Bola.com, Jakarta - Kontravensi adalah suatu bentuk hubungan sosial disosiatif yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Sosial disosiatif adalah suatu proses sosial yang mengarah pada pertentangan dan perpecahan atau pertikaian.
Secara singkat, kontravensi adalah proses pertikaian dan perselisihan dalam hidup masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI daring, kontravensi adalah suatu proses persaingan dan pertikaian yang ditandai dengan gejala ketidakpastian mengenai diri pribadi seseorang dan juga perasaan tidak suka yang disembunyikan terhadap kepribadian seseorang.
Kontravensi ditandai dengan gejala-gejala adanya ketakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
Dengan adanya kontravensi maka akan memunculkan dampak positif maupun negatif.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan tentang kontravensi, disadur dari Liputan6, Jumat (20/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Kontravensi
Penyebab kontravensi adalah adanya perbedaan pendirian kalangan tertentu dengan kalangan lain di masyarakat.
Wujud kontravensi dapat berupa sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Selain itu perbedaan kepentingan dan pendapat yang terjadi di antara kalangan masyarakat tertentu juga bisa menimbulkan kontravensi sosial.
Advertisement
Bentuk Kontravensi
Setidaknya terdapat lima bentuk kontravensi, yaitu sebagai berikut:
1. Kontravensi umum, yaitu penolakan keengganan, perlawanan, protes, gangguan, kekerasan, dan mengancam.
2. Kontravensi sederhana, yaitu menyangkal pernyataan orang lain di depan umum, memaki-maki orang lain melalui selebaran, mencerca, dan memfitnah.
3. Kontravensi intensif, yaitu penghasutan, penyebaran desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
4. Kontravensi rahasia, yaitu pengkhianatan, pengingkaran janji, dan menyebarluaskan rahasia pihak lain.
5. Kontravensi taktis, yaitu intimidasi, ancaman, provokasi, mengejutkan lawan, atau taktik yang dijalankan partai-partai politik untuk memenangkan pemilu.
Dampak Kontravensi
Ada berbagai dampak yang diciptakan daam kontravensi ini, yakni dampak postif dan dampak negatif. Berikut ini penjelasan mengenai dampak kontravensi:
1. Dampak Positif Kontravensi
Dampak positif dari adanya kontravensi, umumnya akan yang mendorong berlangsungnya keteraturan sosial dalam masyarakat, antara lain:
- Dalam diskusi ilmiah dan seminar-seminar tentang per masalahan tertentu, umumnya perbedaan pendapat justru diharapkan untuk melihat kelemahan-kelemahan suatu pendapat maka bisa dijumpai pendapat atau pilihan-pilihan dalam proses jalannya ilmiah.
- Memberikan rasa memiliki, sebab dengan adanya kontravensi, perilaku yang berada dalam inividu atau kelompok secara tidak langsung menunjukan kecintaannya terhadap budaya dan kondisi dalam masyarakat.
- Memberikan kesatuan yang kuat (solidaritas), keadaan seperti ini akan terjadi pada kontravensi apabila adanya kesatuan yang diperoleh dalam bentuk kontravensi berkelompok.
- Bisa menjadi dampak pendorong perubahan sosial, dengan adanya kontravensi secara langsung ini akan mengubah kebijakan serta arahan dari pihak-pihak yang bertentangan.
2. Dampak Negatif Kontravensi
Dampak negatif dari adanya kontravensi ini, antara lain:
- Memberikan rasa ketakpercayaan dalam masyarakat, sering kali terjadi dikarenakan adanya kontravensi yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini memberikan rasa kecurigaan antarmasyarakat.
- Mendorong berlangsungnya konflik sosial, yang akhirnya dengan keadaan ini mengakibatkan adanya pertikaian dalam kehidupan bermasyarakat.
- Menghambat proses mobilitasisi masyarakat, proses ini menjadi penting dalam upaya memberikan dorongan kemajuan untuk menjadi kehidupan dalam masyarakat.
Â
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis:Â Ayu Rifka Sitoresmi, Editor: Septika Shidqiyyah. Published: 25/12/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement