Bola.com, Jakarta - Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat. Dengan adanya penyesuaian unsur-unsur yang berbeda tersebut akan tercipta sebuah kesatuan.
Adapun unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman. Maka itu, penting melakukan integrasi sosial agar tercipta persatuan dan kesatuan antar bangsa.
Jadi, integrasi sosial dapat dipandang sebagai suatu elemen yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik sosial pada masyarakat.
Bagi kamu yang ingin mengerti lebih dalam tentang integrasi sosial, bisa membaca dan memahami pengertian syarat, bentuk hingga contohnya.
Berikut ini rangkuman tentang syarat integrasi sosial, bentuk, proses, hingga contohnya, dilansir dari Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VIII terbitan Kemdikbud, Rabu (8/2/2023)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Syarat Terjadinya Integrasi Sosial
Syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, yaitu sebagai berikut:
1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma.
3. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Advertisement
Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
1. Integrasi normatif
Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Integrasi fungsional
Integrasi fungsional adalah integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.
Contoh: Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing; suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
3. Integrasi koersif
Integrasi koersif adalah integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/mencerna integrasi.
Proses Integrasi Sosial
1. Asimilasi
Asimilasi adalah bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
Advertisement
Faktor yang Memengaruhi Cepat atau Lambatnya Proses Integrasi
1. Homogenitas kelompok.
Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah, integrasi sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
2. Besar kecilnya kelompok.
Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota.
3. Mobilitas geografis.
Makin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, makin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4. Efektivitas komunikasi.
Makin efektif komunikasi, makin cepat pula integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
• Toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
• Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
• Sikap positif terhadap kebudayaan lain.
• Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
• Kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
• Perkawinan campur (amalgamasi).
• Musuh bersama dari luar.
Â
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement