Sukses


Macam-Macam Penyebab Agitasi, Gelisah tanpa Sebab

Bola.com, Jakarta - Agitasi adalah perasaan gelisah, jengkel, atau gugup yang membuat kamu merasa tidak tenang dan cemas.

Umumnya, gelisah tanpa sebab menurut psikologi disebabkan oleh respons kamu terhadap stres. Agitasi bisa menjadi gejala gangguan mood (suasana hati) yang muncul sebagai respons terhadap stres yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan.

Terkadang agitasi bisa pula muncul tanpa pemicu apa pun. Kemunculannya bisa secara perlahan maupun mendadak.

Gejala agitasi yang biasanya muncul, seperti gelisah, gugup, bicara berlebihan, tidak responsif terhadap orang lain, mudah tersinggung, dan mengamuk.

Agitasi juga bisa menimbulkan gerakan yang tidak disadari dan tanpa tujuan, seperti berjalan mondar-mandir, meremas-remas tangan, serta menggoyangkan kaki atau tangan tanpa disengaja.

Berikut macam-macam penyebab agitasi atau gelisah tanpa sebab, disadur dari Klikdokter, Kamis (13/4/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Stres yang Tidak Dikelola dengan Baik

Bisa jadi itu satu di antara gejala mental serius, seperti skizofrenia atau bipolar disorder. Efek dari agitasi meliputi:

  • Suasana hati tidak enak.
  • Mudah tersinggung.
  • Tidak sabar.
  • Berkata kasar.
  • Gugup.
  • Berperilaku agresif dan keras kepala.
  • Bergerak tanpa tujuan seperti mondar-mandir.

Untuk mengetahui pemicu atau faktor penyebab agitasi, dokter dapat mengajukan pertanyaan mengenai riwayat kesehatan, gaya hidup, serta gejala lain yang pasien alami.

Apabila agitasi dicurigai akibat gangguan mental, pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik atau tes berikut ini:

  • Tes darah untuk memeriksa ketakseimbangan hormon.
  • Tes urine atau tes cairan tulang belakang untuk memeriksa kondisi kelainan tertentu.
  • Pada beberapa kasus, dokter dapat menyarankan CT scan atau MRI scan untuk mengetahui adanya gangguan di otak.

Skizofrenia disertai dengan gejala psikotik (halusinasi atau delusi) dapat menyebabkan penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.

Akibatnya, pengidap skizofrenia merasa tidak aman dan terancam oleh lingkungannya. Risiko munculnya agitasi pada orang dengan skizofrenia menjadi lebih besar.

3 dari 6 halaman

2. Ketergantungan dan Gejala Putus dari Adiksi

Adiksi berdampak pada kontrol diri dan emosi seseorang. Contoh adiksi adalah ketergantungan alkohol, pornografi, atau obat-obatan.

Adiksi membuat penderitanya merasa gelisah ketika tidak memperoleh apa yang diinginkan. Agitasi biasanya sering muncul pada orang yang ketergantungan dan sedang putus dari adiksi yang diderita.

4 dari 6 halaman

3. Gangguan Saraf

Tumor otak dan gangguan saraf lainnya dapat berdampak pada kondisi emosional penderitanya. Gangguan saraf bisa jadi penyebab seseorang mengalami agitasi ketika menghadapi tekanan.

5 dari 6 halaman

4. Gangguan Spektrum Autisme

Gangguan spektrum autisme ditandai dengan adanya kendala dalam berkomunikasi, berperilaku, dan bersosialisasi. Autisme dapat menjadi penyebab agitasi.

Akibatnya, anak-anak maupun orang dewasa pengidap autisme bisa mengalami tantrum, berperilaku agresif, dan impulsif.

 

6 dari 6 halaman

5. Nyeri Tubuh

Sejumlah penelitian menemukan bahwa nyeri tubuh akibat penyakit tertentu dapat membuat penderitanya mengalami agitasi. Kondisi ini satu di antaranya sering ditemui pada penderita demensia.

Demensia adalah gangguan yang menyebabkan penurunan fungsi otak sehingga penderitanya kesulitan mengingat, sering agitasi, merasa kebingungan, sulit berkomunikasi, dan paranoid. Bahkan dalam beberapa kasus, pengidap demensia mengalami gejala halusinasi.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 16/11/2022).

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer