Bola.com, Jakarta - Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata "khuluk", yang berarti tingkah laku, tabiat atau peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Kata akhlak telah disebutkan dalam (Q.S. Shad:46) berikut ini:
Baca Juga
Advertisement
إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ
Artinya:
"Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat." (Q.S. Shad : 46).
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang akhlak, disadur dari Merdeka, Rabu (9/5/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam-Macam Akhlak
Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)
Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah yaitu golongan akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim.
Akhlakul mahmudah meliputi sifat sabar, jujur, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, rela berkorban, adil, bijaksana, lembut dan santun, tawakal, dan masih banyak lagi.
Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari akan menjaga tutur kata dan perbuatannya.
Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah keharusan untuk menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak Tercela (Akhlakul Mazmumah)
Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia.
Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Beberapa contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak, hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya.
Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menjauhi akhlakul mazmumah. Hal ini karena akhlak ini sangat dibenci oleh Allah Swt.
Advertisement
Manfaat Akhlakul Mahmudah
Akhlakul mahmudah memiliki manfaat untuk kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut:
- Dicintai oleh Rasulullah saw.
Keutamaan memiliki akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) yaitu dicintai oleh Rasulullah saw. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi, disebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki sifat terpuji akan dekat dengan Rasulullah saw.
Sebagaimana dalam hadis berikut ini, Rasulullah saw. bersabda:
"Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong." (HR. Tirmizi).
- Berat Timbangan di Hari Kiamat
Keutamaan memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) yang kedua yaitu berat timbangan di hari kiamat. Seorang muslim yang memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) akan diselamatkan oleh Allah Swt. di hari akhir.
Tak hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai derajat seperti orang yang berpuasa atau salat. Sebagaimana dalam hadis berikut ini, Rasulullah saw. bersabda:
"Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin salat." (HR. Tirmidzi)
Contoh Akhlakul Mahmudah dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Berbicara sopan dengan orang yang lebih tua.
b. Selalu rendah hati dan tidak sombong.
c. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
d. Menjaga lisan untuk selalu berkata yang baik.
e. Menjaga aib orang lain.
f. Memberikan nasihat yang baik pada orang lain, dan masih banyak lagi.
Advertisement
Contoh Akhlakul Mazmumah dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Bersikap takabur, kikir, sombong, dengki.
b. Mengingkari janji yang sudah dibuat.
c. Mencuri barang atau mengambil barang yang bukan haknya.
d. Berbicara kasar atau durhaka kepada orang tua.
e. Berprasangka buruk pada orang lain (suudzon), dan lain sebagainya.
Disadur dari: Merdeka.com (Penulis: Addina Zulfa Fa'izah. Published: 12/9/2020)
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.