Sukses


Sejarah Berdirinya Budi Utomo yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Budi Utomo (ejaan Soewandi: Boedi Oetomo) merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA, yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji.

Budi utomo didirikan pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Kini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Perlu diketahui, istilah Budi Utomo terdiri dari kata 'budi' yang berarti perangai atau tabiat dan 'utomo' yang berarti baik atau luhur.

Jadi, Budi Utomo, menurut pendirinya, adalah asosiasi atau perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat.

Organisasi Budi Utomo bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan, tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal mula gerakan yang mempunyai tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Berikut ini sejarah berdirinya organisasi Budi Utomo yang perlu diketahui, dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rabu (1/3/2023)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Sejarah Berdirinya Budi Utomo

Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi pertama pada masa pergerakan nasional.

Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr. Tjipto Mangoenkeosoemo, Soeraji, serta R.T. Ario Tirtokusumo, yang didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908.

Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik.

Berdirinya Budi Utomo tidak bisa lepas dari peranan Dr. Wahidin Soedirohusodo. Meski bukan pendiri Budi Utomo, beliau yang telah menginspirasi Dr. Soetomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional ini.

Dr. Wahidin Soedirohusodo adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah.

Gagasan ini akhirnya dikemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan mereka pun menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut.

Budi Utomo sebagai organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan tanah Hindia, di mana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama.

Budi Utomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.

Berdirinya Budi Utomo tidak dapat dilepaskan dari STOVIA. STOVIA merupakan singkatan dari School tot Opleiding van Indische Artsen (Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera).

3 dari 4 halaman

Sejarah Berdirinya Budi Utomo

Lanjutan . . .

Pada kurun akhir abad ke-19, di Pulau Jawa menyebar berbagai macam wabah penyakit. Pemerintah kolonial Belanda agak kesulitan mengatasi persoalan ini karena mendatangkan dokter dari Eropa harganya sangat mahal.

Dari situlah muncul keinginan untuk mendidik kaum pribumi untuk menjadi mantri. Kemudian H.F. Roll, yang merupakan direktur Sekolah Dokter Jawa, mengusulkan ke pemerintah Belanda agar menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang dapat disetarakan dengan pendidikan kedokteran yang ada di Eropa (Belanda).

Maka STOVIA pun didirikan pada 1851, di mana gedungnya terletak di sebelah rumah sakit militer. STOVIA juga membebaskan mahasiswanya dari kewajiban membayar.

Selain itu, mahasiswa mendapat alat-alat kuliah dan seragam gratis serta menerima uang saku sebesar 15 gulden (sekitar Rp126 ribu) per bulan. Hal Ini untuk mendongkrak minat para pemuda untuk masuk ke sekolah dokter. Karena hal inilah, STOVIA sering disebut sebagai sekolah orang miskin.

STOVIA tak hanya melahirkan banyak dokter yang piawai dalam bidang kesehatan dan medis kala itu, tetapi juga aktivis pergerakan nasional. Di tengah kesibukan belajar, banyak di antara siswa yang tergabung dalam beberapa perhimpunan studen.

Para mahasiswa itu aktif berorganisasi, mengembangkan wawasan pengetahuan tentang medis, dan juga mempelajari tentang situasi politik tanah air. Para pelajar STOVIA yang kebanyakan berasal dari kota-kota kecil itu memperoleh dorongan intelektual dari kota besar dan modern di lingkungan sekolahnya.

Batavia yang menjadi kediaman suatu kelompok intelektual non-politik pribumi, yang tidak besar tetapi sedang tumbuh. Oleh karena itu, wajar jika para pelajar STOVIA bergaul dengan para intelektual itu pada akhirnya terpengaruh oleh ide-ide mereka.

4 dari 4 halaman

Sejarah Berdirinya Budi Utomo

Lanjutan . . .

Keberadaan STOVIA berperan penting dalam perkembangan nasionalisme di Indonesia. Di samping kemampuan individu para pelajar STOVIA, pendidikan yang menanamkan disiplin tinggi bagi para pelajarnya ini mampu menyatukan pelajarnya dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

Selain itu, keberadaannya di pusat kota menjadikan sekolah ini menjadi tempat persemaian nasionalisme yang bagus bagi para pelajarnya.

Lahirnya Budi Utomo menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir penjajah, perjuangan yang selama ini bersifat kedaerahan berubah menjadi bersifat nasional dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka.

Perjuangan mengusir penjajah yang semula hanya mengandalkan kekuatan fisik dan bergantung pada seorang pemimpin, diganti dengan perjuangan baru yang memanfaatkan kekuatan pemikiran.

Perubahan bentuk perjuangan ini menjadikan usaha untuk mengusir penjajah terus berkesinambungan karena tidak bergantung pada satu orang pemimpin.

Budi Utomo mempelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran karena organisasi-organisasi pergerakan yang muncul pada masa berikutnya memiliki keterkaitan dengan Budi Utomo.

Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, dan Muhammadiyah merupakan organisasi-organisasi yang lahir setelah menjalin interaksi dan komunikasi secara rutin dengan Budi Utomo.

Meski memiliki ideologi yang berbeda, organisasi pada masa pergerakan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Beragamnya organisasi pada masa pergerakan mempercepat tercapainya kemerdekaan, karena pada dasarnya organisasi-organisasi tersebut saling melengkapi.

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar sejarah lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer