Sukses


5 Contoh Cerita Lucu Bikin Ngakak, tapi Tetap Punya Pesan Moral

Bola.com, Jakarta - Membaca cerita lucu bisa menjadi obat stres terbaik dan hiburan tersendiri terutama saat kita sedang terasa penat dan sedih.

Selain itu, dengan membacakan cerita lucu, suasana hati lebih ceria karena dipenuhi dengan tawa.

Cerita lucu juga bisa kamu baca bersama dengan teman-teman atau keluarga saat sedang berkumpul.

Pada dasarnya, cerita lucu bisa menjadi hiburan yang menyenangkan di tengah-tengah rutinitas yang membosankan.

Biasanya, cerita lucu diambil dari kejadian-kejadian unik yang terjadi kehidupan sehari-hari.

Berikut ini lima contoh cerita lucu bikin ngakak, tetapi masih mengandung pesan moral, dikutip dari laman Yedepe dan Bosmeal, Selasa (9/5/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Peternak Sapi

Di sebuah desa, hiduplah seorang peternak sapi yang bisa dibilang cukup berhasil di desa itu. Peternak itu mempunyai beratus-ratus ekor sapi yang tambun dan sehat.

Namun, pada suatu hari seseorang datang ke peternakannya. Orang itu ternyata adalah petugas peternakan yang menyamar. Ia bertanya kepada si peternak yang saat itu tengah duduk di teras rumahnya.

"Bapak, kalau boleh tahu, sapi-sapi Anda ini setiap hari diberi makan apa ya?"

Peternak itu menjawab dengan santai dan tanpa ada rasa curiga sedikit pun. "Ya, saya beri makan sama rumput-rumput saja, kok."

"Kalau begitu, Bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi ini secara tidak layak," kata petugas itu sambil menunjukkan identitasnya sebagai petugas peternakan. "Bapak saya denda sebesar Rp2 juta."

Dengan dongkol dan mau tidak mau, peternak itu memberikan 2 juta rupiah.

Selang beberapa hari kemudian, ternyata petugas itu datang kembali dan menanyakan pertanyaan yang sama. Namun, kali ini peternak itu menjawab berbeda.

"Sapi-sapi saya diberi makan keju, hamburger, dan susu!," katanya, berharap tidak didenda. Namun, ternyata dugaannya salah.

"Kalau begitu, Bapak saya denda 3 juta rupiah karena memberi makan sapi di luar batas wajar!," kata si petugas. Lagi-lagi, peternak apes ini merelakan 3 jutanya.

Seminggu kemudian, ternyata petugas peternakan itu masih belum puas dan datang lagi. Dan tentu saja, menanyakan hal yang sama kepada peternak yang sudah kesal.

"Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?"

"Begini, Pak, setiap hari semua sapi ini saya beri uang masing-masing tiga ribu rupiah, terserah mereka mau makan apa!!" balas peternak jengkel.

3 dari 6 halaman

Kalkulator Hilang

Mamat cukup sering mendapat nilai yang baik dalam ujiannya sehingga guru-guru sangat hafal dengan dirinya. Meski mempunyai nilai yang cukup baik, ternyata Mamat ini juga terkenal karena kebandelannya dan tingkahnya yang membuat semua orang geleng-geleng kepala.

Selalu ada saja perbuatan atau perkatannya yang di luar perkiraan sehingga sebagian guru sudah angkat tangan dengannya.

Kebetulan hari ini adalah pembagian hasil ulangan Matematika yang diadakan Pak Jono pada pertemuan sebelumnya yaitu kemarin lusa. Murid-murid sudah menunggu dengan deg-degan tak terkecuali Mamat.

Namun, seisi kelas pun tahu kalau nilai Mamat sudah pasti di atas delapan karena memang dari dulu Mamat tidak pernah mendapatkan nilai di bawah itu.

Pak Jono mengatakan ada tiga anak yang mendapat nilai jelek di kelas ini dan Mamat mulai keringat dingin. Ia takut kalau di antara tiga anak itu adalah dirinya. Kemudian Pak Jono mulai membacakan hasilnya satu persatu.

Ada anak yang mendapatkan nilai 100, tapi tidak banyak. 90 dan 80, kebanyakan anak-anak pendiam yang rajin. Nama Mamat belum disebutkan. Kemudian terungkaplah dua anak dengan nilai yang jelek, yaitu kawan-kawan Mamat yang memang tidak suka belajar.

Ternyata nilai Mamat dibacakan terakhir, semua tidak menyangka Mamat adalah anak ke tiga yang mendapat nilai jelek. Pak Jono yang juga heran akhirnya bertanya kepada Mamat setelah kelas usai agar tidak didengar oleh murid lainnya.

"Mamat, mengapa nilai Matematikamu di bawah lima? Sebelumnya nilai kamu semuanya juga tahu selalu di atas delapan. Apa ada masalah yang sedang terjadi? Barang kali saya bisa membantu," kata Pak Jono perhatian.

Mamat mengangguk. "Betul Pak, sebenarnya saya memang sedang ada masalah."

"Apa masalahmu, Nak? Ceritakan saja pada Bapak."

"Begini, Pak," kata Mamat. "Kalkulator saya hilang."

Dasar Mamat, ternyata rahasia nilai bagusnya selama ini adalah dengan bantuan kalkulator.

4 dari 6 halaman

Orang Cadel

Dikisahkan ada seseorang yang memiliki kesulitan dalam mengatakan huruf "r" atau biasa dikenal dengan cadel, ia datang ke sebuah warung nasi goreng setelah memperoleh gaji pertamanya,

"Pak, nasi goyeng nya satu ya pak, yang pedas," katanya memesan dengan mantap.

"Tidak ada mas."

"Lah itu ada teltulis ditendanya, Pak."

"Itu tulisannya nasi goreng! Kalau nasi goyeng tidak ada! Sana pulang dulu, belajar ngomong nasi goreng!"

Selama tiga hari tiga malam yang keluar dari mulutnya hanyalah "nasi goyeng, nasi goyeng, nasi goyeng" dan setelah genap seminggu berlatih akhirnya ia bisa mengatakan "nasi gorrrrreng" kemudian ia kembali ke warung nasi goreng tersebut.

"Pak pesan nasi gorrrrrengnya satu piring ya Pak, yang pedas," katanya dengan percaya diri.

"Ya, bentar ya, Mas. Oiya minumnya apa ya?"

“Es jeyuk, Pak."

Yah, alamat disuruh balik lagi deh buat belajar ngomong es jerrruk...

5 dari 6 halaman

Efek Kosmetik

Menjelang Idulfitri, Markonah tertarik membeli kosmetik mahal asli Paris bukan beli dari MLM seperti teman-temannya.

Kosmetik ajaib yang lebih mahal dari Bobbi Brown, Stila, dan Mac menurut sales girl-nya memberi garansi, pemakainya akan tampil jauh lebih muda dari usianya.

Setelah berjam-jam duduk di depan meja rias, mengoleskan kosmetik "ajaib" nya, dia bertanya kepada Mukidi, sang suami:

"Mas, sejujurnya berapa tahun kira-kira usiaku sekarang?"

Mukidi memandang lekat-lekat istrinya tercinta.

"Kalau dilihat dari kulitmu, usiamu 20 tahun, rambutmu, hmm... 18 tahun..., penampilanmu 25 tahun..."

"Ah Mas Mukidi pasti cuman menggoda," Markonah tersipu manja.

"Tunggu dulu, Sayang, saya ambil kalkulator, saya jumlahkan dulu ya..."

6 dari 6 halaman

Tiga Pemburu Sombong

Beberapa pemburu yang sedang melepas lelah mereka sembari duduk di pinggir sebuah desa.

Desa tempat mereka beristirahat itu lokasinya tidak jauh dari hutan mereka biasa berburu. Kini, ketiga pemburu itu sedang menikmati makan siang mereka sembari berbincang-bincang. Tak jauh dari situ, seorang penduduk asli ternyata ikut mendengarkan pembicaraan mereka.

Pemburu 1 yang menyadari itu buru-buru memberitahu kedua temannya dengan isyarat mata yang menunjuk ke arah penduduk desa tersebut. Mengetahui pembicaraan mereka didengarkan, ketiga pemburu itu justru membesar-besarkan cerita. Lebih terlihat seperti membual sebenarnya.

Pemburu 1 yang memulai cerita bualannya pertama. "Kalian tahu tidak, anjing peliharaanku itu pintar sekali. Kalau ia aku suruh untuk membeli telur, ia akan memperhatikan kualitas telur tersebut. Jika telur tersebut tidak segar maka ia tidak akan membelinya! Dia mempunyai hidung yang luar biasa!" katanya sombong.

Pemburu 2 kemudian menanggapi tak kalah bangga. "Ah itu sih bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan anjingku!"

"Oh ya? Memangnya apa yang bisa dilakukan anjingmu?" tanya Pemburu 3.

"Anjingku ini, kalau aku suruh untuk membeli rokok maka dia pasti akan menolak jika ditawari merek rokok yang bukan favoritku. Selain itu, dia tidak akan merokok sampai tiba di rumah lalu aku menawarinya sebatang."

"Jelas anjing-anjing kalian hebat sekali!" ujar Pemburu 3 dengan suara keras.

"Hei Pak Tua," panggil Pemburu 3. "Apakah Anda sudah pernah mendengar anjing yang sehebat anjing kami?"

Pak Tua itu terdiam sejenak dan berpikir sebelum menjawab. "Pernah sekali, anjing milik saudaraku."

Kemudian beliau melanjutkan. "Kupikir ia sedikit lebih pandai."

Pemburu 2 menatap heran Pak Tua itu. "Maksud Anda bagaimana?"

"Anjing itu lebih pandai karena dialah yang menjalankan toko tempat anjing-anjing Anda berbelanja!"

 

Sumber: Yedepe, Bosmeal

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer