Bola.com, Jakarta - Cerpen atau cerita pendek adalah satu di antara karya sastra berbentuk prosa yang hanya memiliki satu tahapan alur cerita.
Sesuai namanya, cerpen berisi tentang kehidupan yang diceritakan secara pendek dan singkat. Jadi, isi dari cerpen biasanya padat dan langsung kepada inti cerita.
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, cerita berarti tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal atau karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang, atau kejadian baik yang sungguh terjadi maupun hanya rekaan belaka.
Cerpen biasanya mengangkat berbagai macam jenis kisah, baik itu kisah nyata maupun kisah fiksi. Cerita pendek kebanyakan berfokus pada satu kejadian tertentu atau spesifik dan terdiri dari beberapa pemeran karakter.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca dan mencermati contoh cerpen motivasi singkat di bawah ini, seperti dikutip dari lamanĀ 99, Kamis (16/3/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Cerpen Motivasi Singkat
Menjadi Lebih Baik 1 Persen
Namanya manusia, selalu saja ada rasa iri ketika melihat seseorang sudah maju terlebih dulu.
"Kenapa dia bisa lebih hebat dari aku, padahal proses belajarnya sama saja."
Dialah Joy, siswa berprestasi yang tampak biasa-biasa saja di kelas, tapi selalu moncer ketika ujian. Rasanya aku hampir menyerah karena tak mampu menyaingi apa yang dilakukan oleh Joy.
Usahaku untuk mencapai peringkat lima besar sangat sulit.
Sementara Joy di kelas dia tidak terlihat belajar keras, bahkan terkadang saat waktu pulang sekolah dia langsung bermain bola bersama teman-teman yang lain.
Sementara aku, langsung belajar kembali, hingga membuat kepalaku berat dan pening. Waktu terus berjalan, dan prestasiku seperti jalan di tempat.
Satu hari aku menjadi teman sekelompok dengan Joy. Aku dan Joy memang kurang dekat sehingga perbincangan aku dengannya hanya basa basi belaka.
Namun, rasa penasaranku mendorong untuk bertanya pada Joy, mengenai bagaimana cara ia belajar, sehingga bisa berprestasi di sekolah.
"Kamu di kelas biasa-biasa saja, tapi kenapa setiap ujian selalu mendapat nilai sempurna?"
Joy senyum tipis mendengar kalimat tersebut.
"Tak semua yang kamu lihat di permukaan adalah kenyataan 100 persen. Ada hal-hal lain yang tak kamu lihat," ujar Joy.
"Aku tidak seperti kebanyakan orang yang belajar banyak hal terus-menerus, aku tidak cocok dengan itu."
"Lalu, bagaimana kamu belajar?" tanyaku makin penasaran.
"Aku belajar selepas subuh, setengah jam setiap hari."
"Proses belajar itu aku lakukan konsisten sejak aku kecil, tak pernah terlewat, tapi berdampak besar bagiku."
"Walau sedikit, aku tetap tumbuh setiap harinya. Dibanding belajar banyak di satu hari, tapi di hari lain, tidak belajar," jelasnya.
Dari pembicaraan itu aku baru mengerti, tak ada perubahan besar yang dihasilkan dari proses yang sebentar. Rata-rata orang sukses pun memerlukan waktu yang lama untuk menguasai satu bidang sehingga aku paham dan memutuskan untuk membentuk diri lewat hal-hal kecil terlebih dulu.
Ya, tumbuh satu persen setiap hari lebih baik daripada tidak sama sekali.
Advertisement
Hidup Adalah Hari Ini
Bagus adalah orang yang ingin selalu nomor satu. Jika ada ujian dia selalu ingin selesai duluan, PR pun ia kerjakan setelah pulang dari sekolah.
Saking rajinnya, ia jarang sekali bermain bersama teman-temannya. Memang hal itu tidaklah buruk, justru sangat baik.
Kebiasaan di atas, sudah dilakukan bagus sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga waktu SMA. Prestasi di sekolahnya pun memang terbilang mentereng, selalu masuk 3 besar di kelasnya.
Lambat laun, Bagus dewasa dan mulai merenungi banyak hal. Satu hal yang paling mengganggu pikirannya adalah mengenai kehidupan sosialnya.
Ia merasa tak mempunyai banyak teman karena terlalu sibuk belajar untuk menyiapkan masa depan. Walau ia jago dalam urusan belajar, tapi hatinya merasa hampa karena selalu sendirian.
Hingga satu waktu, saat menjelang libur semester, ketika teman-temannya sibuk menyiapkan liburan Bagus justru siap-siap untuk kembali belajar.
Namun ia kembali merenung dan sedih, lantaran tak ada satu pun yang mengajaknya untuk pergi berlibur atau melakukan healing.
Waktu liburan akhir tiba dan bagus menghabiskan waktu liburannya dengan belajar untuk semester selanjutnya.
Kembali sekolah, Bagus kini tampak lebih murung. Ia murung berhari-hari dan diketahui oleh gurunya.
Merasa khawatir, sang guru lalu meminta Bagus untuk datang ke ruangannya. Mulanya Bagus bingung, apakah ia melakukan kesalahan?
Bagus pun bergegas menemui gurunya tersebut.
āBagus, kenapa?ā jawab sang guru.
Bagus lalu menceritakan mengenai persoalannya yang sedang ia hadapai. Sang guru hanya memberikan pesan singkat.
āBagus, hiduplah untuk hari ini, biar esok menjadi misteri,ā tutur si guru.
āMaksudnya begini, kamu boleh mengerjakan sesuatu untuk besok hari, tapi jangan lupakan hari ini, nikmatilah hari ini.ā
āJangan sampai kamu hidup terlalu cepat hingga tidak punya teman, ingat, Gus, hiduplah hari ini.ā
Kata-kata guru di atas membuat Bagus berpikir, ia ternyata terlalu sibuk dan khawatir dengan masa depan, sedangkan masa sekarang ia hiraukan.
Perkataan sang guru termaktub oleh Bagus, si murid rajin ini mulai hidup pelan-pelan dan tak serba cepat. Ia mulai bisa menikmati hidup dan sedikit demi sedikit mempunyai teman.
Berlatih untuk Ujian
Ujian sekolah selalu dipandang menjengkelkan oleh Andin. Ia selalu malas dan cenderung takut jika minggu ujian akan tiba.
"Malas banget, ujian itu bikin pusing," keluh Andin pada seorang temannya.
Saking malasnya, Andin justru tak bisa belajar karena ia takut tak bisa mengerjakan soal-soal saat ujian. Andin hanya memandang buku-buku latihan soal dan tak mampu untuk berkonsentrasi. Malam berikutnya kejadian serupa dialami Andin.
Ia kian tegang karena sulit untuk berkonsentrasi sementara ujian sudah akan datang. Gerak-gerik Andin yang gusar dibaca oleh ibunya. Mulanya sang ibu bertanya kepada Andin, bagaimana persiapannya untuk menghadapi ujian.
"Lancar bu, aku setiap malam belajar," ungkap Andin kepada ibunya.
Lalu pada malamnya, sang ibu diam-diam berkunjung ke kamar Andin. Di sana Andin terlihat berkeringat dan terlihat serba bingung. Lagi-lagi, Andi sulit belajar karena merasa takut.
Esok paginya, Ibu Andin kembali bertanya, tapi pertanyaanya berbeda.
"Semalam belajar apa, Andin?"
Andin bingung karena ia sama sekali tak bisa menyerap apa yang dipelajari semalam.
"Matematika," jawab Andin singkat.
Tahu jika anaknya kesulitan, Ibu Andin lalu memberikan masukan.
"Andin, tak masalah jika kamu takut menghadapi ujian, tak masalah juga bila hasilnya kurang bagus."
"Namun yang pasti, belajarlah dengan hati gembira dan jangan simpan rasa takut. Sebab seburuk apa pun hasil ujian yang penting kita sudah berusaha."
Andin kemudian melihat ibunya dan kemudian menangis. Ia lalu berkata pada ibunya jika sudah seminggu ini tidak bisa belajar karena takut. Ia juga pada tempo hari tidak bersikap jujur karena mengatakan sudah belajar.
Malam yang lain tiba, tapi kali ini hati Andin merasa tenang karena mendapat kata-kata motivasi oleh ibunya.
"Hari ini aku belajar dulu, soal hasil tidak masalah yang penting berusaha," tutur Andin dalam hati.
Sampai akhirnya ia pun bisa belajar maksimal untuk menghadapi ujian sekolahnya dalam waktu dekat.
Ā
Sumber: 99
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement