Bola.com, Jakarta - Iktikaf dalam konteks ibadah Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridaan Allah Swt. dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya.
Iktikaf saat Ramadan adalah amalan yang dianjurkan dan dapat menambah keberkahan Allah. Iktikaf saat Ramadan adalah aktivitas rutin yang dilakukan Rasulullah.
Baca Juga
Advertisement
Iktikaf dapat dilakukan setiap saat, termasuk pada waktu-waktu yang diharamkan salat. Melakukan iktikaf saat Ramadan amat erat kaitannya dengan kemuliaan malam Lailatulqadar.
Dipercaya bahwa malam Lailatulqadar datang pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Oleh sebab itu, amat dianjurkan untuk menjalankan iktikaf pada waktu tersebut.
Berikut waktu yang tepat melakukan iktikaf saat Ramadan beserta amalannya, disadur dari Liputan6, Jumat (14/4/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Waktu Iktikaf yang Dianjurkan
Iktikaf dapat dilakukan setiap saat, termasuk pada waktu-waktu yang diharamkan salat. Hukum asalnya adalah sunah, tetapi bisa menjadi wajib apabila dinazarkan.
Iktikaf harus dilaksanakan di masjid sesuai firman Allah yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf dalam mesjid.” (QS. Al Baqarah : 187)
Melakukannya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, lebih diutamakan dibanding waktu-waktu yang lain. Hal itu juga demi menggapai keutamaan Lailatulqadar yang waktunya dirahasiakan Allah.
Lantaran dirahasiakan itulah, siapa pun kita harus senantiasa mengisi malam-malam Ramadan dengan berbagai amaliah, baik wajib maupun sunah, dengan tujuan agar tidak terlewatkan.
Advertisement
Amalan Iktikaf saat Ramadan
Sebelum menjalankan iktikaf, diharuskan untuk membaca niat iktikaf. Niat ini untuk membedakan antara iktikaf dengan aktivitas mengobrol di masjid semalaman. Berikut niat iktikaf.
Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala
Artinya: "Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala."
Berdasarkan riwayat dari Aisyah r.a., Rasulullah Muhammad saw. akan mengencangkan ikat pinggang dan membangunan keluarganya di 10 malam terakhir Ramadan. Rasulullah akan berdiam diri di masjid hingga Ramadan berakhir.
Selama beriktikaf, ibadah-ibadah sunah maupun wajib dapat dilakukan. Hendaknya ketika beriktikaf, seseorang menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdoa, zikir, berselawat nabi, mengkaji Al-Qur’an dan mengkaji hadis. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Berikut amalan iktikaf saat Ramadan yang dianjurkan:
Salat
Lantaran inti dari iktikaf adalah mencari rida Allah, salat sangat dianjurkan. Salat dapat berupa salat wajib maupun sunah, baik secara berjemaah maupun sendirian.
Salat sunah yang dapat dilakukan adalah salat Tarawih, salat malam, salat Witir, salat sunah sebelum subuh, salat Duha, salat sunah rawatib, dan lainnya.
Membaca Al-Qur'an
Kegiatan belajar, membaca, memahami, dan menghayati Al-Qur'an merupakan amalan iktikaf saat Ramadan yang dapat dilakukan.
Rasulullah saw. bersabda, "Bacalah oleh kalian Al-Qur'an. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat". (HR Muslim)
Amalan Iktikaf saat Ramadan
Zikir dan doa
Saat iktikaf dianjurkan untuk banyak berzikir dan berdoa. Zikir yang dianjurkan seperti bertasbih, bertahmid dan tahlil, istigfar, dan sebagainya.
Semua bentuk zikir sangat dianjurkan untuk dibaca pada saat iktikaf. Namun, lebih diutamakan zikir yang lafalnya dari Al-Qur'an atau diriwayatkan dari sunah Rasulullah saw. secara sahih.
Berselawat
Berselawat menjadi satu di antara sebab turunnya rahmat Allah tak terkecuali saat bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda:
"Siapa saja yang berselawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh." (HR Muslim)
Berikut beberapa contoh selawat:
Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī wa sallama. Allāhumma shalli wa sallim wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Anugerah Ayu Sendari, Editor: Fadila Adelin. Published: 30/5/2019)
Yuk, baca artikel Ramadan lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement