Bola.com, Bandung - Ketua KONI Jawa Barat, M. Budiana sangat prihatin dan menyayangkan atas perlakuan tidak fair play terhadap atlet pencak silat asal daerahnya, Bayu Lesmana yang berlaga di SEA Games 2023 Kamboja.
Bayu Lesmana dikabarkan dipaksa mengalah atas pesilat tuan rumah Kamboja, Non Sromoachkhoram saat akan berlaga pada babak final pencak silat SEA Games Kamboja di nomor tanding kelas A putra (U-45 kg) sehingga harus puas dengan medali perak.
Advertisement
"Saya selaku Ketua Umum KONI Jabar yang turut serta membina atlet bersama dengan IPSI Jabar sangat prihatin dengan kejadian tidak adil yang menimpa atlet kami, Bayu Lesmana," tegas Budiana di Gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (10/5/2023).
"Di ajang multievent internasional setingkat Asia Tenggara kok masih terjadi hal seperti itu. Ini jadi catatan penting bagi penyelenggaraan," lanjut Budiana.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sampaikan ke Publik
Budiana berharap, KOI maupun jajaran pimpinan kontingen Indonesia di SEA Games XXXII Kamboja untuk segera melakukan pembelaan bagi atlet yang bersangkutan. Selain itu, memberi penjelasan kepada PB IPSI secara langsung terkait kejadian perlakuan tidak adil tersebut.
"Hal itu jangan dibiarkan. Kalau ada pembiaran dan atlet tidak dibela saat mendapat perlakuan tidak adil maka tanda tanya besar bagi kontingen Indonesia," cetus Budiana.
Meski demikian, Budiana yakin dan tetap menduga bahwa para pimpinan kontingen hingga manajer tim pencak silat Indonesia sudah bergerak merespons kejadian tersebut.
"Apa yang sudah dilakukan oleh pimpinan kontingen Indonesia di SEA Games XXXII maupun manajer tim terhadap atlet silat ini harus dibuka ke publik. Kalau sudah bagus, kalau pun belum segera dirilis ke media sehingga semuanya jelas seperti apa persoalan yang terjadi dan tidak simpang siur," tutur Budiana.
Advertisement
Membesarkan Hati
KONI Jabar akan menyerahkan terkait permasalahan tersebut kepada KOI serta jajaran kontingen Indonesia SEA Games XXXII.
"Saat ini kami akan membesarkan hati Bayu Lesmana agar tidak kecil hati, tidak patah semangat atas perlakuan tidak adil yang dia terima. Itu yang secepatnya akan kita lakukan karena Bayu Lesama ini atlet kebangaan dan andalan Jabar," tutur Budiana.
Kejadian tidak adil yang menimpa atlet pencak silat Indonesia di SEA Games XXXII, Bayu Lesmana ramai menjadi perbincangan setelah sebuah video curahan hatinya viral di media sosial.
Video tersebut merupakan rekaman video call Bayu Lesmana dengan salah satu pelatihnya di Kota Bandung, Andra R. Malela dan diposting di akun instagram @i.paramour.
Kronologi Pertandingan
Bayu Lesmana sudah berlatih dengan Andra sejak kecil. Bahkan setiap akan bertanding di ajang SEA Games XXXII, Bayu selalu mengirimkan pesan dan meminta doa serta dukungan dari rekan-rekannya di Kota Bandung.
"Saat akan final di kelas U-45 kg putra pun, Bayu menghubungi saya minta doa. Bahkan saya dan rekan-rekannya sudah bersiap menonton siaran langsung pertandingannya di youtube," kata Andra saat dihubungi awak media.
Pesilat Kamboja, Non Sromoachkhoram maju ke babak final setelah menang WO atas pesilat Malaysia, Muhammad Khairul Shaddad Ardi. Sedang Bayu Lesmana mengalahkan pesilat Singapura, Dhani Andika Bin Razali dengan skor telak 31-15.
Namun selang beberapa menit, kata Andra, Bayu mengirimkan pesan WhatApps dan mengatakan batal bertanding di partai final nomor tanding kelas U-45 kg putra menghadapi pesilat tuan rumah Kamboja, Non Sromoachkhoram.
"Ternyata dia disuruh walk out atas permintaan tuan rumah Kamboja, padahal Bayu tidak cedera bahkan sedang melakukan pemanasan. Jadi kami sangat menyayangkan kejadian ini karena saya tahu bagaimana perjuangan Bayu untuk bisa berlaga di SEA Games XXXII membela Indonesia," ucap Andra.
"Kami sangat menyayangkan kejadian itu. Bayu itu berasal dari keluarga yang kurang mampu dan punya mimpi untuk membangun rumah serta memberangkatkan orang tuanya ke umrah. Tapi mimpi itu dibuyarkan dengan perlakukan yang tidak adil," tambah Andra mengakhiri.
Advertisement