Sukses


6 Keutamaan Iktikaf di Bulan Suci Ramadan yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Iktikaf adalah berdiam diri di masjid atau rumah disertai dengan niat hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat iktikaf meliputi syarat, rukun, adab, dan yang membatalkannya.

Iktikaf boleh dilakukan setiap saat, tetapi lebih dianjurkan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan. Hal tersebut sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad saw. kepada umat-Nya untuk melakukan iktikaf.

Nabi Muhammad saw. melakukan Iktikaf di 10 malam terakhir Ramadan dengan bertadarus membaca Al-Qur'an, dan merenung sambil berdoa.

Sebagai suatu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, iktikaf memiliki banyak keutamaan. Keutamaan iktikaf didapatkan seorang muslim yang mengerjakannya.

Lantas, apa saja keutamaan iktikaf pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan?

Berikut ini keutamaan iktikaf di bulan Ramadan yang perlu diketahui umat muslim, disadur dari Merdeka, Selasa (11/4/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Keutamaan Iktikaf

1. Dihapus Dosannya dan Diganti dengan Kebaikan

Keutamaan yang pertama ialah dihapuskannya dosa-dosa di masa lampau kemudian digantikannya dengan banyak kebaikan.

Tentu saja penghapusan dosa merupakan ganjaran yang selalu diidamkan oleh manusia karena setiap manusia pasti memiliki banyak dosa yang bisa menghambatnya menuju surga.

Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah, "Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah menjelaskan berkaitan dengan orang yang beriktikaf: "Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan."

2. Pahala Iktikaf Digambarkan seperti Pahala Haji dan umrah

Siapa sangka mengerjakan iktikaf mengandung pahala yang begitu besar bahkan digambarkan seperti pahalanya orang yang tengah melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Diriwayatkan dalam Hadis Baihaqi, Rasulullah bersabda, "Barang siapa iktikaf 10 hari di dalam bulan Ramadan maka (dapat pahala) seperti orang yang dua kali haji dan dua kali umrah."

3 dari 4 halaman

Keutamaan Iktikaf

3. Berkesempatan Dapatkan Malam Lailatulqadar

Rasulullah saw. beriktikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatulqadar dan menghilangkan dari segala kesibukan dunia.

Ada hadis yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab beliau Bulughul Marom, yaitu hadis no. 699 tentang permasalahan iktikaf.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata bahwasanya Nabi saw. biasa beriktikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan hingga beliau diwafatkan Allah Swt. Lalu istri-istri beliau beriktikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Tingkatkan Kekhusyukan Beribadah

Selama iktikaf kita akan banyak berdiam diri di masjid dan dikelilingi oleh orang-orang yang juga khusyuk dalam beribadah. Selama beriktikaf kita akan fokus pada bagaimana beribadah menghadap Allah Swt. bukan lagi masalah-masalah keduniawian.

Untuk itu, ibadah iktikaf membantu kita untuk bisa melaksanakan salat, puasa, dan tadabur Al-Quran dengan tetap khusyuk dan tumakninah.

4 dari 4 halaman

Keutamaan Iktikaf

5. Evaluasi Diri

Evaluasi diri adalah hal yang paling sulit dilakukan oleh manusia, walaupun itu terhadap dirinya sendiri. Akan sangat mudah kita mengevaluasi diri orang lain, tetapi akan sulit jika kita mengevaluasi diri kita sendiri.

Evaluasi diri seperti proses atau pegangan yang akan membawakan kita mencapai hikmah dan perbaikan diri. Tanpa evaluasi diri tentu saja manusia akan terjebak dan tersesat karena terbawa hanya oleh diri atau hawa nafsu pribadinya.

6. Sunah Rasul

Iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadan adalah sunah Rasulullah. Beliau tidak pernah meninggalkannya. Bahkan di Ramadan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beriktikaf selama 20 hari.

Demikian pula istri beliau dan para sahabat Nabi. Mereka beritikaf 10 hari terakhir Ramadan. Bahkan sepeninggal Rasulullah, istri-istri beliau juga terus menjalankan itikaf 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

 

Disadur dari: Merdeka.com (Reporter : Novi Fuji Astuti. Published: 15/5/2020)

Baca artikel seputar Ramadan lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer