Bola.com, Jakarta - Siklus air menggambarkan bagaimana air berputar melalui daratan, lautan, dan atmosfer. Air selalu ada di ketiga tempat tersebut, dan hadir dalam berbagai bentuk, seperti danau, sungai, lapisan es, hingga laut.
Siklus air memiliki beberapa proses, yang menunjukkan bagaimana air menguap dari permukaan bumi, naik ke atmosfer, mendingin, dan mengembun menjadi hujan atau salju di awan, dan jatuh lagi ke permukaan sebagai presipitasi.
Baca Juga
Advertisement
Dalam siklus air, terdapat beberapa tahapan yang terus berlangsung hingga saat ini. Infiltrasi adalah satu di antara tahap dalam siklus air ini.
Infiltrasi adalah proses di mana curah hujan atau air meresap ke dalam tanah di bawah permukaan, diserap oleh tanah dan bergerak di dalam tanah melalui ruang pori dan retakan ke dalam batuan. Sebagian besar air yang dari salju yang mencair dan hujan akhirnya mengalami infiltrasi ini.
Proses infiltrasi biasanya terjadi di atas permukaan tanah, meski juga dapat berlanjut ke bawah menuju muka air tanah. Tingkat penyerapan air tergantung pada jenis tanah, tingkat pra-jenuh, topografi tanah dan jumlah vegetasi daerah tersebut.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang infiltrasi, disadur dari Merdeka, Jumat (3/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pentingnya Infiltrasi
Tanah adalah kolam yang menyimpan air untuk pertumbuhan tanaman. Infiltrasi adalah proses penting yang akan mengisi ulang air di dalamnya. Laju infiltrasi dapat dibatasi oleh pengelolaan tanah yang buruk.
Tanah yang dalam kondisi buruk membuat air tidak memungkinkan untuk masuk ke tanah, dan mengalir ke bawah lereng sebagai limpasan.
Limpasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan penyimpanan air yang buruk di tanah bagi tanaman untuk tumbuh. Hal ini juga dapat menyebabkan erosi tanah, yang membawa sedimen, bahan organik dan nutrisi dari tanah ke aliran air, danau, dan sungai.
Advertisement
Tahapan Siklus Air
Selain memahami infiltrasi adalah, masih ada beberapa tahapan siklus air yang juga perlu diketahui, yaitu:
Evaporasi
Ini adalah proses di mana air berubah dari bentuk cair menjadi uap. Penguapan membutuhkan sejumlah besar energi. Energi ini diubah menjadi panas laten, yaitu panas yang dibutuhkan untuk mengubah cairan menjadi uap tanpa perubahan suhu.
Ketika molekul cair bertabrakan, mereka mentransfer energi di antara mereka sendiri tergantung pada bagaimana mereka bertabrakan. Setelah menyerap energi yang cukup, molekul permukaan mengatasi tekanan uap dan memasuki atmosfer sebagai gas yang siap untuk didinginkan.
Transpirasi
Tahap ini melibatkan pergerakan uap air melalui tanaman hijau dari akarnya ke lubang kecil di bawah daun, di mana ia diubah menjadi uap dan kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Transpirasi pada dasarnya melibatkan proses gutasi, yaitu pengeluaran air dalam bentuk cair dari daun atau batang tanaman, khususnya melalui stomata air.
Tingkat transpirasi berubah tergantung pada kondisi iklim seperti kelembapan, suhu, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan angin. Tahapan ini akan lebih tinggi selama periode kering dan dapat menyebabkan hilangnya air di zona atas tanah.
Â
Tahapan Siklus Air
Kondensasi
Uap di atmosfer berubah dari gas menjadi cair dalam proses yang disebut kondensasi. Fenomena ini pada dasarnya terjadi ketika uap hangat bertemu dengan permukaan yang dingin. Hal ini kemudian mengubah uap menjadi tetesan air.
Kondensasi penting untuk siklus air karena membantu pembentukan awan menggunakan uap air di udara. Perubahan keadaan ini terjadi karena pergerakan molekul air.
Selama fenomena ini, molekul air mengatur diri mereka sendiri secara sistematis sehingga memungkinkan panas dipancarkan ke atmosfer. Pendinginan kemudian terjadi. Ini umumnya terjadi ketika udara hangat di atmosfer naik dan mendingin.
Presipitasi
Ini adalah proses yang terjadi ketika semua dan setiap partikel air jatuh dari atmosfer ke tanah. Itu terjadi dalam dua sub-proses, yaitu koalesensi dan kristal es.
Intersepsi
Tanaman sering mengubah distribusi dan intensitas curah hujan yang jatuh melalui daun dan kayunya. Efek paling umum yang dimiliki tanaman pada penurunan curah hujan adalah intersepsi.
Secara teknis, intersepsi dapat digambarkan sebagai penangkapan presipitat yang jatuh ke arah vegetasi dan kembalinya ke udara melalui sublimasi dan evaporasi.
Besarnya presipitat yang dapat ditangkap tergantung pada jenis daun, kecepatan angin, suhu, arsitektur tajuk, kelembapan, dan radiasi yang tersedia. Setelah itu, proses infiltrasi adalah tahap siklus air berikutnya.
Â
Disadur dari:Â Merdeka.com (Penulis: Andre Kurniawan, Published: 5/7/2022)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement