Bola.com, Jakarta - Cabang olahraga anggar di Indonesia tidak sepopuler olahraga bulu tangkis, sepak bola, bola voli, ataupun basket. Pasalnya, anggar terbilang "olahraga orang kaya" sehingga kebanyakan orang kesulitan untuk memainkannya, terutama dari segi perlengkapannya.
Meski begitu, tak ada salahnya mengetahui apa itu olahraga anggar.Â
Baca Juga
Advertisement
Secara umum, anggar merupakan satu di antara cabang olahraga bela diri menggunakan senjata berupa pedang. Istilah senjata berupa pedang yang digunakan anggar disebut epee.
Olahraga anggar bisa dibilang cukup berbahaya karena teknik permainannya dilakukan dengan menusukkan, menangkis, dan memotong ke arah lawan. Tentu saja diperlukan kelincahan tangan dan gerakan tubuh untuk menghindarinya.
Namun, olahraga ini dapat dinikmati oleh siapa pun dari segala usia dan jenis kelamin.
Itulah sedikit gambaran secara umum tentang olahraga anggar. Setelah mengetahui pengertian dari anggar, kamu perlu mempelajari juga sejarahnya.
Berikut ini rangkuman mengenai pengertian beserta sejarah olahraga anggar, yang menarik diketahui, dilansir dari laman koni-kotabandung.or.id dan Penjasorkes, Kamis (23/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Olahraga Anggar secara Umum
Jika dilihat dari sejarah, kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Prancis "en garde" yang berarti bersiap. Kata "en garde" digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah bersiap kepada pemain.
Adapula pengertian olahraga anggar, yaitu seni bela diri yang cenderung memiliki kemampuan teknik menangkis, memarang, atau menusuk menggunakan senjata.
Ada beberapa jenis senjata olahraga anggar seperti foil (floret), epee (degen) dan sabre (sabel). Kemudian ada pula pakaian anggar yang digunakan seperti sarung tangan, masker, baju pemain dari meta (untuk pemain foil atau epee), serta baju jaket berwarna putih dengan bahan yang kuat.
Olahraga ini kali pertama dipertandingkan dalam Olimpiade 1896. Anggar telah digunakan oleh masing-masing bangsa sebelum adanya senjata modern atau lebih tepatnya pada zaman purbakala.
Anggar berguna untuk menyerang atau menangkis serangan sehingga bertujuan untuk membela diri. Senjata anggar kali pertama ditemukan dalam makam Seragon yang umurnya menurut perkiraan sekitar 5000 tahun, di mana bentuknya sebilah pedang pendek dari bahan tembaga.
Seragon ialah raja Kerajaan Purba pertama yang bertempat di sekitar sungai Euphrat Mesopotamia. Berdasarkan pahatan lama, permainan anggar ini telah mahir dikuasai oleh bangsa Yunani, China Kuno, dan Mesir menggunakan cara lama sejak 3000 tahun lalu.
Setelah itu pada abad pertengahan, olahraga ini menggunakan senjata anggar yang berupa degen atau epee untuk melakukan pertandingan atau perang tanding sebagai bentuk mengadu kekuatan antarkaum bangsawan.
Advertisement
Sejarah Olahraga Anggar di Indonesia
Olahraga anggar masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Saat itu terdapat dua macam tujuan permainan anggar, yaitu untuk berkelahi dan olahraga.
Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.
Tokoh-tokoh militer Indonesia yang mempunyai keahlian bermain anggar pada waktu itu antara lain adalah Drs. Singgih, Soeparman, Maryono, Setu, Warsimin, Paimin Salekan, Atmo Soewirjo, J. Sengkey, Suratman, Mantiri, C.H. Kuron, Mangangantung, dan Soekarno.
Dalam masa perang kemerdekaan, banyak guru anggar yang berasal dari mantan instruktur militer Belanda yang menjadi instruktur di Akademi Militer Yogyakarta. Mereka mengajarkan cara bermain anggar, baik untuk olahraga maupun berkelahi dengan menggunakan sangkur.
Olahraga anggar mulai diperkenalkan serta diekshibisikan dalam Pekan Olahraga Nasional pertama yang diselenggarakan pada tahun 1948 di Solo.
Setelah itu, olahraga anggar mulai tersebar keseluruh Tanah Air dan mendirikan perkumpulan-perkumpulan anggar di beberapa daerah seperti di Sumatra Utara, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan di Sulawesi Selatan.
Lembaga yang menaungi olahraga ini di Indonesia adalah Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi).
Â
Sumber: koni-kotabandung.or.id, Penjasorkes
Dapatkan artikel sejarah berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.