Bola.com, Jakarta - Argumen adalah pernyataan yang dapat digunakan untuk mendukung sebuah sudut pandang.
Berargumen tidak selalu berarti menyerang atau mengkritik seseorang. Terkadang seseorang disangka memberikan argumen, padahal mereka hanya memberikan pernyataan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumen adalah alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Memberikan argumen berarti memberikan seperangkat premis sebagai alasan untuk menerima kesimpulan.
Kamu dapat menganggap premis argumen sebagai alasan yang diberikan untuk mendukung suatu pandangan, yang diungkapkan dalam kesimpulan argumen.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang argumen, disadur dari Liputan6, Jumat (17/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komponen Utama Argumen
Aspek lain dari memahami argumen adalah mengetahui komponen utamanya. Argumen dapat dipecah menjadi tiga komponen utama, yakni premis, inferensi, dan kesimpulan.
Premis adalah pernyataan dari (asumsi) fakta yang seharusnya menjelaskan alasan dan/atau bukti untuk memercayai suatu klaim (inferensi).
Klaim adalah apa yang kamu selesaikan di akhir argumen. Jika argumennya sederhana, kamu mungkin hanya memiliki beberapa premis dan kesimpulan.
Kesimpulan adalah bagian penalaran dari sebuah argumen. Kesimpulan adalah jenis inferensi, tetapi selalu merupakan inferensi akhir.
Advertisement
Bagaimana Sebuah Argumen bisa Berhasil
Sebuah pernyataan tidak semata-mata disebut argumen tidak peduli seberapa sering seseorang mengulangi pernyataan tersebut.
Dilansir dari ThoughtCo, untuk membuat argumen, orang yang membuat klaim harus menawarkan pernyataan lebih lanjut yang setidaknya secara teori, mendukung klaim tersebut.
Jika klaim didukung, argumen tersebut berhasil; jika klaim tidak didukung, argumen gagal. Ini adalah tujuan dari sebuah argumen: untuk menawarkan alasan dan bukti.
Argumen memiliki tujuan menetapkan nilai kebenaran dari sebuah proposisi. Ini dapat berarti menetapkan bahwa proposisi itu benar atau menetapkan bahwa proposisi itu salah.
Contoh Argumen
Ada beberapa contoh sederhana memahami argumen. Berikut contoh argumen:
1. Jika kamu ingin mencari pekerjaan yang bagus, kamu harus bekerja keras.
2. Kamu benar-benar ingin mencari pekerjaan yang bagus.
3. Jadi kamu harus bekerja keras.
Kalimat pertama dan kedua di sini adalah premis argumen, dan kalimat ketiga adalah kesimpulan. Memberikan argumen ini berarti menawarkan premis sebagai alasan untuk menerima kesimpulan.
Dilansir dari ThoughtCo, contoh penjabaran argumen adalah:
1. Dokter mendapatkan banyak uang. (premis)
2. Saya ingin menghasilkan banyak uang. (premis)
3. Saya harus menjadi seorang dokter. (kesimpulan)
Biasanya, argumen akan cukup rumit untuk membutuhkan kesimpulan yang menghubungkan premis dengan kesimpulan akhir. Contoh:
1. Dokter mendapatkan banyak uang. (premis)
2. Dengan uang yang banyak, seseorang dapat melakukan banyak perjalanan. (premis)
3. Dokter bisa bepergian. (kesimpulan, dari 1 dan 2)
4. Saya ingin banyak bepergian. (premis)
5. Saya harus menjadi seorang dokter. (dari 3 dan 4)
Di sini dapat dilihat dua jenis klaim berbeda yang dapat terjadi dalam sebuah argumen. Yang pertama adalah klaim faktual, dan ini dimaksudkan untuk menawarkan bukti.
Dua premis pertama di atas adalah klaim faktual dan biasanya, tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk itu - baik klaim itu benar atau tidak.
Â
Disadur: Liputan6.com (Penulis:Â Anugerah Ayu Sendari, Editor: Rizky Mandasari. Published: 10/10/2020)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement