Bola.com, Jakarta - Social loafing adalah istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang yang melakukan usaha lebih sedikit ketika berada di dalam kelompok.
Saat ini, fenomena social loafing dapat terjadi di mana saja, baik di lingkungan kantor, sekolah, hingga di rumah.
Advertisement
Fenomena social loafing kali pertama ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Max Ringelmann sekitar tahun 1900-an. Kemudian, penelitian ini dikembangkan oleh psikolog Amerika bernama Bibb Latane.
Penelitian The Ringelmann effect: Studies of group size and group performance, menjelaskan ketika seseorang berada dalam satu kelompok maka usaha yang dikeluarkan akan lebih sedikit, dibandingkan saat harus berusaha atau berjuang sendirian.
Penyebab munculnya social loafing adalah karena orang tersebut memiliki self-esteem yang rendah sehingga ketika ada orang lain yang dirasa lebih baik, dia akan merasa orang lain dapat melakukannya lebih baik.
Uniknya, telah ditemukan alat ukur social loafing yaitu Social Loafing Tendency Questionnaire (SLQT). Alat ini mampu mengukur tingkat kemalasan seseorang saat berada di dalam kelompok atau ketika bekerja seorang diri.
Agar lebih paham, berikut penyebab social loafing dan cara mengatasinya, disadur dari Klikdokter, Kamis (20/4/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Social Loafing
1. Kurangnya Motivasi
Pada banyak kasus, social loafing terjadi akibat seseorang kurang memiliki motivasi. Orang yang motivasinya kurang cenderung akan malas dan mengabaikan tugas.
2. Tidak Merasa Memiliki Tanggung Jawab
Contoh social loafing adalah mereka tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan saat berada dalam kelompok.
Selain itu, mereka juga akan sulit dimintai bantuan dan akan melemparkan tanggung jawabnya ke anggota yang lain.
3. Kelompok yang Terlalu Besar
Ketika berada dalam kelompok yang besar, orang dengan sifat social loafing akan makin mengabaikan tugas yang diberikan.
Dalam kelompok besar, umumnya terlalu banyak anggota dengan pembagian kerja yang tidak jelas.
4. Ekspektasi
Saat berada di kelompok dengan anggota yang cerdas dan gesit, umumnya orang akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
Namun, mereka yang memiliki sifat social loafing akan berekspektasi sebaliknya. Mereka merasa pekerjaan akan selesai tanpa harus berkontribusi apa pun.
Advertisement
Cara Mengatasi Social Loafing
Social loafing dapat mengakibatkan efek yang buruk, bagi diri sendiri dan banyak orang. Agar sifat ini tidak melekat lebih lama pada dirimu, cobalah untuk mengubahnya.
Berikut cara untuk mengatasi social loafing yang penting untuk kamu ketahui:
- Mengetahui tugas dan tanggung jawab saat menjadi bagian dari kelompok.
- Menghindari kelompok dengan anggota terlalu banyak.
- Bersikap tegas dan menjalankan tanggung jawab yang sudah diberikan.
- Melakukan evaluasi bersama anggota kelompok.
- Mengapresiasi pencapaian yang berhasil dilakukan dari tiap anggota kelompok.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 16/11/2022)
Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.