Bola.com, Jakarta - Kepribadian akan menggambarkan bagaimana cara seseorang dalam berpikir, bertindak, berinteraksi, dan lainnya. Kita juga perlu mengenali bagaimana kepribadian kita agar karakter dan potensi yang ada di dalam diri bisa dioptimalkan.
Selain mengenal kepribadian diri sendiri, kita perlu mengenal kepribadian orang lain di sekitar kita. Ini bertujuan agar kita bisa memahami bagaimana seharusnya bersikap dan bereaksi terhadap mereka.
Baca Juga
Advertisement
Contoh kepribadian yang cukup umum, yakni introvert dan ekstrovert. Hanya, masih banyak yang keliru dalam memahami perbedaan introvert dan ekstrovert.
Karakteristik seseorang itu sangat kompleks. Masing-masing individu sebenarnya memiliki setiap elemen kepribadian introversion dan extroversion.
Untuk lebih jelasnya, berikut macam-macam perbedaan kepribadian introvert dan ekstrovert, disadur dari Klikdokter, Kamis (6/4/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Pengambilan Keputusan
Perbedaan introvert dan ekstrovert dapat dilihat dari cara mengambil keputusan. Ekstrovert biasanya akan merasa lebih mudah mengambil peluang baru atau tawaran baru.
Mereka umumnya juga dapat mudah menceritakan masalah yang tengah dihadapinya kepada orang lain. Lalu, ia tidak segan untuk meminta saran, kritik, ataupun bantuan orang lain.
Contohnya, jika kamu dihadapkan dengan pekerjaan yang menumpuk dan mendiskusikannya dengan teman ataupun atasan, itu berarti kemungkinan kamu cenderung orang yang ekstrovert.
Kebalikan dari ekstrovert, orang introvert cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ia biasanya tidak banyak bercerita kepada orang lain saat menghadapi masalah. Ia akan memilih orang-orang terdekat untuk diajak berdiskusi.
Ketika dihadapkan dengan peluang baru atau keputusan besar, orang introvert mungkin akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkannya sebelum memutuskan.
Studi yang diterbitkan oleh jurnal BMC Psychology tahun 2020 menemukan, tingkat extroversion seseorang dapat dikaitkan dengan strategi yang mereka gunakan untuk membuat keputusan.
Dalam penelitian tersebut, orang yang lebih ekstrovert memiliki skor lebih rendah dalam pengambilan keputusan rasional. Hal ini berarti, orang ekstrovert mungkin cenderung lebih ceroboh dalam mengambil keputusan.
Advertisement
2. Pilihan dalam Menikmati Waktu Senggang
Orang ekstrovert relatif menikmati waktu luang dengan berkumpul bersama teman-teman. Ia tidak merasa canggung atau kesulitan jika harus berhadapan dengan banyak orang.
Kebalikannya, orang introvert biasanya sangat menikmati waktu untuk diri sendiri. Ia lebih memilih menghabiskan waktu kosong dengan melakukan hal-hal yang disukainya sendiri.
Namun, bukan berarti orang introvert selalu menarik diri atau antisosial! Ia hanya cenderung lebih nyaman berkegiatan sendiri atau dengan beberapa teman dekat saja.
3. Pilihan Profesi
Orang ekstrovert cenderung merasa paling nyaman saat bekerja dengan orang lain atau kelompok, baik dalam tugas kerja ataupun tugas sekolah. Ia biasanya hebat dalam mengatur group.
Orang ekstrovert juga dapat menjadi pemimpin dan membuat rencana-rencana agar kelompoknya dapat mencapai tujuan bersama. Meski begitu, tak menutup kemungkinan si introvert juga mampu memimpin kelompok.
Jika kamu merasa jauh lebih bersemangat saat mengerjakan tugas kelompok dibandingkan tugas individu, itu mungkin bisa menjadi tanda kamu adalah seorang ekstrovert.
Pasalnya, orang introvert biasanya akan cenderung suka menyelesaikan tugas-tugasnya sendiri. Kalau berada dalam kerja tim misalnya presentasi grup, orang introvert mungkin memilih di "belakang layar".
Advertisement
4. Perbedaan Bersosialisasi
Beda introvert dan ekstrovert umumnya bisa terlihat dalam gaya bersosialisasi. Orang ekstrovert umumnya dikenal sangat ramah. Berikut ciri-ciri orang ekstrovert dalam lingkungan pertemanan:
- Memiliki lingkaran pertemanan besar.
- Senang bertemu orang baru.
- Merasa mudah melakukan percakapan dengan orang baru.
Penelitian dalam jurnal Perspectives on Psychological Science menemukan, orang ekstrovert cenderung memiliki umur lebih panjang. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh lingkup sosial atau pertemanan yang kuat sehingga secara tidak langsung mendukung kesehatan lebih baik.
Meski begitu, belum diketahui pasti apakah kepribadian ekstrovert benar-benar menjadi faktor memiliki umur panjang.
Secara umum, orang introvert cenderung tidak memulai percakapan lebih dulu. Ia biasanya butuh waktu beradaptasi dengan lingkungan baru. Jadi, si introvert mungkin akan tampak pendiam dan jarang memulai interaksi.
Orang introvert cenderung mudah lelah dan akan mencari suasana yang lebih tenang ketika dihadapkan dengan banyak orang karena ia merasa energinya terkuras ketika berada di keramaian.
Orang introvert juga lebih banyak menjadi pendengar karena tidak buru-buru dalam memberikan penilaian. Sedangkan, si ekstrovert bisa mudah ikut menyampaikan pendapatnya.
5. Cara Mengekspresikan Diri
Orang ekstrovert biasanya tidak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapat. Misalnya, ia dapat mudah memberitahu makanan yang tidak disukai, rasa sedih atau marah, dan sisi romantisnya.
Berbeda dengan ekstrovert, menyampaikan apa yang si introvert rasakan secara lantang mungkin tidak mudah. Ia mungkin akan lebih nyaman menyampaikan perasaan, ide, atau pendapatnya dalam bentuk tulisan atau musik.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 16/7/2022)
Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement