Bola.com, Jakarta - Diare merupakan gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar menjadi tiga kali atau lebih dalam sehari, dengan konsistensi tinja sangat lembek atau cair.
Mengalami diare tentu mengganggu. Hal itu karena, selain harus bolak-balik ke kamar mandi, penyakit ini juga turut menyebabkan badan lemas pada penderitanya.
Baca Juga
Advertisement
Maka itu, segera obati diare agar tidak menjadi makin parah dan membuat lemas berkepanjangan.
Di sisi lain, ada beberapa penyebab diare yang perlu kamu ketahui sehingga bisa lebih menghindarinya di kemudian hari.
Dengan mengetahui penyebabnya, kamu bisa langsung mencari tahu mencari tahu cara mengatasinya.
Berikut penyebab badan lemas akibat diare dan ketahui cara menanganinya, seperti disadur dari Klikdokter, Selasa (24/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Badan Lemas Akibat Diare
Mengapa pengidap diare rentan mengalami badan lemas? Berikut ini beberapa alasannya:
Dehidrasi
Dehidrasi atau kurang cairan merupakan satu di antara komplikasi tersering dari diare. Selain badan lemas, dehidrasi ditandai dengan:
- Mulut dan bibir kering
- Mata cekung
- Kehausan
- Buang air kecil lebih jarang
- Air seni terlihat lebih pekat
Jika mengalami dehidrasi akibat diare, kamu dianjurkan untuk mengonsumsi oralit guna menggantikan cairan tubuh yang hilang. Larutan oralit dapat dibeli di toko atau apotek.
Kamu juga dapat membuatnya sendiri dengan mencampurkan setengah sendok teh garam dan 8 sendok teh gula pasir. Lalu, tambahkan satu liter air matang dan aduk hingga merata.
Bila kamu sulit mengonsumsi oralit karena mual, kuah sup ayam bisa menjadi alternatif untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare.
Hipokalemia
Saat diare, tinja keluar bersama dengan air dan elektrolitnya. Maka itu, diare bisa menyebabkan gangguan elektrolit, satu di antaranya hopokalemia atau kadar kalium di bawah normal.
Kalium merupakan elektrolit yang berperan dalam kontraksi otot, usus, dan jantung. Jika kadarnya rendah, kontraksi organ-organ tersebut akan terganggu hingga akhirnya menimbulkan keluhan badan lemas.
Untuk mengatasi hipokalemia, kamu dapat mengonsumsi makanan yang mengandung kalium tinggi, seperti pisang, kentang, bayam, ikan, dan kacang-kacangan.
Namun, bila badan lemas disertai dengan kesulitan menggerakkan tangan dan kaki, atau disertai dengan perut kembung, sebaiknya segera kunjungi rumah sakit terdekat. Gejala-gejala tersebut merupakan gejala hipokalemia berat yang membutuhkan kalium melalui infus.
Hiponatremia
Selain kalium, natrium merupakan satu di antara jenis elektrolit yang dapat berkurang jumlahnya saat diare. Kondisi natrium di bawah nilai normal disebut hipponatremia.
Hiponatremia menimbulkan gejala berupa badan lemas dan lelah, merasa tidak punya energi untuk beraktivitas, sakit kepala, dan terlihat gelisah. Bila hiponatremia yang dialami cukup berat, pengidap akan mengalami penurunan kesadaran dan kejang.
Pengobatan hiponatremia dilakukan dengan memberikan natrium melalui cairan infus di rumah sakit.
Advertisement
Cara Mengatasi Badan Lemas Akibat Diare
Untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya badan lemas akibat diare, berikut langkah-langkah yang perlu kamu lakukan:
- Minum air putih setidaknya 1,5 liter per hari saat diare.
- Konsumsi makanan yang ramah untuk perut selama diare, seperti roti tawar, crackers, pisang, apel, dan kentang.
- Hindari minuman berkafein hingga dua hari setelah diare hilang.
- Konsumsi obat yang mengandung kaolin atau pectin.
- Makanan atau minuman yang mengandung probiotik dapat dikonsumsi untuk mempercepat penyembuhan diare.
Jika diare disertai dengan darah dan lendir atau kram perut yang hebat, segera berobat ke dokter. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi saluran pencernaanmu.
Jangan biarkan badan lemas akibat diare menganggu aktivitasmu. Lakukan tindakan di atas dengan saksama.
Sumber: Klikdokter.com (Published: 8/1/2020)
Yuk, baca artikel penyebab lainnya dengan mengeklik tautan ini.