Bola.com, Jakarta - Voli merupakan satu di antara cabang olahraga bola besar. Voli adalah cabang olahraga yang dimainkan secara beregu, dengan masing-masing tim terdiri dari enam orang pemain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, voli adalah bola yang terbang atau melayang sebelum menyentuh tanah (seperti dalam bola voli atau tenis).
Baca Juga
Advertisement
Praktiknya, pemain bola voli harus melambungkan bola dengan melakukan passing dan melewati net tidak lebih dari tiga kali sentuhan.
Pemenang dalam permainan bolavoli adalah regu pertama yang berhasil memperoleh angka 25 atau harus berselisih 2 angka antar setiap regu.
Di Indonesia, permainan bola voli menjadi satu di antara cabang olahraga yang digemari berbagai lapisan masyarakat, mulai anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan.
Baik di kampung, desa, hingga kota tidak sulit dijumpai lapangan voli, meski mungkin terkesan ala kadarnya. Hal ini menunjukkan voli menjadi olahraga kegemaran untuk dimainkan.
Untuk menambah ilmu atau wawasan tentang permainan bola voli, penting mengetahui sejarahnya. Bagaimana sejarah permainan bola voli?
Berikut ini sejarah singkat permainan bola voli yang penting untuk diketahui, dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Rabu (15/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Permainan Bola Voli
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan tahun 1895 di Massachuset. Awal mulanya dia menciptakan permainan bernama Mintonette untuk menggantikan permainan bola basket yang dianggap melelahkan.
Jumlah pemain mintonette tidak ditentukan. Pada 1896, nama permainan ini diubah oleh Alfred T. Halstead menjadi bola voli. Dinamakan bola voli karena ciri khas permainan ini adalah melambungkan bola sebelum bola menyentuh tanah (volleying).
Dalam sebuah catatan sejarah permianan bola voli berasal dari negara Amerika Serikat, khususnya daerah Hoyloke, Massachusetts.
Perubahan nama permainan Mintonette menjadi bola voli atau volleyball terjadi pada 1896 saat demonstrasi pertandingan pertama di Internationa YMCA Training School.
Morgan menjelaskan bahwa permainan ini dapat dimainkan di dalam atau luar ruangan oleh banyak pemain (Romadecade, 2019).
Saat itu, belum ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar. Sasaran dari permainan ini adalah untuk mempertahankan bola dan bergerak melewati net yang tinggi ke wilayah lawan.
Tidak seperti permainan lain, permainan bola voli tidak memiliki batasan waktu. Dalam permainan ini, pemenang adalah tim atau regu yang terlebih dahulu mengumpulkan poin atau angka hingga 25 (selisih 2 poin dengan lawannya) yang disebut juga dengan rally point.
Penentuan tim pemenang menggunakan sistem two winning set atau three winning set.
Advertisement
Manfaat Permainan Bola Voli
Bermain bola voli memiliki manfaat yang banyak bagi diri seseorang. Selain mendapatkan manfaat secara fisik, tetapi juga secara sosial dan psikologis.
Perkembangan life skill ini dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat digunakan untuk menghadapi kebutuhan dan tantangan kehidupannya sesuai dengan manfaat life skill (Rohmanasari, Ma’mun, & Muhtar, 2018).
Pemahaman dan nilai tanggung jawab dalam permainan bola voli telah menunjukkan bahwa pendekatan bermain dapat meningkatkan pemahaman dan tanggung jawab (Handika & Slamet, 2017).
Olahraga beregu selalu membutuhkan kekompakan dan tanggung jawab antarpemain agar menjadi lebih baik saat bermain.
Dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar bola voli serta dapat digunakan untuk mencari calon atlet. Selain itu, dapat digunakan sebagai metode dalam pelatihan bola voli (Sanur, 2016).
Masih banyak manfaat yang didapatkan dari bermain bola voli. Selain untuk menjaga kebugaran fisik, permainan bola voli juga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membakar kalori dan lemak.
2. Badan lebih terbentuk.
3. Meningkatkan metabolisme tubuh.
4. Koordinasi tangan dan mata lebih baik.
5. Melatih ketangkasan dan keseimbangan tubuh.
6. Keterampilan interpersonal terasah.
7. Meningkatkan percaya diri.
Â
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel seputar sejarah lainnya dengan mengeklik tautan ini.