Bola.com, Jakarta - Menjelang Lebaran Idulfitri, sebagaian besar masyarakat Indonesia melaksanakan tradisi mudik pulang ke kampung halaman.
Seperti diketahui, melakukan perjalanan mudik Idulfitri terkadang memakan waktu relatif lama. Hal ini lantaran jarak tempuh menuju kampung halaman cukup jauh.
Advertisement
Walaupun begitu, ada satu aktivitas yang tak boleh ditinggalkan dalam situasi apa pun, yakni ibadah salat fardu atau salat lima waktu.
Namun, Allah Swt. tak pernah menyulitkan umat-Nya dalam beribadah, termasuk ketika sedang berada dalam perjalanan mudik Lebaran.
Para ulama memperbolehkan umat muslim untuk salat saat naik kendaraan. Hal ini mengacu sebuah hadis dari Jabir bin Abdillah r.a.
"Rasulullah saw. melaksanakan salat sunah di atas kendaraan tanpa menghadap kiblat" (HR. Bukhari 1094)
Di sisi lain, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salat di kendaraan hanya boleh dilakukan jika ada uzur (halangan) yang dibenarkan dalam Islam.
Berikut ini tata cara salat di kendaraan saat perjalanan mudik lebaran Idulfitri, disadur dari Liputan6 dan Merdeka, Sabtu (15/4/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tata Cara Salat di Kendaraan
- Dengan posisi duduk di kursi kendaraan. Niat sambil takbiratul ihram.
- Tangan bersedekap seperti layaknya salat sambil berdiri, membaca doa iftitah, surah Al-Fatihah dan surah pendek yang dikehendaki.
- Rukuk dilakukan sedikit membungkukkan badan dari posisi duduk sambil berdoa ketika rukuk.
- Iktidal dilakukan dengan posisi punggung lurus seperti dalam posisi duduk sambil berdoa.
- Sujud dilakukan dengan membungkukkan badan lebih rendah dari rukuk sebelumnya sambil berdoa.
- Duduk antara dua sujud, dilakukan dengan posisi duduk sempurna di kursi kendaraan sambil berdoa.
- Sujud kembali dengan membungkukkan badan seperti pada sujud awal sambil berdoa.
- Duduk kembali dengan sempurna, tangan bersidekap untuk melaksanakan rakaat yang kedua, membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek yang dikehendaki.
- Rukuk dilakukan sedikit membungkukkan badan dari posisi duduk sambil berdoa ketika rukuk.
- Iktidal dilakukan dengan posisi punggung lurus seperti dalam posisi duduk sambil berdoa.
- Sujud dilakukan dengan membungkukkan badan lebih rendah dari rukuk sebelumnya sambil berdoa.
- Duduk antara dua sujud, dilakukan dengan posisi duduk sempurna di kursi kendaraan sambil berdoa.
- Sujud kembali dengan membungkukkan badan seperti pada sujud awal sambil berdoa.
- Duduk tahiyat akhir. Duduk dengan sempurna letakkan kedua tangan di atas lutut, lakukan dengan membaca doa tahiyat akhir.
- Mengucapkan salam sambil menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.
- Berdoa dan berzikir setelah selesai salat.
Advertisement
Syarat Dibolehkannya Salat di Kendaraan
- Tidak memungkinkan menghentikan laju kendaraan, sementara Anda khawatir akan terlewat waktu untuk salat wajib. Kekhawatiran tertinggal waktu salat fardu yang sebentar, seperti magrib hingga keburu bebarengan dengan salat Isya.
- Tidak ada tempat pemberhentian yang layak dan aman untuk salat, seperti dalam pesawat atau kapal kecil.
- Jika tidak menemukan air untuk bersuci, tayamumlah. Kecuali jika di kereta Anda menemukan toilet dengan wastafel untuk wudu yang bersih, bisa digunakan.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Nisa Mutia Sari, Editor: Fadila Adelin. Published: 12/6/2019), Merdeka.com (Penulis: Kurnia Azizah. Published: 21/1/2020).
Baca artikel seputar Ramadan lainnya dengan mengeklik tautan ini.