Bola.com, Jakarta - Sindrom tourette adalah gangguan neurologis yang memengaruhi otak dan saraf, di mana membuat pengidapnya melakukan 'tic'. Tic merupakan gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali atau terjadi secara spontan.
Pada kasus lain, pengidap sindrom tourette bisa mengumpat atau melontarkan kata-kata kotor dengan tidak sengaja. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan "swearing disease".
Advertisement
Pengidap sindrom tourette tidak dapat mengontrol atau mencegah tic, dan hal ini bersifat kambuhan.
Mayoritas pengidap sindrom tourette terjadi dari anak-anak berusia 2-15 tahun. Kondisi ini lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti dari sindrom tourette. Selain itu, obat untuk kondisi tersebut masih belum ada, tetapi tersedia sejumlah perawatan untuk meringankan gejala.
Banyak orang yang mengidap sindrom tourette tidak memerlukan pengobatan ketika gejalanya tidak mengganggu. Biasanya akan berkurang atau menjadi terkontrol setelah masa remaja.
Itulah sedikit gambaran secara umum tentang sindrom tourette. Setelah mengetahui pengertian dari sindrom tourette, kamu perlu mengetahui juga gejala, penyebab, komplikasi, hingga diagnosisnya.
Berikut ini rangkuman mengenai sindrom tourette yang penting diketahui, dilansir dariĀ Healthline dan Mayoclinic, Selasa (28/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gejala Sindrom Tourette
Gejala umum sindrom tourette adalah gerakan berulang yang di luar kendali atau dikenal dengan sebutan 'tic'. Tic dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:
- Vocal Tics
Pengidap membuat suara-suara yang singkat (simple vocal tics), seperti suara gerutuan, batuk, menggonggong, dan lain-lain. Bisa juga mengeluarkan suara yang lebih panjang (complex tics), seperti mengulang perkataan orang lain (echo phenomena) atau mengulang perkataan diri sendiri (palilalia).
- Motor Tics
Pengidap membuat gerakan berulang yang melibatkan gerakan otot yang sedikit (simple tics), seperti menggelengkan kepala, mengedipkan mata, mengedutkan bibir, dan lain-lain.
Pengidap bisa juga membuat gerakan yang melibatkan beberapa otot sekaligus (complex tics), seperti lompat, berputar, menepuk, dan lain-lain.
Advertisement
Penyebab Sindrom Tourette
Sampai saat ini penyebab pasti sindrom tourette masih belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa sindrom tourette terkait dengan beberapa hal berikut:
- Kelainan gen yang diturunkan dari orang tua.
- Kelainan pada zat kimia otak (neurotransmitter) dan pada struktur atau fungsi basal ganglia, yaitu bagian otak yang mengontrol gerak tubuh.
Komplikasi Sindrom Tourette
Pengidap sindrom tourette sering menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. Namun, kondisi ini sering menyebabkan kesulitan berperilaku dan menjalani hubungan sosial sehingga dapat merusak citra diri.
Kondisi yang sering dikaitkan dengan sindrom tourette meliputi:
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
- Gangguan spektrum autisme.
- Mempelajari ketakmampuan.
- Gangguan tidur.
- Depresi.
- Gangguan kecemasan.
- Nyeri yang berhubungan dengan tics, terutama sakit kepala.
- Masalah manajemen kemarahan.
Advertisement
Diagnosis Sindrom Tourette
Diagnosis sindrom tourette dilakukan dengan memeriksa riwayat gejala yang dialami pengidap. Berikut ini beberapa kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis sindrom tourette:
- Tics dimulai sebelum usia 18 tahun.
- Tics tidak disebabkan oleh obat-obatan, zat, atau kondisi medis lainnya.
- Tics dialami beberapa kali dalam sehari, hampir setiap hari atau berselang-seling, dan terjadi selama lebih dari satu tahun.
- Penderita mengalami motor dan vocal tics, walau tidak selalu di saat yang bersamaan.
Perlu diketahui, gejala tics pada sindrom tourette juga dapat disebabkan oleh kondisi lain. Untuk menyingkirkan kemungkinan tersebut, dokter akan menjalankan tes darah dan pemindaian, seperti MRI.
Ā
Sumber: Healthline, Mayoclinic
Dapatkan artikel edukasi berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.