Sukses


Cara Pembuatan Biogas yang Aman dan Ramah Lingkungan

Bola.com, Jakarta - Biogas adalah gas yang dapat dihasilkan dari fermentasi faeces (kotoran) ternak, misalnya sapi, kerbau, babi, kambing, ayam dan lain-lain dalam suatu ruangan yang disebut digester. Komponen utama biogas adalah gas methan, di samping gas-gas lain.

Biogas sering disamakan dengan gas alam. Akan tetapi, kedua energi ini sangat berbeda karena biogas adalah sumber energi terbarukan, yang bisa diproduksi secara biologis melalui sistem pencernaan anaerobik. Sedangkan gas alam berasal dari bahan bakar fosil yang berasal dari proses geologi.

Secara umum, proses pembuatan biogas ini terjadi karena adanya proses fermentasi secara organik.

Bahan organik yang berasal dari limbah organik ini, difermentasikan dalam waktu yang lama, lalu digunakan untuk memanaskan, mendinginkan, memasak atau menjadi pembangkit listrik, yang ekonomis dan ramah dengan lingkungan.

Biogas baik untuk digunakan untuk mengurangi efek rumah kaca atau pemanasan global.

Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang biogas, dilansir dari lama kuduskab.go.id, Jumat (14/4/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Proses Pembuatan Instalasi Biogas

Dasar Perhitungan:

Sebelum pembuatan instalasi biogas, telebih dahulu harus ditentukan terlebih dahulu kapasistas alat yang akan dibuat. Hal ini penting dilakukan sebagai dasar untuk menentukan ukuran peralatan yang paling tepat.

Perhitungan kapasitas alat didasarkan pada jumlah ternak dan faeces yang dihasilkan dengan perhitungan sebagai berikut:

  • Tiap ekor sapi menghasilkan 2 ember kotoran per hari
  • Kotoran perlu diencerkan dengan 3 ember air
  • Volume ember = 10 liter
  • Jumlah ternak yang diusahakan misalnya 4 ekor sapi
  • Lamanya proses pembentukan gas (fermentasi) sekitar 30 hari.

Berdasarkan perhitungan di atas, setiap hari yang dimasukkan ke dalam digester adalah 2+3 ember = 5 ember atau 50 liter campuran faeces dan air untuk tiap ekor sapi. Bila lamanya pem­bentukan gas 30 hari maka tiap ekor sapi membutuhkan ruang di­ges­ter 30 x 50 liter = 1.500 liter.

Dapat dibuat rumus sebagai berikut: Vd = Sd x RT

  • Vd = Volume tangki pencerna
  • Sd = jumlah masukan perhari = jumlah kotoran + air
  • RT = retention time = lama pencernaan

Penentuan lokasi digester merupakan hal penting. Dasar untuk penentuan lokasi paling ideal adalah dekat dengan sumber bahan baku berupa faeces, jadi sebaik­nya dekat dengan kandang ternak yang akan diman­faatkan faecesnya, dekat dengan sumber air dan persediaan yang cukup untuk bahan pengencer kotoran ternak, diusahakan lokasi biogas tidak terlalu jauh dari dapur. Sebaik­nya jarak dengan dapur kurang dari 100 m.

Bagian utama dari instalasi biogas adalah digester. Digester adalah tempat memproses kotoran ternak menjadi gas. Ada beberapa macam digester biogas berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu:

Digester Permanen

Digester ini terbuat dari bahan permanen yaitu batu bata dan semen.

Kelebihan digester permanen ini adalah bahan tahan lama (bisa lebih dari 20 tahun) kukuh, kuat tahan cuaca, mudah dioperasikan, perawatan mudah dibandingkan tipe lainnya, dan lebih efisien.

Namun, kekurangannya adalah tidak dapat dipindah-pindahkan, pembangunannya harus teliti (tidak boleh ada lubang sebesar satu jarum pun), biaya kontruksi mahal.

Digester Tidak Permanen

Digester ini berasal dari bahan plastik atau fiber. Kelebihan digester ini adalah harganya murah, bisa dipindahkan. Sedangkan kekurangannya, yakni kapasitasnya kecil, tidak tahan lama, dan pengoprasiannya lebih sulit.

Pengoperasian Alat

Sebelum dipakai perlu dilakukan pengujian kebocoran ter­hadap alat. Sebelum mulai mengoperasikan instalasi biogas, kita perlu mengetahui hal-hal yang memengaruhi proses pembentukan biogas.

Hal ini penting sebagai pedoman dalam pengoperasian alat dan kegiatan harian yang harus dilakukan agar diperoleh hasil gas yang memenuhi syarat.

3 dari 4 halaman

Langkah Kerja Pengoperasian Alat

- Masukkan faeces ke dalam bak digester, singkirkan benda-benda keras, misalnya batu, kerikil, potongan kayu, dan lain-lain yang dapat mengganggu proses. Agar pemasukan faeces berjalan lancar, perlu dibantu dengan sekop atau cangkul dan menyiramkan air dengan ember (Jawa: menggelontor).

Volume air yang masuk ke dalam digester sekitar 3 ember setiap memasukkan 2 ember fae­ces atau dengan perbandingan volume faece : volume air = 2 : 3.

- Gas mulai terbentuk pada hari kesepuluh. Gas yang terben­tuk pada hari kesepuluh hingga hari ke-20 harus dibuang karena masih bercampur dengan oksigen dari ruang penampung gas.

Campuran gas metan dan udara dalam kadar 5%-14% bila dibakar akan meledak. Setiap kali dilakukan pembu­ang­an fas dari bak penampungan gas, lebih-lebih pembu­angan gas pertama, di sekitar lokasi tidak boleh ada api sekalipun hanya api rokok karena api tersebut dapat mem­bakar gas yang keluar. Maka, disarankan saat melaku­kan pekerjaan ini tidak merokok.

- Sejak hari ke 21 gas yang dihasilkan sudah dapat diguna­kan untuk kompor dan penerangan. Alirkan gas ke kompor gas dengan membuka keran atau gas yang dihasilkan ini di­tampung terlebih dahulu ke dalam tangki gas selanjutnya dimanfaatkan untuk menyalakan kompor gas atau pene­rangan.

Besar kecil tekanan gas dapat diatur dengan mem­beri beban atau tekanan pada bak penampung gas. Dalam peralatan yang dibuat ini beban tersebut berupa rantai peng­ikat yang dapat dikencangkan atau dikendorkan.

4 dari 4 halaman

Kegiatan Harian

Kegiatan yang perlu dilakukan secara rutin setiap hari agar diperoleh gas yang berkesinambungan dan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut:

Penambahan umpan kotoran

Kotoran yang akan dimasukkkan ke digester diencerkan dengan air. Untuk kotoran sapi dan kerbau de­n­gan perbandingan volume air : kotoran = 3 : 2. Sedangkan untuk kotoran babi, kambing dan ayam yang relatif lebih kering maka harus lebih banyak airnya, yakni dengan per­bandingan 2 : 1.

Bila terjadi keterlambatan dalam pengisian bak digester ini, tidak perlu diberikan umpan ekstra (tambahan) kecuali bila terlambat lebih dari satu minggu barulah diberi ekstra secukup­nya.

Pengadukan

Pengadukan campuran dalam bak digester dilakukan setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar pembentukan gas tidak menurun akibat terbentuknya kerak di permukaan cairan

Perawatan saluran Pengeluaran

Setiap hari penambahan umpan ke dalam ruang digester akan menye­babkan terjadinya luapan di saluran keluaran. Hal ini dapat mengaki­batkan penyumbatan pada saluran ini.

Maka itu, setiap hari perlu dilakukan perawatan dengan cara membersihkan limbah pengeluaran. Limbah pengeluaran ini, baik yang berbentuk padat maupun cair, merupakan pupuk kandang yang sangat baik.

 

Sumber: kuduskab.go.id

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer