Bola.com, Jakarta - Teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang memuat penjelasan atas suatu fakta yang telah terjadi di masa lalu.
Adanya teks ini diharapkan dapat menjawab terkait asal-usul suatu benda atau peristiwa yang memiliki nilai sejarah.
Baca Juga
Advertisement
Namun, tidak semua peristiwa di masa lalu bisa dijadikan teks cerita sejarah. Hanya peristiwa yang memiliki dampak besar kepada banyak orang, latar belakang terjadinya suatu peristiwa, atau perkembangan sejarah mengenai hal tertentu.
Selain itu, teks cerita sejarah hanya dapat memuat peristiwa yang unik, abadi, dan dianggap penting. Meski demikian, teks cerita sejarah tergolong jenis karya sastra prosa yang bersifat imajinatif.
Teks cerita sejarah dibagi menjadi dua, yakni sejarah fiksi dan nonfiksi. Teks cerita sejarah fiksi biasanya berbentuk novel sejarah.
Sementara teks cerita sejarah nonfiksi umumnya berbentuk buku teks sejarah yang berangkat dari sebuah fakta sejarah, bukan penceritaan belaka.
Untuk memahami lebih dalam tentang teks cerita sejarah, kamu bisa membaca contoh-contohnya.
Berikut ini contoh-contoh teks cerita sejarah beserta strukturnya yang menarik dibaca, dilansir dari laman Lezgetreal dan Seputarpengetahuan, Selasa (14/3/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Danau Toba
- Orientasi
Seorang laki-laki bernama Toba, hidupnya sederhana, tidak memiliki keluarga. Hal yang Toba lakukan hanya memancing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
- Urutan Peristiwa
Suatu hari saat memancing, Toba menemukan kail pancingnya menangkap ikan besar. Namun, Toba terkejut saat menemukan ikan besar itu berubah menjadi wanita cantik.
Toba langsung jatuh hati dan akhirnya memutuskan untuk menikahi wanita cantik tersebut. Namun, ada persyaratan, Toba tidak boleh mengungkit asal wanita itu dari seekor ikan. Akhirnya mereka menikah dan hidup sederhana serta makin lengkap saat dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir.
Samosir memiliki nafsu makan yang besar sehingga Toba harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Suatu hari ibunya meminta Samosir membawa makan siang untuk ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Jarak ladangnya cukup jauh membuat Samosir merasa lapar dan haus.
Akhirnya Samosir tanpa sengaja memakan makan siang yang dibawanya hingga hanya bersisa sedikit. Samosir takut jika ayahnya marah, tetapi jika dia kembali ke rumah, tidak akan ada cukup waktu. Maka pada akhirnya Samosir memilih untuk membawakan makanan kecil itu untuk ayahnya, dan benar saja, Toba marah kepada Samosir.
Dengan emosi Toba melempar bekal makanannya dan mengumpat kepada Samosir dengan berbicara bahwa Samosir adalah anak ikan. Tentu mendengar hal itu membuat Samosir menangis dan pulang dengan sedih.
Samosir menceritakan hal tersebut ke pada ibunya dan tentu saja ibunya merasa Toba telah mengingkari janji. Akhirnya ibunya menyuruh Samosir menuju atas bukit dan menunggu saja di sana. Tiba-tiba air keluar dari tempat istri Toba berdiri dan terus mengalir dengan deras dan tempat Samosir berdiri telah menjadi sebuah pulau kecil.
- Reorientasi
Itulah sejarah di balik danau Toba dengan pulau kecil bernama Samosir, di tengah danau tersebut.
Advertisement
Gempa dan Tsunami Aceh
- Orientasi
Pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan besar dan gelombang tsunami menerjang wilayah Aceh. Bermula dari gempa beberapa kali, dan ombak setinggi kurang lebih 20 meter membuat beberapa kota di provinsi itu lumpuh. Kekuatan gempa yang terjadi berada di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut.
- Urutan Peristiwa
Wilayah sumber gempa berjarak sekitar 149 kilometer sebelah barat Meulaboh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit ini tercatat mempunyai magnitudo sekitar 9,0. Setelah itu gelombang tsunami mulai memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian di Sumatra Utara.
Tsunami ini kemudian bergerak menyebar ke arah pantai-pantai. Jarak pantai Sumatra terdekat dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km. Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan bebas. Mendekati pantai yang dangkal dan dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terhempas ke arah daratan.
Gempa ini menjadi gempa terkuat kedua yang pernah terekam dan menjadikannya sebagai satu di antara dari 10 bencana terburuk sepanjang masa. Tercatat, sekitar 170.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu bangunan hancur setelah terhempas gelombang tsunami.
Satu hari berselang, Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia, menetapkan Hari Berkabung Nasional dan darurat kemanusiaan serta bakti sosial selama tiga hari, terhitung dari 27-29 Desember 2004.
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah negara sekitar Samudra Hindia pun terkena dampak gempa dan tsunami itu. Bahkan, dahsyatnya getaran gempa tersebut dirasakan sampai Somalia, Afrika Timur, yang berjarak 6.000 kilometer dari Samudra Hindia.
Namun, kawasan yang paling parah terkena imbasnya adalah Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Thailand, gelombang setinggi 10 meter menerjang lima provinsi yang terletak di sepanjang pesisir selatan, yaitu Songkhla, Phuket, Krabi, Phang Nga, dan Surat Thani.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah kondisi di daerah pesisir India dan Sri Lanka. Sejumlah bangunan hancur dan terendam, sedangkan korban tewas tersangkut tampak berserakan di mana-mana.
Korban meninggal di India sedikitnya 6.280 orang, Thailand 2.000 orang, Somalia 100 orang, Malaysia 51 orang, Myanmar 56 orang, dan Maladewa 100 orang. Diperkirakan jumlah keseluruhan korban dari berbagai negara termasuk Indonesia yang terkena dampak gempa dan tsunami tersebut mencapai 230.000 jiwa.
- Reorientasi
Meskipun sudah lewat beberapa tahun, kita sebagai warga negara Indonesia harus mengetahui peristiwa bersejarah yang telah memakan korban jiwa yang tidak sedikit, bahkan dampaknya bisa dirasakan oleh beberapa negara tetangga.
Sejarah Hari Ibu
- Orientasi
Di Indonesia, Hari Ibu dilaksanakan setiap 22 Desember. Tanggal ini diperingati untuk ibu yang sudah memiliki peran besar dalam mendidik anak-anaknya.
Penghormatan terhadap rasa kasih dan sayang menjadi satu di antara hal ikonis yang sering terhubung dengan makna Hari Ibu. Biasanya peringatan ini akan dilaksanakan dengan memberi hadiah atau kejutan kepada ibu.
Untuk perayaan yang dilakukan di sekolah biasanya ada parade yang menggunakan pakaian daerah. Ada pula yang mengadakan lomba-lomba untuk anak-anak dan ibunya.
Namun, bagaimanakah awal mula tanggal 22 Desember dijadikan sebagai perayaan Hari Ibu? Ada sejarah yang bisa kita simak tentang alasan mengapa 22 Desember adalah Hari Ibu.
- Urutan Peristiwa
Sejarah awalnya berhubungan dengan peran serta kaum ibu dalam membantu kemerdekaan. Dengan latar peran sosial yang sama dan semangat kasihnya, kaum perempuan saat itu bekerja sama dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa ini. Selain itu, Hari Ibu hanya untuk mengenang semangat juang para ibu.
Dalam sejarah di mulai pada 22-25 Desember 1928, kaum perempuan (kaum ibu) mengadakan sebuah Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Dalam kongres ini, orang-orang yang hadir memberi asa bahwa perempuan juga memiliki semangat perjuangan.
Kaum wanita yang menggagas kongres ini adalah satu di antara pihak yang hadir pada Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa itu kemudian menjadi pendorong kaum perempuan untuk sama-sama untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Kemudian pada 20-24 Juli 1935 kongres lanjutan diadakan kembali. Kongres Perempuan Indonesia II diadakan, tepatnya di Jakarta.
Dalam kongres itu berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia dan di dalamnya juga menetapkan fungsi perempuan dalam perjuangan.
Perempuan memiliki kewajiban untuk menumbuhkan rasa kebangsaan pada anak-anaknya. Mengajarkan nilai-nilai kebangsaan dan juga semangat menjaga bangsa Indonesia pada generasi muda selanjutnya.
Pada Juli 1938, diadakan kongres lanjutan, yaitu kongres Perempuan Indonesia III dilaksanakan di Bandung. Pada kongres ini menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Keputusan ini adalah kelanjutan hasil Kongres Perempuan Indonesia II 1935 di Jakarta. Tidak sampai di sana, kongres selanjutnya yang diadakan di Semarang 1941 membahas posisi perempuan dan kesejahteraannya. Kongres Perempuan Indonesia IV di Semarang berupaya menuntut agar perempuan dapat dipilih dalam Dewan Kota.
- Reorientasi
Kemudian pemerintah pun menerbitkan regulasi soal Hari Ibu itu pada 1959. Hari Ibu ditetapkan oleh Presiden Soekarno sebagai hari nasional yang bukan hari libur, melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959.
Dengan penetapan ini, setiap tahunnya masyarakat merayakan Hari Ibu sebagai satu di antara hari nasional. Saat ini, Badan Kongres Perempuan Indonesia telah berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Sebenarnya cukup banyak perubahan yang terjadi selain nama dari organisasi tersebut.
Â
Sumber: Lezgetreal, Seputarpengetahuan
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement