Sukses


Contoh-Contoh Mitigasi untuk Berbagai Jenis Bencana Alam

Bola.com, Jakarta - Mitigasi adalah serangkaian kegiatan (upaya, strategi, kebijakan, dan kegiatan lainnya) untuk mengurangi risiko bencana. Itulah mengapa, peran mitigasi dalam menanggulangi suatu bencana sangat penting.

Menurut Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran, dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mitigasi adalah kata benda yang memiliki dua makna tergantung konteks penggunaannya.

Makna pertama, mitigasi adalah upaya menjadikan berkurang kekasaran atau atau kesuburannya (tentang tanah dan sebagainya). Sedangkan makna kedua, mitigasi adalah tindakan mengurangi dampak bencana.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang terletak di lokasi geografis yang rawan bencana alam. Untuk mengurangi risiko bencana tersebut perlu dilakukan kegiatan mitigasi.

Setiap bencana memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berbagai wilayah di negara kita memiliki sistem mitigasi tertentu berdasarkan jenis bencananya. Kegiatan mitigasi bencana mencakup berbagai bidang, khususnya ekonomi, sosial, pendidikan, dan politik.

Bukan sekadar menanggulangi bencana, mitigasi juga sekaligus memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

Berikut ini contoh mitigasi untuk berbagai jenis bencana, dilansir dari Buku Teks Pelajaran Geografi untuk SMA kelas XI terbitan Kemdikbud, Kamis (2/2/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

1. Mitigasi Tsunami

Kegiatan mitigasi bencana tsunami dilakukan untuk dapat meminimalisasi risiko/dampak bencana tsunami. Kegiatan mitigasi bencana tsunami sebagai berikut:

a. Penanaman mangrove (bakau) di sepanjang pantai untuk menghambat gelombang tsunami,

b. Pembekalan pengetahuan terkait data gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Data ini seperti gempa dengan pusat getaran di laut dangkal (0-30 km) hingga laut tengah, kekuatan paling rendah 6,5 SR, dan pola sesar yang turun atau naik,

c. Terdapat sistem peringatan dini tsunami dalam skala regional dan internasional.

d. Pengadaan pemantauan berkala.

e. Sistem pendeteksi tsunami dirancang dua bagian. Pertama jaringan komunikasi dan infrastruktur untuk menyampaikan informasi adanya bahaya tsunami sebagai peringatan dini. Kedua, jaringan sensor pendeteksi tsunami akan terjadi.

3 dari 7 halaman

2. Mitigasi Gunung Berapi

Kegiatan mitigasi bencana letusan gunung berapi dilakukan untuk meminimalisasi risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana letusan gunung berapi sebagai berikut:

a. Pembangunan tanggul untuk menahan lahar agar tidak masuk ke wilayah pemukiman.

b. Pengadaan pemantauan berkala.

c. Pengiriman data pemantauan ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB.

d. Kegiatan tanggap darurat. Tindakan yang dilakukan ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung api yaitu melakukan pemeriksaan berkala dan terpadu, mengevaluasi laporan dan data aktivitas vulkanik, mengirimkan tim lokasi, dan membentuk tim tanggap darurat.

e. Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi.

f. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode geologi, geofisika, dan geokimia.

g. Sosialisasi, yang dilakukan pada pemerintah daerah dan masyarakat.

4 dari 7 halaman

3. Mitigasi Gempa Bumi

Kegiatan mitigasi bencana gempa bumi dilakukan untuk meminimalisasi risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana gempa bumi sebagai berikut:

a. Identifikasi sumber bahaya dan ancaman bencana.

b. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa).

c. Memahami lokasi bangunan tempat tinggal dan menempatkan perabotan pada tempat yang proporsional.

d. Menyiapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dan lain-lain.

e. Memeriksa penggunaan listrik dan gas.

f. Mencatat nomor telepon penting dalam penanganan kebencanaan gempa bumi.

g. Memahami jalur evakuasi dan mengikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa.

h. Pemantauan penggunaan teknologi yang dilakukan secara tiba-tiba.

5 dari 7 halaman

4. Mitigasi Tanah Longsor

Kegiatan mitigasi bencana tanah longsor dilakukan untuk meminimalisasi risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana tanah longsor sebagai berikut:

a. Menghindari daerah rawan bencana longsor untuk membangun permukiman.

b. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.

c. Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat.

d. Melakukan penghijauan dengan tanaman berakar dalam.

e. Mendirikan bangunan berpondasi kuat.

f. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk.

g. Melakukan relokasi permukiman, gedung, fasilitas umum, atau lainnya di daerah yang berpotensi terjadi tanah longsor (dalam beberapa kasus).

6 dari 7 halaman

5. Mitigasi Banjir

Kegiatan mitigasi bencana banjir dilakukan untuk dapat meminimalisasi risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana banjir sebagai berikut:

a. Pembangunan waduk untuk mencegah terjadinya banjir.

b. Pembangunan tanggul untuk menghindari banjir.

c. Penataan daerah aliran sungai.

d. Penghijauan (reboisasi) daerah hulu, tengah, dan hilir sungai.

e. Pembangunan sistem peringatan dan pemantauan.

f. Sepanjang bantaran sungai tidak dijadikan lahan pembangunan.

g. Pembersihan sampah dan pengerukan endapan sungai dilakukan secara berkala.

7 dari 7 halaman

6. Mitigasi Kekeringan

Kegiatan mitigasi bencana kekeringan dilakukan untuk dapat meminimalisasi risiko/dampak bencana. Kegiatan mitigasi bencana kekeringan sebagai berikut:

a. Pembangunan waduk untuk mencegah terjadinya defisit air di musim kemarau.

b. Reboisasi hutan untuk mencegah terjadinya kekeringan.

c. Penghijauan di area permukiman warga maupun di jalan besar.

d. Pemantauan penggunaan teknologi.

e. Membangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi.

f. Memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air.

g. Melakukan sosialisasi untuk penghematan air.

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer