Sukses


Apa yang Dimaksud Pancasila sebagai Ideologi Terbuka? Ini Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia. Adanya Pancasila sebagai ideologi tersebut sudah melalui proses musyawarah dari berbagai golongan masyarakat.

Ideologi adalah kumpulan prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar untuk mengarahkan kehidupan nasional sebuah bangsa.

Pancasila dapat dianggap sebagai ideologi terbuka karena memiliki prinsip-prinsip dasar yang dapat diinterpretasikan secara luas oleh berbagai kelompok masyarakat.

Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan cita-cita hidup berbangsa dan bernegara yang mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.

Lantas, apa arti dan maksud dari Pancasila sebagai ideologi terbuka?

Berikut ini penjelasan tentang maksud Pancasila sebagai ideologi terbuka, dilansir dari Pasla.jambiprov.go.id, Selasa (2/5/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Nilai Pancasila

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila mengandung tiga jenis nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.

Nilai Dasar

Nilai Dasar Pancasila adalah prinsip-prinsip yang diterima sebagai landasan yang mutlak, nilai dasar dianggap benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Nilai dasar ini merupakan inti dari sila-sila Pancasila yang universal sehingga mengandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik dan benar.

Nilai Instrumental

Nilai instrumental merujuk pada nilai-nilai yang berhubungan dengan pelaksanaan nilai dasar. Biasanya, nilai-nilai instrumental ini berbentuk norma sosial dan hukum yang diwujudkan dalam bentuk peraturan dan mekanisme lembaga negara.

Nilai instrumental dapat berubah seiring perkembangan dan implementasi nilai-nilai dasar dalam kehidupan nyata, tetapi perubahan tersebut tidak boleh melanggar prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan.

Karakteristik dinamis dan inovatif nilai instrumental memungkinkan Pancasila untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai dasarnya.

Nilai Praktis

Nilai praksis Pancasila merujuk pada nilai-nilai yang benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini terkait dengan etika atau moralitas.

Nilai praksis Pancasila diwujudkan melalui interaksi antara nilai instrumental dengan situasi konkret di tempat dan situasi tertentu.

Penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa mengalami perkembangan dan perbaikan yang sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, dan aspirasi masyarakat, tetapi tetap berlandaskan pada nilai dasar Pancasila.

3 dari 5 halaman

Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Dimensi Idealistik

Dimensi ini menyangkut nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Dimensi Normatif

Nilai dasar Pancasila harus diperjelas dengan aturan atau sistem norma negara. Dimensi normatif Pancasila mengatur pelaksanaannya melalui norma yang dibuat atau diubah.

Dimensi Realistik

Pancasila mampu hidup dalam segala keadaan yang terjadi di Indonesia. Dimensi realistik Pancasila memungkinkan realitas yang ada di Indonesia dapat diselesaikan dengan keterbukaan ideologi negara.

4 dari 5 halaman

Keunggulan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Berikut beberapa keunggulan Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Sila Pertama Pancasila

Dibandingkan dengan paham Atheisme yang dianut oleh Komunisme yang berdasarkan ajaran materialisme dialektis dan materialisme historis versi Marxisme, sila pertama Pancasila dianggap lebih unggul.

Sila pertama ini menjadi semangat dasar yang melandasi sila-sila lainnya, seperti perikemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.

Sila Kedua Pancasila

Pada Sila kedua Pancasila yang menyatakan "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", secara tidak langsung menunjukkan konsep manusia yang lebih seimbang dan bijaksana dibandingkan dengan paham Liberalisme-Kapitalisme.

Paham tersebut memandang manusia sebagai "subjek pelaku bebas yang dapat menentukan nasibnya sendiri".

Dengan demikian, konsep manusia dalam Pancasila dianggap lebih lengkap, komprehensif, dan seimbang dalam cara memandang dan memperlakukan manusia secara adil.

Sila Ketiga Pancasila

Pada Sila Ketiga Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia", dianggap lebih superior daripada konsep persatuan ras (NAZI) dan persatuan bangsa yang chauvinis (Fasis).

Dalam konsep persatuan ras dan bangsa yang bersifat chauvinis, terdapat unsur peninggian diri sendiri (seperti superioritas ras Arya di India) dan penghinaan terhadap kelompok lain (inferioritas).

Sementara dalam konsep persatuan Volksgemeinschaft yang diprakarsai oleh NAZI, terdapat keinginan untuk berkuasa dan memperluas kekuasaan (melalui ekspansi), serta menjaga kemurnian ras dan tanah air dari unsur-unsur yang dianggap asing, seperti orang Yahudi, kaum gipsy, kaum homoseksual, dan lain-lain.

Sedangkan pada prinsip Persatuan Indonesia menurut Pancasila, lebih didasarkan pada penghargaan terhadap perbedaan dan keragaman.

5 dari 5 halaman

Keunggulan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Sila Keempat Pancasila

Sila keempat Pancasila dianggap lebih superior dibandingkan dengan paham kerakyatan yang diusung oleh sosialisme dan fasisme.

Dalam pidato Soekarno pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, beliau menyatakan bahwa "Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan".

Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu golongan, meski golongan kaya. Namun, kita yang mendirikan negara.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa prinsip kerakyatan dalam Pancasila lebih unggul daripada prinsip kerakyatan sosialisme dan Marxisme yang berfokus pada "solidaritas sosial" dengan menumpukan pada perjuangan dan antagonisme kelas.

Sila Kelima Pancasila

Sila kelima Pancasila mengandung implikasi terhadap konsep kesejahteraan sosial dan demokrasi ekonomi yang lebih unggul daripada konsep pasar bebas yang diusung oleh Liberalisme-Kapitalisme, terutama dalam bentuk baru yaitu paham Neoliberalisme.

Itulah mengapa, kegiatan ekonomi harus menggunakan prinsip kesetaraan untuk kemakmuran masyarakat. Bukan hanya untuk kepentingan individu. Konsep koperasi juga merupakan implementasi nyata dari prinsip tersebut.

 

Sumber: pasla.jambiprov.go.id

Baca artikel seputar Pancasila dari berbagai tema lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer