Bola.com, Jakarta - Tenis meja atau biasa disebut dengan pingpong merupakan satu di antara jenis olahraga yang cukup digemari masyarakat Indonesia.
Olahraga tenis meja kerap kali diperlombakan dalam acara kemerdekaan, ajang kejuaraan tingkat nasional hingga perhelatan Olimpiade.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, tenis meja adalah permainan dengan menggunakan bola kecil yang dinamai pingpong serta pemukul berupa bet yang dilapisi karet dan sebuah meja yang dirancang khusus sebagai area permainan.
Tenis meja dapat dimainkan dengan mudah, tidak membutuhkan tempat yang luas, bahkan bisa dimainkan dalam ruangan.
Tenis meja dapat dimainkan oleh dua orang pemain secara tunggal atau dua pasang pemain secara ganda.
Namun, ketika ingin memainkan olahraga ini, kamu memerlukan beberapa peralatan khusus yang terdiri dari meja, alat pemukul atau bet, dan bola pingpong.
Itulah sedikit gambaran secara umum apa itu tenis meja. Setelah mengetahui pengertian dari tenis meja, kamu perlu mempelajari juga sejarahnya. Bagaimana sejarah atau asal-usul tenis meja?
Berikut ini rangkuman mengenai sejarah tenis meja yang bisa menambah wawasanmu, dilansir dari laman Salamadian dan Materiolahraga, Selasa (21/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Tenis Meja secara Umum
Olahraga tenis meja sudah dikenal di Inggris sejak abad ke-19. Ketika itu, tenis meja dikenal dengan sebutan pingpong, gossima, atau whiff whoff.
Nama pingpong pun dipakai hampir di seluruh negara. Bahkan, sampai sebuah perusahaan asal Inggris, J. Jaques and Son, Ltd., menjadikannya merek dagang pada 1901.
Sejak itu, pingpong hanya digunakan jika permainan menggunakan peralatan dari Jaques, sedangkan perusahaan lain menamakannya table tennis. Pada masa itu, tenis meja menjadi permainan di kalangan kelas atas dan sering dimainkan dalam ruangan setelah makan malam.
Pada mulanya, peralatan yang digunakan berupa meja, sebaris buku yang disusun di tengah meja sebagai net, bola golf, dan dua buah buku sebagai pemukul bola. Namun, pada 1901, seorang pencinta tenis meja, James W. Gibb, berhasil menemukan bola seluloid.
Pada tahun yang sama, E.C. Goode membuat bet versi modern dengan cara memasang selembar lapisan karet yang berbintik-bintik pada papan kayu yang permukaannya dihaluskan.
Inggris mendirikan Table Tennis Association (TTA) pada 1921, diikuti berdirinya International Table Tennis Federation (ITTF) pada 1926, dan USA Table Tennis (USAT) pada 1933. Kejuaraan tenis meja yang pertama kali diadakan di London, Inggris, pada 1926.
Pada 1950, sebuah perusahaan alat olahraga di Inggris, S.W. Hancock, Ltd., memperkenalkan bet baru. Kayu berlapis karet disatukan dengan lapisan spons di bagian dasarnya sehingga menyebabkan tingkat kecepatan dan perputaran bola menjadi tinggi.
Advertisement
Sejarah Tenis Meja di Indonesia
Olahraga tenis meja mulai dikenal di Indonesia tahun 1930. Saat itu, olahraga ini hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagai permainan rekreasi.
Hanya golongan tertentu dari pribumi saja yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.
Sebelum Perang Dunia II terjadi, tepatnya pada 1939, tokoh-tokoh tenis meja mendirikan organisasi yang disingkat PPPSI atau Persatuan PingPong Seluruh Indonesia.
Kemudian, pada 1958 dalam kongres di Surakarta, PPPSI berganti nama menjadi PTMSI atau Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia.
Pada 1960, PTMSI menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA atau Table Tennis Federation of Asia.
Perkembangan tenis meja di Indonesia bisa dikatakan pesat. Hal ini dapat dilihat dari makin banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang didirikan, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang telah dipertandingkan, seperti PON, PORDA, POMDA, POSENI pada tingkat SD, SLTP, dan SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggaran oleh instansi pemerintah atau swasta dan lan-lain.
Pada 1961, Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF atau International Table Tenis Federation. Sejak saat itu Indonesia selalu diundang dalam kejuaraan-kejuaraan resmi.
Selain kegiatan-kegiatan pertandingan itu, hal lain yang perlu diingat dalam perkembangan tenis meja di Indonesia adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal 1983, yang diselenggarakan setiap tiga bulan sekali.
Kemudian ada juga Silaturna yang kegiatannya dimulai sejak tahun 1986, yang diselenggarakan setiap enam bulan sekali.
Â
Sumber: Salamadian, Materiolahraga
Yuk, baca artikel sejarah lainnya dengan mengeklik tautan ini.