Bola.com, Jakarta - Ventilator adalah bagian dari teknologi medis yang menyediakan ventilasi mekanis dengan menggerakkan udara yang dapat bernapas masuk dan keluar dari paru-paru, untuk memberikan napas kepada pasien yang secara fisik tidak dapat bernapas sendiri.
Ventilator adalah sebuah mesin yang digunakan untuk membantu atau menunjang pernapasan seseorang.
Baca Juga
Advertisement
Ventilator diaplikasikan guna mendukung fungsi ventilasi dan memperbaiki oksigenasi melalui penggunaan gas dengan konten tinggi oksigen dan tekanan positif.
Jika otak, jantung, hati, ginjal, dan organ lainnya tidak mendapatkan cukup oksigen, mereka tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk itulah ventilator diciptakan guna membantu mendapatkan oksigen yang dibutuhkan agar organ tetap berfungsi.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan tentang ventilator, disadur Merdeka, Rabu (25/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kondisi yang Membutuhkan Ventilator
Orang-orang membutuhkan ventilasi jika mereka mengalami gagal napas. Ketika ini terjadi, mereka tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup dan mungkin juga tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida dengan baik. Ini bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa.
Ada banyak cedera dan kondisi yang dapat menyebabkan gagal napas, termasuk di antaranya cedera kepala, pukulan, penyakit paru-paru, cedera saraf tulang belakang, polio, serangan jantung mendadak, sindrom gangguan pernapasan neonatus, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), radang paru-paru, dan sepsis.
Belakangan, ventilator juga digunakan pada pasien penderita COVID-19 yang mengalami kesulitan bernapas parah, atau yang mengembangkan ARDS. Namun, mengutip Medical News Today, ini hanya terjadi pada pasien yang sakit kritis.
Dokter juga biasa menggunakan ventilator bagi orang yang menjalani operasi dan tidak akan bisa bernapas sendiri karena dibius.
Advertisement
Jenis-Jenis Ventilator
Ventilator umumnya terbagi menjadi empat jenis, yakni ventilator masker wajah, ventilator mekanik, kantong resusitasi manual, dan ventilator trakeostomi.Â
Ventilator masker wajah bersifat noninvasif, sedangkan ventilator mekanis dan trakeostomi bersifat invasif dan bekerja melalui tabung yang dimasukkan dokter melalui lubang di leher yang mengarah ke trakea, atau tenggorokan.
Berikut penjelasan mengenai setiap jenis ventilator tersebut:
1. Ventilator masker wajah
Ventilator masker wajah adalah metode non-invasif untuk mendukung pernapasan dan kadar oksigen seseorang. Untuk menggunakannya, pasien memakai masker yang pas di hidung dan mulut saat udara berembus ke saluran udara dan paru-paru mereka.
Perangkat continuous positive airway pressure (CPAP) dan bi-level positive airway pressure (BiPAP) juga beroperasi melalui masker wajah. Ventilator jenis ini sering digunakan untuk kondisi kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik.
Selain mendukung kadar oksigen, terapi PAP juga dapat membantu mengeluarkan kadar karbon dioksida. Apakah seorang dokter memutuskan untuk menggunakan CPAP atau BiPAP akan tergantung pada kondisi yang mendasari pasiennya.
2. Ventilator mekanik
Ventilator mekanik adalah mesin yang mengambil alih proses pernapasan sepenuhnya. Dokter menggunakan ini ketika pasien tidak dapat bernapas sendiri. Ventilator mekanis bekerja melalui tabung di tenggorokan, memompa udara ke paru-paru dan mengangkut karbon dioksida.
Unit ventilator mengatur tekanan, kelembapan, volume, dan suhu udara, tergantung pada kontrol yang ditempatkan oleh dokter atau terapis pernapasan. Hal ini memungkinkan profesional kesehatan untuk mengontrol tingkat pernapasan dan oksigen pasien.
Jenis-Jenis Ventilator
3. Kantong resusitasi manual
Kantong resusitasi manual adalah peralatan untuk mengontrol aliran udara ventilator dengan tangan atau secara manual. Perangkat ini terdiri dari kantong kosong yang nantinya dapat diremas pasien sendiri untuk memompa udara ke paru-paru.
Tenaga medis dapat memasang satu di antara perangkat ini ke ventilator masker wajah, atau, jika diintubasi, dokter dapat memasangkannya ke tabung di tenggorokan.
Ventilator jenis ini dapat berguna sebagai solusi sementara jika pasien yang menggunakan ventilator mekanis perlu berhenti menggunakannya. Misalnya, jika terjadi pemadaman listrik, mereka dapat menggunakan kantong resusitasi manual sambil menunggu listrik menyala kembali.
4. Ventilator trakeostomi
Pasien yang telah menjalani trakeostomi akan membutuhkan ventilator. Trakeostomi adalah prosedur di mana dokter membuat lubang di tenggorokan dan memasukkan tabung, yang memungkinkan udara mengalir masuk dan keluar.
Hal ini memungkinkan pasien untuk bernapas tanpa menggunakan hidung atau mulut.
Pasien yang telah menjalani trakeostomi juga dapat menerima dukungan ventilator melalui lubang ini. Alih-alih memasukkan ventilator melalui mulut, dokter memasukkannya langsung ke tenggorokan.
Pasien mungkin memerlukan trakeostomi jika mereka membutuhkan ventilasi mekanis untuk jangka waktu yang lama dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk rehabilitasi.
Orang-orang yang umum memerlukan trakeostomi jangka panjang adalah mereka yang memiliki kondisi seperti penyakit paru-paru kronis atau gangguan neuromuskular yang melemahkan otot-otot pernapasan. Beberapa dari pasien ini juga dapat mengelola trakeostomi mereka sendiri di rumah.
Â
Disadur dari: Merdeka.com (Penulis:Â Edelweis Lararenjana. Published: 3/9/2022)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement