yag traktir”.

Setelah semua siswa masuk ke dalam kelas. Maka Rany memberikan pengumuman atas uang Sherly yang hilang.

Rany : “Teman-teman ada yang lihat uang Sherly tidak ya”?

Kholil : “Berapa uangnya?”

Sherly : “500 ribu rupiah”

Kholil : “Menggeleng”.

Rany : “Ya sudah, kita akan geledah tas kalian semua” (Ririn menuju meja Dimas yang sedang membaca bukunya, di ambil tas dan menggledahnya)

Rany : “Loh ini uangnya Sher, 500 ribu kan”

Dimas : (Ia langsung meletakkan bukunya) “Bukan, uang itu diberikan ayah ku untuk membayar sekolah” (sambil merebut uang tersebut dari Rany).

Kholil : “Iya, betul. Itu uang Dimas, tadi pagi aku melihat sendiri ayahnya yang memberikan ke Dimas”.

Sherly : “Aku tidak menyangka!”

Nurul : “Kamu jangan gitu dong, Sher. Dimas belum tentu mengambil uangmu! Siapa tahu, uang itu memang benar-benar pemberian ayahnya untuk membayar sekolah”.

Akhir cerita, ternyata yang mengambil uang Sherly yaitu teman terdekatnya yaitu Ira. Saat itu keluarganya sedang susah, tapi Ira ingin tetap mengikuti gaya hidup seperti kedua sahabatnya. Meskipun Sherly sempat marah, akhirnya ia mengetahui kondisi Ira dan memaafkanya. Tak lupa Sherly juga meminta maaf pada Dimas.

4 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Singkat

Kerja Keras

Di sebuah kelas SMA, 4 orang siswa yang sedang bahagia. Namun kondisi berubah ketika mereka mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.

Rena : “Eh kalian udah belajar buat ulangan besok?”

Roy : “Belum.”

Zainal : “Astaga, Innalillahi”.

Rena : “Apa? Kalau nilai ulangannya jelek bisa dihukum.”

Zainal : “Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 10 kali doang”.

Ren : “Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap pulang sekolah. Kamu sudah belajar, Rin?” (Melirik ke arah Ririn).

Ririn : “Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri)”.

Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling tinggi, maka akan dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririn berusaha keras untuk belajar, sedangkan Roy berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil.

(Saat Ujian)

Pak Asep : “Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!”

Ririn : “Bismillah”.

Roy : “Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan”.

Pak Asep :” Bapak keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya ya. Dan satu lagi, jangan ribut”. (keluar kelas).

Roy : “Rencana B dimulai” (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atas sepatunya).

Roy : “Ah, bukan yang ini” (bingung)

Roy : “Ah yang ini nih!” (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).

Roy : “Selesai” (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirik teman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan).

Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada semua siswanya.

Pak Asep : “Ini hasil ujian kalian”. (sambil membagikan kertas).

Ririn :” Hore! Nilaiku 85”. (tersenyum puas)

Zainal : “Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60”.

Roy : “Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50”?

Pak Asep : “Sebab soal nomor 11–20 di balik kertas gak kamu isi.

Roy : “Apa? Masih ada soal lagi?”

Ririn : “Hahahaha, kamu kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kamu gak nyontek lagi waktu ujian”!

(sambil menunjuk-nunjuk Roy dengan tertawa lepas).

Pak Asep :” Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya kurangi 5 poin lagi!”

Roy : “Aduuuh, apes benar aku ini” (mengucek-ngucek rambut)

Akhirnya, Roy menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia tidak pernah menyontek saat ujian lagi.

 

5 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Singkat

                                   Zaman

Karya : Sri Kuncoro

Di beranda sebuah rumah yang sederhana, tetapi cukup asri, seorang ibu tampak gelisah.

Ibu : Ayah, sepertinya hujan akan turun. Lihatlah mendung itu gelap sekali.

Ayah : Tenanglah Bu. Mereka, ‘kan sudah dewasa.

Ibu : Tapi, kan tidak biasanya mereka pulang terlambat. Lagi pula mendung

Ayah : Mereka toh bisa berlindung, jika nanti hujan turun dengan lebat.

Ibu : Ah, Ayah selalu begitu!

Ayah : Ah, Ibu juga selalu begitu!

(Keduanya diam, lalu anak ke-2 memasuki pintu panggung)

Ibu : Kenapa pulang terlambat, Man? Sudah makan siang, Nak?

Anak 2 : Sudah Bu. Tadi, ada demo yang menghambat lalu lintas.

Ayah : Demo tentang apa dan oleh siapa?

Anak 2 : Tidak tahu, Ya. Saya tidak peduli demo macam apa dan oleh siapa.

(Masuk ke kamar, ganti baju, dan keluar lagi).

Ibu : Kau mau kemana lagi, Man?

Anak 2 : Voli, Bu. Ada latihan di stadion.

Ibu : Mendung begitu gelap, kakakmu belum pulang. Carilah dulu!

Anak 2 : Saya sudah terlambat, Bu. Lagi pula Kakak pasti bisa menjaga diri.

Ibu : Hujan akan segera turun. Nanti dia terjebak hujan. Jemputlah dulu!

Anak 2 : Bu, saya sudah berumur 19 tahun. Jadi, saya rasa, Kakak juga sudah dewasa.

Ayah : Man, jangan kasar kepada ibumu!

(Anak 1 mendadak nyelonong masuk dan menghempaskan tubuhnya ke kasur)

Anak 2 : Tuh, Bu, Putri Cinderela sudah kembali ke istana. Saya pergi dulu!

Anak 1 : Reseh, lu!

Anak 1 : Biasalah, Bu, memperjuangkan keadilan.

Ayah : Keadilan macam apa?

Anak 1 : Keadilan bagi rakyat jelata. Sekarang ini, ya, segala kepentingan umum.

Ibu : Kau berurusan dengan polisi?

Anak 1 : Demi keadilan, Bu.

Ibu : Jangan macam-macam kamu, ya,!

Anak 1 : Ibu jangan khawatir. Jangan panik seperti itu!

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer