Bola.com, Jakarta - Atletik adalah suatu cabang olahraga tertua di dunia. Itulah mengapa, atletik sering dianggap sebagai induk dari semua cabang olahraga.
Kata atletik berasal dari kata Yunani yaitu "Atlon", yang berarti pertandingan atau perjuangan. Kemudian menurut ensiklopedi Indonesia, atletik berarti pertandingan dan olahraga pada atletik.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, atletik adalah cabang olahraga (terutama yang dilakukan di luar dan memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan), terdiri atas nomor-nomor lari, jalan, lompat, dan lempar.
Atletik telah menjadi olahraga paling internasional, dengan hampir setiap negara di dunia terlibat dalam beberapa bentuk kompetisi ini.
Sebelum mengenal lebih dalam tentang atletik, penting untuk diketahui sejarahnya, baik di Indonesia maupun dunia. Bagaimana sejarah adanya olahraga atletik?
Berikut ini sejarah olahraga atletik di Indonesia dan dunia yang perlu diketahui, dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Senin (20/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Atletik di Indonesia
Di Indonesia, atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri ini. Meski demikian, atletik tidak dikenal secara luas.
Adapun yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanya sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itu pun sekadar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani.
Organisasi atletik kali pertama didirikan di Indonesia pada zaman Belanda adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie, yang disingkat NIAU, yang dalam bahasa Indonesia berarti "Perserikatan Atletik Hindia Belanda", yang didirikan pada 1917.
Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada, tetapi usaha untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU hanya dapat terlaksana di beberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Medan.
Pada zaman itu tiap tahun diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta yang penyelenggaraannya bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta Fair sekarang) pada akhir bulan Agustus atau awal September.
Atlet yang menonjol prestasinya pada zaman penjajahan Belanda itu antara lain Mohammad Noerbambang, pelari 100 m yang konon pernah mencapai 10,8 detik, dan Harun Alrasyid, pelompat tinggi yang pernah melewati mistar mencapai 1,80 m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m.
Advertisement
Sejarah Atletik di Indonesia
Lanjutan . . .
Pada zaman pendudukan Jepang, selama tiga setengah tahun mulai awal 1942 sampai Agustus 1945, keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan.
Semua pelajar mahasiswa melalui siaran radio yang dikenal dengan 22 nama Radio Taiso menyelenggarakan latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga, termasuk senam dan atletik.
Atletik mendapat perhatian yang cukup baik. Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-pertandingan olahraga dengan atletik sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antarkelas, antarsekolah atau antarkota.
Pada 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar sekolah menengah Bandung, Yogya, dan Solo.
Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung), dari Yogya GASEMMA (Gabungan Sekolah Menengah Mataram ), dan dari Solo GASEMBO (Gabungan Sekolah Menengah Solo).
Perlombaan atletik untuk umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban adalah yang paling sering diperlombakan. Dalam bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini tampak ada kemajuan.
Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan di beberapa kota besar, antara lain IKADA (Ikatan Atletik Djakarta), GABA (Gabungan Atletik Bandung), IKASO (Ikatan Atletik Solo) IPAS (Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya) dan lain-lain.
Pada 1949 oleh ISI (Ikatan Sport Indonesia) diselenggarakan pekan olahraga di lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa.
Atlet-atlet yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain Soetantio (pelari 100 m yang mencapai 11,00 detik), Soetrisno (atlet pancalomba), dan Bram Matulessi (pelempar Lembing).
Sejarah Atletik di Dunia
Atletik berasal dari kata Yunani, yaitu "atlon", yang berarti pertandingan atau perjuangan. Atletik menurut Ensiklopedi Indonesia berarti pertandingan dan olahraga pada atletik. Atletik yaitu suatu cabang olahraga mempertandingkan lari, lompat, jalan, dan lempar.
Olahraga Atletik mula-mula di populerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang terkenal sekarang sudah lain daripada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu.
Meski begitu, dasarnya tetap sama yaitu berjalan, lari, lompat, dan lempar. Lantaran mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang olahraga. Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari.
Pada zaman primitif, penting artinya untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang liar, diperlukan ketangkasan, kecepatan, dan kekuatan.
Pandangan hidup pada zaman itu adalah yang kuat, yang berkuasa, sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri mereka harus berlatih jasmani. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah latihan jasmani.
Istilah atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain "Athletic" (bahasa Inggris), "Ateletique" (bahasa Prancis), "Atletiek" (bahasa Belanda), "Athletik" (bahasa Jerman).
Untuk dapat memahami pengertian tentang atletik, tidaklah lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya sebagai satu di antara cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern ini.
Memahami sejarah tidak hanya sekadar untuk pengertian dan pengetahuan, tetapi mengetahui dan mengikuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan zaman sekarang.
Dengan mengetahui kejadian-kejadian pada masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-langkah di masa yang akan datang.
Advertisement
Sejarah Atletik di Dunia
Berdirinya Organisasi Atletik
Awal abad ke-19 merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas, termasuk berkembangnya olahraga atletik. Perkumpulan-perkumpulan atletik mulai dibentuk. Perlombaan-perlombaan atletik banyak diselenggarakan.
Di Inggris, pada 1817, didirikan perkumpulan atletik yang pertama oleh Captain Mason dengan nama Necton Guild. Pada 1834, syarat minimum untuk mengikuti perlombaan ditetapkan oleh badan/komite, misalnya syarat minimum untuk lari 440 yards = 60 detik, l lari 1 mil = 5 menit.
Pada 1855 untuk kali pertama diterbitkan buku mengenai lari cepat (sprint) Inggris menyelenggarakan perlombaan antarnegara di Eropa, terutama antara Inggris dengan Prancis.
Kemudian pada 1860 perkumpulan atletik yang pertama di Amerika Serikat didirikan di San Fransisco dengan nama Olympic Club. Kejuaraan atletik di Amerika Serikat baru diselenggarakan pada 1868 oleh New York Athletic Club.
Setelah itu sering diadakan perlombaan-perlombaan atletik antara Amerika Serikat dengan negara-negara Eropa. Persatuan atletik yang menghimpun perkumpulan-pekumpulan atletik mulai dibentuk.
• 1880 di Inggris berdiri British Amateur Athletic Board.
• 1887 di New Zealand berdiri New Zealand Amateur Athletic Association.
• 1899 di Belgia berdiri Ligue Royale d'Athletime dan di Canada Track and Field Association.
• 1885 di Afrika selatan berdiri South African Amateur Athletic Union dan Swedia berdiri Svenska Fri-Idrotts Forbunder.
• 1896 di Norwegia berdiri Norges Fri-Idrettsfor-bund.
• 1897 di Australia berdiri The Amateur Athletic Union of Australia, di Czechoslovikia berdiri Ceskoslovensky Athleticky Svanz, di Yunani berdiri Association Haenengue d'Athletikai Szovetse.
• 1911 di Belanda berdiri Koninklijke Nederlandeseh Athleriek Unie
Sejarah Atletik di Dunia
Sampai saat ini tidak kurang dari 170 negara telah membentuk organisasi atletik yang menjadi induk perkumpulan-perkumpulan atletik di setiap negara.
Perlombaan atletik telah seringdiselenggarakan, demikian pula perlombaan antarnegara, tetapi belum ada peraturan perlombaan yang seragam sehingga sering timbul perselisihan paham dalam menentukan pemenang.
Baru pada 17 Juli 1912, tiga hari setelah selesainya perlombaan atletik pada olimpiade Modern V di Stockholm, tokoh-tokoh atletik dari 17 negara mengikuti olimpiade.
Adapun 17 negara tersebut ialah Amerika Serikat, Australia, Austria, Belgia, Canada, Chili, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis, Rusia, Swedia dan Yunani.
Negara-negara tersebut kemudian berdiskusi untuk membentuk suatu badan internasional atletik yang membuat peraturan-peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap.
Badan tersebut didirikan dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF), sebagai ketua adalah J. Sigfrit Edstrom dengan sekretaris Jendral merangkap Bendahara (Honorary Secretary-Treasurer) adalah Kristian Henstrom, keduanya dari Swedia.
Peraturan teknis untuk perlombaan internasional yang pertama disahkan pada kongres ketiga tahun 1914 di Lyon, Prancis. Sejak terbentuknya IAAF ini penyelenggaraan perlombaan-perlombaan atletik makin baik, terutama dalam segi pengorganisasian.
Â
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel seputar atletik lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement