Sukses


Arti FOMO beserta Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Bola.com, Jakarta - FOMO adalah sebuah perasaan cemas atau takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan berita, tren, atau hype.

Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada persepsi bahwa orang lain lebih bersenang-senang dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Akibatnya, kamu bisa memiliki rasa iri yang mendalam, bahkan kepercayaan diri ikut terpengaruh.

Penyebab FOMO sering kali didahului dengan melihat media sosial orang lain.

FOMO tidak hanya melibatkan perasaan bahwa orang lain memiliki hal-hal yang lebih baik, tetapi juga perasaan kehilangan akan sesuatu yang dirasa penting.

Perasaan ini dapat berlaku bagi siapa saja. Lalu, bisa membuat kamu selalu merasa tidak berdaya karena merasa telah melewatkan sesuatu yang besar.

Untuk lebih jelasnya, berikut penyebab dan dampak buruk FOMO, disadur dari Klikdokter, Rabu (15/3/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab dan Gejala Gangguan FOMO

Media sosial seperti menciptakan platform untuk 'menyombongkan diri'. Di media sosial, beragam benda, peristiwa, dan kebahagiaan tampaknya saling bersaing. 

Banyak orang yang membandingkan pengalaman mereka yang terbaik dan sempurna. Hal inilah yang mungkin akhirnya membuatmu bertanya-tanya dan berpikir apa yang kurang dari hidupmu.

Penelitian menemukan, anak remaja cenderung lebih sering menggunakan media sosial dan akhirnya mengalami FOMO. 

Anak perempuan yang mengalami depresi cenderung lebih sering menggunakan media sosial. Sementara itu, pada anak laki-laki, kecemasan adalah penyebab dari seringnya menggunakan media sosial. 

Hal ini membuktikan, penggunaan media sosial dapat memicu tingkat stres yang lebih tinggi akibat rasa takut ketinggalan.

Menurut sejumlah penelitian, FOMO juga dapat dialami oleh segala usia. Sebuah penelitian dalam jurnal Psychiatry Research menemukan, FOMO berhubungan dengan penggunaan media sosial. Namun, tidak berkaitan dengan usia atau jenis kelamin.

3 dari 4 halaman

Dampak Buruk FOMO

1. Menimbulkan Obsesi

Memantau media sosial secara terus-menerus dapat membuat seseorang menjadi terobsesi untuk menciptakan citra dan selalu tampil sempurna di media sosial.

Adanya obsesi ini dapat timbul karena kamu sering melihat isi media sosial orang lain yang dianggap menggambarkan kehidupan yang sempurna.

2. Menurunkan Rasa Percaya Diri

Selain menimbulkan obsesi kehidupan yang sempurna, FOMO juga dapat mengikis rasa percaya diri seseorang.

Isi dan gemerlap dari media sosial dapat membuat individu menjadi minder dan hilang rasa kepercayaan diri karena tidak bisa menyamai isi dari media sosial yang dia lihat. 

3. Menyita Waktu

Dampak lainnya berhubungan dengan waktumu. Yap, memantau media sosial secara terus-menerus dapat menyita dan membuang waktu. 

Waktu yang dapat kamu gunakan untuk hal-hal lain seperti membaca buku, melakukan hobi, bersosialisasi, dan lainnya menjadi hilang karena perhatian teralihkan untuk media sosial. 

4. Menghabiskan Uang

Rasa takut ketinggalan membuat orang yang terkena FOMO berusaha untuk selalu mengikuti tren atau sesuatu yang sedang hype. Tidak jarang tren ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang diperlukan.

Sebagai contoh, kamu ikut hype membeli gawai yang baru saja dirilis. Padahal, gawai yang kamu punya masih bagus.

Hal tersebut terjadi akibat adanya rasa takut akan ketinggalan. Akibatnya, kamu akan menghabiskan uang untuk gawai yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi FOMO

Ubah Fokus

Dibanding fokus pada kekurangan yang dimiliki, cobalah perhatikan apa yang telah kamu punya. 

Kamu bisa mulai mengikuti akun orang-orang yang memberikan dampak positif pada kehidupan. Unfollow orang-orang yang cenderung sombong dan memberi dampak buruk kepada dirimu.

Buat Jurnal Pribadi

Sering kali orang menggunakan media sosial sebagai sebuah 'jurnal elektronik; untuk menyimpan apa yang sudah dilakukan atau dialami. 

Namun, hal ini dapat membuat kamu berharap akan komentar orang lain terhadap pengalamanmu dan akhirnya jadi ketergantungan dengan komentar tersebut. 

Cobalah untuk membuat jurnal pribadi tanpa memerlukan pengakuan publik yang sering didapat dari media sosial. Dengan melakukan hal ini, kamu dapat terbantu lepas dari FOMO.

Carilah Hubungan dengan Orang di Dunia Nyata

Sering kali kamu merasa kesepian dan mulai mencari hubungan dengan orang lain di media sosial. Hanya, menggunakan media sosial untuk mencari hubungan belum tentu dapat berdampak baik. 

Itulah mengapa, untuk mengatasi FOMO, satu di antara caranya adalah mulai membangun hubungan dengan orang-orang di sekitar, seperti keluarga dan teman.

Fokus pada Rasa Syukur

Penelitian menunjukkan, bersyukur dapat meningkatkan semangatmu dan orang-orang di sekitar. 

Walau terkesan sulit, kamu bisa mulai mencoba fokus pada nikmat yang sudah dimiliki daripada memikirkan kekurangan (yang dapat muncul akibat membandingkan diri dengan orang lain di media sosial). 

Harus disadari, apa yang dilihat di media sosial belum tentu sesuai keadaan sebenarnya. Kamu tidak selalu tahu cerita sepenuhnya di balik gambar-gambar yang dilihat.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 20/10/2022)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer