Bola.com, Jakarta - Ada banyak jenis pantun di Indonesia, dan satu di antaranya yang masih sering digunakan ialah pantun talibun. Pantun talibun merupakan bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan isi.
Adapun ciri dari pantun talibun ialah jumlah barisnya berjumlah genap atau lebih dari empat baris, seperti enam baris, delapan baris, 10 baris bahkan sampai 20 baris.
Baca Juga
Advertisement
Jika pantun talibun berisi empat baris maka dua baris pertama adalah sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi. Begitu juga dengan pantun talibun enam baris maka tiga baris pertama adalah sampiran dan tiga baris berikutnya adalah isi.
Aturan ini berlaku untuk pantun talibun dengan jumlah baris berapa pun.
Sebagai informasi, pantun talibun yang paling populer atau sering digunakan adalah delapan baris.
Biasanya pantun talibun menggunakan gaya bahasa yang lumrah dan isinya biasa berisi pesan atau nasihat.
Itulah sedikit gambaran secara umum tentang pantun talibun. Untuk lebih jelas memahaminya, kamu bisa menyimak contoh-contoh pantun talibun pada artikel ini.
Berikut ini contoh-contoh pantun talibun yang bisa dipelajari, dikutip dari laman Pantun-puisi dan Ayokutip, Selasa (2/5/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pantun Talibun 6 Baris
1. Di kala mendung mulai menyapa
Rintik hujan mulai bersiap
Pelangi pun telah menyemburat
Jika hendak beroleh surga
Buat amal soleh padat merayap
Tinggalkan semua hal maksiat.
2. Pasang wajah muka memelas
Orang sekitar sampai kesal
Hingga semua berpaling muka
Tuntutlah ilmu dengan ikhlas
Agar kelak tak menyesal
Siap menghadapi tantangan dunia.
3. Berlayar ke pulau antah berantah
Menerjang gulungan ombak
Bersama nahkoda tak kenal kalah
Agar kau tak bersusah payah
Melewati masa depanmu kelak
Tuntutlah ilmu tak kenal lelah.
4. Mencari udang memakai jala
Udang sirna tak tahu kemana
Meninggalkan harap di ujung usaha
Tiada hari tanpa duka merana
Kelak engkau di masa tua
Jika tak manfaatkan masa muda.
Advertisement
Pantun Talibun 8 Baris
1. Pergi ke kota jalannya lebar
Membawa barang dalam ikatan
Semua ikatan ada dalam wadah
Wadah dibawa oleh kedua tangan
Dag dig dug jantung ini berdebar
Hati merasa tidak karuan
Melihat pria dengan rambut terbelah
Sungguh ia pria idaman.
2. Tangkap macan siapkan parang
Parang tajam hilangkan sengsara
Macan mati tinggalkan permata
Untuk persembahan bagi adinda
Kakanda mengarungi lautan garang
Untuk pergi demi hilangkan lara
Disini adinda tak pernah pejamkan mata
Demi menunggu kepulangan kakanda.
3. Pelangi yang ditunggu akhirnya datang jua
Memancarkan kecantikan luar biasa
Semua insan tak dapat menerka
Apakah pertanda semua nuansa
Sayangilah kedua orang tua
Jangan kalian berbuat dosa
Dengan menyakiti hati mereka
Jika tak ingin mendapat murka Yang Kuasa.
4. Safari religi ke kota Jeddah
Tidak lupa membeli kurma
Kurma muda untuk sebuah cita
Cita dari cinta dan jenaka
Hidup di dunia haruslah beribadah
Jalankan selalu perintah agama
Itu semua perintah Sang Pencipta
Untuk meraih surga dan menjauhi neraka.
Pantun Talibun 10 Baris
1. Jalan-jalan ke kota batik
Tak lupa membeli cinderamata
Cinderamata yang antik dan indah
Untuk dijadikan pajangan rumah
Diletakkan di ruang tengah
Banyak-banyaklah berbuat baik
Berbuat baik kepada sesama
Kepada teman-teman dan keluarga
Tanpa membeda-bedakan siapa saja
Niscaya balasan baik akan diterima.
2. Bunga di pasar sangat bergelimang
Semua bertebaran di atas genangan
Genangan membuat noda menghitam
Kelam dan tiada mengering
Tergeletak di tengah jalanan
Andaikan kebahagiaan mulai menghilang
Kemudian timbullah semua kenangan
Kau jangan menangis sehari semalam
Kau jangan menangis hingga mata kering
Ingatlah Tuhan sumber kebahagiaan.
Advertisement
Pantun Talibun 12 Baris
1. Bangun tidur langsung lari pagi
Lari pagi di jalanan desa yang sepi
Dekat sawah yang banyak petani
Udaranya segar hawanya asri
Suara burung berkicau dan berseri
Suasananya masih nyaman sekali
Ketika semua temanmu sudah pergi
Dan tak ada yang mau kembali
Janganlah kau muram bersedih
Ingatlah jika kau tidak sendiri
Ada keluarga di rumah yang menanti
Yang akan selalu ada sampai nanti.
Sumber: Pantun-puisi, Ayokutip
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.