Bola.com, Jakarta - Umat Islam di dunia sebentar lagi menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Kebanyakan umat Islam, khususnya di Indonesia, memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan sebuah tradisi yaitu nyekar atau ziarah kubur.
Nyekar merupakan satu di antara tradisi untuk menghormati serta mendoakan orang yang telah tiada agar tenang di sisi Allah Swt. Apakah itu nyekar ke makam keluarga maupun kerabat.
Advertisement
Tradisi nyekar juga bisa meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah Swt. agar makin baik serta senantiasa mengingat kepada kematian.
Pada dasarnya, tradisi nyekar sudah menjadi satu di antara kebiasaan yang dilakukan umat Islam di Indonesia dalam rangka menyambut bulan Ramadan.
Meski begitu, tradisi nyekar bukan suatu hal yang diwajibkan dalam ajaran Islam, kendati bagi sebagian orang yang ingin melakukannya tidak akan mendapatkan dosa.
Namun, tahukah kamu sejarah tradisi nyekar jelang Ramadan? Bagi kamu yang penasaran, berikut ini ulasan sejarah tradisi nyekar jelang Ramadan, dilansir dari laman unisnu.ac.id dan menpan.go.id, Kamis (9/3/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Tradisi Nyekar Jelang Ramadan
Nyekar sebenarnya bukan tradisi umat Islam secara langsung, tetapi tradisi ini dirawat sejak dulu secara turun-temurun. Singkatnya, tradisi nyekar bersifat universal dan kerap dijumpai pada setiap kebudayaan.
Tradisi nyekar dilakukan dengan mengadopsi keyakinan memberikan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang. Kemudian ketika Islam datang, muncul tradisi serupa yang dibalut dengan ajaran Islam.
Tradisi nyekar sering dianggap sebagai media bersilaturahmi antara orang yang masih hidup dengan orang-orang yang sudah meninggal.
Biasanya pihak keluarga yang ditinggalkan akan berselawat, zikir, wirid atau ratib, serta membaca doa di akhir ziarah kubur. Bacaan doa cukup bervariasi, tergantung pada kelompok peziarah atau pembimbingnya.
Perlengkapan yang biasanya dibawa ketika nyekat adalah air, kembang, dan minyak wangi. Selain itu, kedatangan mereka di lokasi makam sembari membersihkan makam dari rumput dan ilalang yang tumbuh liar serta menaburkan bunga pada makam tersebut.
Tradisi nyekar dapat dimaknai sebagai pengingat bahwa semua makhluk yang hidup di muka bumi ini nantinya akan kembali menghadap Allah Swt. Sederhananya, tradisi nyekar ialah cara kita untuk merefleksikan diri akan kematian.
Sumber: unisnu.ac.id, menpan.go.id
Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement