Sukses


Contoh Khotbah Jumat Ramadan tentang Lailatulqadar

Bola.com, Jakarta - Contoh naskah khotbah Jumat Ramadan bisa digunakan para khatib yang butuh referensi. Khotbah berisi tentang nasihat-nasihat guna mempertebal iman dan takwa kepada Allah Swt.

Di bulan Ramadan, materi khotbah Jumat berbeda dari hari biasanya. Umumnya, banyak bertemakan mengenai keistimewaan dari bulan suci ini.

Satu di antara keistimewaan di bulan Ramadan ialah adanya malam Lailatulqadar. Bahkan, Rasulullah saw. menganjurkan umatnya untuk mempersiapkan diri menyambut malam tersebut, khususnya pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Ramadan.

Di sisi lain, bagi khatib yang ingin menyampaikan khotbah tentang malam Lailatulqadar bisa menyimak artikel di bawah ini.

Berikut ini contoh naskah khotbah Jumat Ramadan tentang Lailatulqadar, dilansir dari Kemenag.go.id, Kamis (6/4/2023).

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Khotbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمَّا بَعْدُفَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتًّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Puji syukur ke hadirat Ilahi Rabbi, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang istikamah di dalam sunah-sunahnya.

Mengawali khotbah kali ini, saya ingin berwasiat, terutama kepada diri saya sendiri dan umumnya kepada saudara-saudaraku seiman dan seperjuangan. Marilah! Kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. supaya bahagia hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin.

Dalam beberapa hari ke depan, kita umat Islam akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan. Pada rentang waktu itulah kita dianjurkan untuk lebih sungguh-sungguh beribadah supaya dipertemukan dengan satu malam yang disebut Lailatulqadar. Yakni satu malam yang keutamaannya lebih baik daripada 1000 bulan, atau 83 tahun.

Sangat wajar apabila kita ingin berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabul khairat) untuk menyongsong Lailatulqadar. Alasannya sederhana bahwa jatah umur dan kesempatan hidup kita di dunia belum tentu sampai 83 tahun. Sementara dalam surah Al-Qadar ayat 3 dinyatakan bahwa,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Malam kemuliaan (Lailatulqadar) itu lebih baik daripada seribu bulan.

Dengan pertimbangan itulah umat Islam di mana tempatnya sangat menantikan Lailatulqadar.

 

3 dari 6 halaman

Lanjutan Khotbah Pertama

Dalam kondisi normal umat muslim dapat melakukan iktikaf di masjid. Jadi, umat muslim akan berbondong-bondong dan menghabiskan waktu beribadah di dalam masjid.

Sebagai umat muslim harus banyak-banyak menyelipkan doa menyambut Lailatulqadar; baik di masjid maupun mushalla sekalipun waktunya terbatas, di rumah kita, di tempat kerja dan usaha kita, maupun dalam keterbatasan ruang gerak kita untuk beribadah kepada Allah Swt.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,malam yang disebut Lailatulqadar bukanlah malam perayaan yang untuk dirayakan. Kalau umat Islam mau merayakan satu malam, maka bukankah sudah ada malam bersejarah yang lebih pasti?!, Misalnya “Malam Isra’-Mi’raj” atau “Malam Nuzulul Qur’an” yang sudah dikalenderkan.

Malam Lailatulqadar juga bukan menjadi malam penentuan, sekalipun dari segi namanya menggunakan lafal “Al-qadar”. Penentuan nasib manusia, rejekinya, umurnya, dan hal-hal lainnya sudah ada waktu khusus yang disebut “Nisfu Sya’ban”; di mana kita biasa bermunajat kepada Allah agar diberikan yang terbaik pada malam tersebut.

Semangat umat Islam menyambut Lailatulqadar semata-mata karena kemuliaan malam tersebut yang secara runtut dijelaskan di dalam surah Al-Qadar ayat 1 - 5. Allah berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ. تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ. سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. 2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. 4) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. 5) Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Keterangan bahwa Al-Quran diturunkan pada waktu malam tidak hanya disebutkan dalam surah Al-Qadar. Ada juga keterangan dalam surah Ad-Dukhan ayat 3. Allah berfirman:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

3) Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.

Sama-sama menjelaskan peristiwa turunnya Al-Qur’an, tetapi dalam satu ayat disebut Lailatin Mubarakatin sementara dalam satu surah disebut Lailatulqadar. Kita umat Islam lebih condong kepada Lailatulqadar! Karena Lailatulqadar bukanlah pengkalenderan malam turunnya Al-Quran.

 

4 dari 6 halaman

Lanjutan Khotbah Pertama

Lebih dari itu, ada hal menarik pada surah Al-Qadar, yaitu ketika terjadi pengulangan kata dalam bentuk pertanyaan; “Tahukah kamu Lailatulqadar? Pertama, Lailatulqadar keutamaannya melebihi 1000 malam. Kedua, pada Lailatul Qadar para malaikat yang masing-masing memiliki tugas khusus yang berhubungan dengan urusan manusia, termasuk malaikat Jibril, turun semua ke bumi. Mereka membawa kedamaian dan keselamatan serta memohonkan ampunan untuk ummat Islam, sampai terbit fajar.

Gambaran surah Al-Qadar mengenai keutamaan Lailatulqadar inilah yang membangkitkan semangat umat Islam untuk bertafakkur, beramal, dan memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir bulan Ramadan. Sebab, kapan Lailatulqadar, terselubung penuh misteri! Adapun prediksi yang dikemukakan para ulama, itu hanya bersifat takwili atau apologi.

Misalnya, ada yang membuat patokan Lailatulqadar terjadi setiap 27 Ramadan. Hal ini karena dalam perhitungan jumlah kata pada surah Al-Qadar terdapat 30 kata dan 114 huruf: menyerupai jumlah juz Al-Quran dan pembagian surah Al-Quran. Sementara lafal “HIYA” (Hatta Math’alil fajr) --yakni dhomir yang menunjuk langsung “Lailatulqadar”-- adanya pada urutan ke-27 dari total 30 kata dalam surah Al-Qadar.

Sekalipun demikian, tidak ada anjuran bahwa kita cukup beribadah di malam tertentu seperti malam 27 Ramadan saja. Melainkan di 10 malam terakhir bulan Ramadan, kita justru dianjurkan untuk lebih giat beribadah kepada Allah Swt. guna menyambut Lailatulqadar.

 

5 dari 6 halaman

Lanjutan Khotbah Pertama

Kaum muslimin yang berbahagia

Kebiasaan ummat islam di dunia untuk menghidupkan 10 malam terakhir di bulan Ramadan adalah dengan cara beriktikaf. Ibadah ini merupakan ajaran yang dipraktikkan secara langsung oleh Rasulullah saw. Dari Siti Aisyah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw melakukan iktikaf pada 10 terakhir Ramadan semenjak beliau menetap di kota Madinah hingga beliau wafat.

Beriktikaf merupakan usaha untuk mendekatkan diri (muraqabah) kepada Allah dengan penuh ikhlas. Pada momentum inilah kita menyerahkan diri kepada Sang Khalik. Kita berupaya untuk taat beribadah kepada Allah Swt. sesuai petunjuk-Nya dan tak ingin berpaling dari-Nya. Seolah-olah kita berdiri di depan pintu rahmat-Nya menunggu datangnya pengampunan dari Allah Swt.

Beriktikaf walaupun hukumnya sunah muakkadah tetapi bersifat kifaiyyah atau cukup dilakukan beberapa orang saja. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Syekh Mahmud Syaltut dalam Kitab Min Taujihat al-Islam.

Paling utama, menurut beliau, ada tiga fungsi peribadatan di dalam memakmurkan 10 malam terakhir Ramadan. Pertama, wujud syukur kita kepada Allah Swt. yang telah menurunkan Al-Qur’an di bulan Ramadan sebagai petunjuk (Huda) dan penerang (bayyinat) bagi umat manusia. Kedua, menambatkan jiwa kepada hal yang dapat mengukuhkannya dan mampu menguatkan rohaninya. Ketiga, menaikkan jiwa ke makom (kedudukan) tertinggi selayaknya golongan malail a’la.

Oleh sebab itu, dalam situasi keterbatasan melakukan peribadatan di masjid, kita dapat memakmurkan 10 malam terakhir Ramadan di rumah masing-masing. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an di rumah; selain sebagai ungkapan syukur diturunkannya kitab suci di bulan Ramadan, juga dalam rangka menyinari rumah kita dengan Al-Qur’an. Perbanyaklah berzikir dan bersalawat supaya terikat jiwa-jiwa kita dan mereka untuk lebih cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad saw. Ajaklah anggota keluarga kita untuk berdoa dan bermunajat, semoga Allah mengangkat derajat kita dan dijadikan kita semuanya termasuk golongan hamba-hamba Allah yang dikasihi-Nya. Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوا إِلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

 

6 dari 6 halaman

Khotbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله عَظِيْمِ الْإِحْسَانِ، وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ وَالْاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أما بعد:عِبَادَ اللهِ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالْاِجْتِهَادِ فِي طَاعَتِهِ وَالسَّعْيِ فِي التَّقَرُّبِ إِلَيْهِ بِمَا يُحِبُّ مِنْ صَالِحِ الْأَعْمَالِ.وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا رَحِمَكُمُ اللهُ عَلَى إِمَامِ الصَّائِمِيْنَ وَقُدْوَةِ الْقَائِمِيْنَ وَقَائِدُ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿إنَّ الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلُّوا عليه وسلِّموا تسليمًا﴾اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّهُمَّ اشْمِلْنَا بِعَفْوِكَ وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ، اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا، اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا، اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا .اللّهُمَّ اِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا وَحَقِّقْ فِيْكَ رَجَاءَنَا، وَأَعْطِنَا سُؤْلَنَا إِلهِ الْحَقِّ، وَآخِرُ دَعْوَاناَ أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

 

Sumber: Kemenag

Baca artikel seputar Ramadan lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer