Sukses


Contoh Teks Drama yang Simple dan Mudah Dihafalkan

Bola.com, Jakarta - Drama adalah satu di antara kegiatan yang mungkin kerap dilakukan saat masih duduk di bangku sekolah. Bahkan istilah drama kerap digunakan untuk memberikan diksi terhadap cerita dalam kehidupan seseorang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.

Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.

Drama juga bisa diartikan sebagai cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.

Agar lebih paham lagi, berikut contoh naskah drama yang simple dan mudah dihafalkan, dikutip dari lamanĀ Sekolahnesia, Jumat (12/5/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Danau Toba

Judul: Asal Usul Danau Toba

Pemain: Tuba, Putri (ikan mas), anak laki-laki

Ada seorang pemuda yatim piatu yang sangat miskin yaitu bernama Tuba. Tuba tinggal di sebelah utara Pulau Sumatra seorang diri. Ia menjalani kehidupannya dengan bertani dan memancing di laut. Pada suatu hari, Tuba memancing di laut dan menadapatkan seekor ikan yang aneh.

Tuba: Wah, sangat besar ikan ini.

Ketika Tuba berusaha melepaskan kailnya, tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi sosok wanita yang sangat cantik. Kemudian Tuba melakukan perbincangan dengan wanita jelmaan ikan tersebut.

Tuba: Apakah kau ikan yang barusan aku pancing?

Putri ikan: Iya betul. Aku adalah seekor ikan emas, dulunya aku dikutuk oleh dewa karena melanggar suatu aturan. Nah, jika tubuhku tersentuh tangan maka wujud aku akan berubah seperti makhluk yang sudah menyentuh tubuhku. Karena kamu telah menyentuhku maka wujudku berubah sepertimu, yaitu manusia.

Tuba: Oh begitu rupanya nasibmu, berarti kamu tidak memiliki tempat tinggal?

Putri ikan: (Ia hanya mengangguk dan tersenyum)

Tuba: Kalau begitu, kamu ikut aku sajalah dan tinggal di gubukku, kebetulan aku tinggal hanya sendirian.

Putri ikan: (Kemudian berjalan mengikuti Tuba)

Sejak itulah Putri ikan tinggal bersama Tuba. Tuba pun hidup bahagia karena sangat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Hingga pada suatu hari, Ia memiliki niat untuk meminang Putri ikan.

Tuba: Maukah kamu jadi istriku? Karena aku merasa senang jika kamu tinggal disini dan akan lebih senang jika kamu mau jadi istriku.

Putri ikan: (Ia menganggukkan kepalanya) Aku mau jadi istrimu, tapi bisakah Abang berjanji sesuatu padaku untuk merahasiakan bahwa aku seekor ikan.

Tuba: Aku akan menjaga rahasia ini kepada siapa pun. Kemudian mereka pun menikah. Dari pernikahannya Tuba dan Putri ikan dikaruniai satu anak. Namun, anak tersebut selalu merasa lapar dan setelah diberi makan pun, tetap saja merasa lapar.

Hingga pada suatu hari dia menghabiskan makanan yang ada di meja untuk orang tuanya. Ketika ayahnya pulang dari ladang dan merasa lapar, ternyata di mejanya tidak ada makanan sedikit pun. Akhirnya Tuba tidak bisa mengontrol amarahnya hingga dia memarahi anak tersebut.

Tuba memarahi anaknya, hingga keluar kata-kata, "dasar anak ikan makanya kau tidak pernah merasa kenyang". Setelah itu anaknya pergi dan menangis menyusul ibunya di ladang. Tuba baru sadar kalau dia telah melanggar janjinya, membuka rahasia.

Akhir cerita, Putri ikan dan anaknya pergi ke atas langit dan meninggalkan Tuba. Di tempat berdirinya sang istri Tuba dan anak laki-lakinya, tiba-tiba keluar air yang makin lama makin deras hingga menenggelamkan Tuba dan menjadi sebuah danau.

Dari cerita itu maka danau tersebut diberi nama Danau Toba.

3 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Modern

Judul: Ujian Semester di Sekolah

Pemain: Adi, Banu, Sita, Dini, dan Budi

Pada suatu hari, sedang diadakan ujian semester di sekolah. Mata pelajaran yang diujikan yaitu matematika. Adi, Banu, Sita, Dini, dan Budi yang duduk saling berdekatan mengadakan suatu percakapan, dikarenakan mereka kewalahan melihat soal di kertas ujian yang cukup sulit.

Banu: Din, beri tahu aku jawaban soal nomor 10 dan 11!

Dini: A dan C

Sita: Jawaban no 11, 12 dan 17 apa Ban?

Banu: 11 A, 12 D, 17 aku belum.

Empat pelajar tersebut saling menyontek seperti halnya yang dilakukan pelajar lainnya. Namun, berbeda dengan Budi, ia mengerjakan soal dengan santai dan percaya diri tanpa harus menyontek.

Banu: Bud, apa kamu dah selesai?

Budi: Belum masih lima soal lagi baru selesai.

Banu: Kasih tahu jawaban soal no 17 sampai nomor 23!

Budi: Tidak bisa, Ban.

Banu: Kita sahabat, Bud, harus kerja sama.

Dini: Iya, Bud, tidak ada salahnya kita kerja sama.

Budi: Kita tidak boleh bekerja sama dalam hal yang salah.

Sita: Kenapa memangnya, hanya 5 nomor saja kok.

Budi: Menyontek dan memberikan contekan merupakan perbuatan tercela dan sama-sama berdosa. Aku tidak ingin menyontek ataupun memberikan contekan kepada kalian. Aku mohon maaf.

Keempat teman budi masih saja saling menyontek dan pada akhirnya ketahuan oleh gurunya. Akhirnya mereka berempat dihukum dan dijemur di lapangan untuk menghormati bendera sang Merah Putih.

Setelah Budi menyelesaikan ujiannya, ia ikut keluar dan menghampiri keempat kawan serta ikut hormat seperti sahabat-sahabatnya. Akhirnya mereka menjalani hukuman bersama dan menyadari akan kesalahannya.

4 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama Cerita Rakyat

Judul: Malin Kundang

Pemain: Malin Kundang, Mande, dan Putri (istri Malin)

Malin Kundang adalah seorang anak tunggal dari seorang ibu yang bernama Mande. Lantaran di tanah kelahirannya mereka hidup susah, Malin Kundang memutuskan pergi kota untuk mengadu nasib dan mencari pekerjaan.

Akhirnya, Malin Kundang menjadi seorang yang sukses dan menikah dengan saudagar kaya. Ketika ia kembali ke kampung halamannya bersama sang istri. ia sudah tidak mengakui ibu kandungnya. Kemudian ibu Malin Kundang berdoa, akhirnya Malin Kundang dan istrinya tersambar petir dan anehnya tubuh mereka berubah menjadi batu.

Malin: Wahai istriku, inilah dulu kampung kelahiranku. (Dari atas perahu yang ia sandarkan sambil menunjuk ke arah daratan)

Istri: Sungguh sangat indah sekali kampung kelahiranmu Kanda.

Mande: (Ia berlari dengan tertatih-tatih mendengar anak laki-lakinya sudah sukses dan kembali ke kampungnya. Ia memanggil) Malinā€¦.Malinā€¦! Kau Malin anakku, sambil berteriak kegirangan.

Istri: Siapakah dia Kanda?

Malin: (Ia menyembunyikan wajah terkejutnya pada saat melihat ibunya berlari mendekati perahu miliknya). Kanda tidak mengenal wanita itu Dinda.

Istri: Mungkin dia hanya seorang pengemis yang ingin meminta balas kasihan dari kita, Kanda.

Mande: Malin, ini Ibu. Apakah kamu tidak mengenali Ibu yang sudah mengandung sembilan bulan dan membesarkanmu, Nak.

Malin: Dasar wanita tua. Jangan sekali-kali kau mengaku kalau aku ini adalah anakmu. Ibuku bukan seorang wanita tua renta sepertimu, ia sudah meninggal sejak aku masih kecil. Pergilah dari sini, jangan sampai mengotori kapal milikku.

Mande: (Mendengar kata-kata umpatan dari anak laki-lakinya ia menangis dan menahan kesedihan). Kemudian Ia menengadahkan tangan ke atas sambil berdoa kepada Tuhan. Ya Tuhan, kenapa anakku berubah seperti itu, apa salahku? Jika memang dia bukan anakku maka maafkanlah kesalahan pemuda itu. Namun, jika ia adalah anakku maka hukumlah dia karena ia telah durhaka kepada ibunya.

Tiba-tiba datang suara gemuruh dan petir pun menggelegar. Badai sangat besar itu menyambar kapal Malin Kundang dan kemudian terbalik. Sedangkan petir menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya tubuh Malin dan istrinya tiba-tiba berubah menjadi batu.

Itulah sebuah kekuatan doa dari seorang ibu. Maka, jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka terhadap orang tua.

5 dari 5 halaman

Contoh Teks Drama di Sekolah

Judul: Perpustakaan Sekolah

Pemain: Aprilia, Veronica, dan Anggy, Bu Guru, Wantara

Ā 

Pada suatu pagi yang cerah. Aprilia dan Veronika sedang di perpustakaan membaca buku Biologi. Pasalnya, di siang hari akan diadakan ulangan mata pelajaran Biologi. Kemudian tiba-tiba datang sahabat mereka, yaitu Anggi.

Anggi: April, Ver kalian berdua rajin sekali.

Aprilia: Iyalah, sebagai seorang pelajar memang tugas utama kita yaitu belajar.

Anggi: Iya sih. Oh iya, hari ini ada siswa baru lho.

Veronica: Siapakah namanya?

(Tiba-tiba terdengar bunyi bel sekolah)

Aprilia: Ayo kita masuk kelas.

Bu Guru: Selamat pagi, semuanya. Pada pagi hari ini kita kedatangan siswa baru dari Sulawesi dan nantinya akan menjadi teman kalian. Silakan perkenakan nama mu, Nak!

Wantara: Selamat pagi teman-teman. Perkenalkan, nama saya Wantara, saya berasal dari Sulawesi.

Aprilia: (berbisik dengan Veronika) Jauh sekali, dari Pulau Sulawesi dan pindah ke Bandung.

Bu Guru: Nak Wantara, silakan duduk di belakang Veronica ya (sambil menunjuk meja kosong yang berada di belakang Veronica).

Pada jam istirahat, Wantara memilih diam dan duduk di bangkunya karena belum memiliki teman. Semua teman-temannya juga masih sungkan untuk mendekatinya. Tiba-tiba Aprilia, Veronica, dan Anggi menghampirinya dan mengajak kenalan.

Setelah pulang sekolah, bu guru memanggil Aprilia, veronica, dan Anggi. Beliau menanyakan perilaku Wantara di dalam kelas.

Bu Guru: Bagaimana sikap Wantara di dalam kelas? Apakah Wantara bisa berbaur dengan yang lainnya?

Veronica: Wantara anaknya baik bu, tapi agak pendiam mungkin karena masih baru di sini dan belum mengenal teman-teman yang lain.

Bu Guru: Oh, begitu ya? Wantara merupakan salah satu korban tsunami Sulawesi beberapa bulan lalu yang selamat. Kedua orang tuanya meninggal karena amukan ombak tsunami. Kini tinggal ia dan adik perempuannya yang masih kelas 4 SD, sekarang sekolahnya juga pindah di kota ini.

Di sini mereka tinggal bersama keluarga pamannya. Namun, pamannya tadi pagi bercerita sama ibu, kalau keluarganya ini tidak mampu. Jadi tidak bisa memberikan uang saku kepada ponakannya tersebut. Jadi, Wantara suruh berhemat dan dibawakan bekal nasi agar tidak kelaparan di sekolah.

Ya sudah, ibu hanya ingin cerita begitu sama kalian. Jadilah teman yang baik untuk Wantara agar ia tidak merasa kesepian. Akhirnya ketiga sahabat ini terus memikirkan Wantara dan mereka memiliki ide untuk membawa bekal makan agar bisa menikmati makan bersama.

Aprilia: Wan, bolehkah kita duduk di sini dan makan bersama?

Wantara: (merasa kikuk) silakan, boleh saja.

Setiap hari mereka berempat makan bersama. Bahkan Aprilia, Veronica, dan Anggi selalu membawakan makanan cemilan buat dimakan bersama-sama. Wantara merasa bahagia dan tidak merasa kesepian.

Wantara: Terima kasih ya sahabatku. Kalian bisa menerimaku sebagai teman kalian.

Aprilia dan kawan-kawan: Kamu bicara apa Wan? Sudah sewajarnya kita bersikap begitu.

Semenjak itu, Wantara merasa memiliki keluarga baru dan ia makin kuat menjalani hari-harinya. Banyak teman-teman di kelas yang juga ikut membawa bekal dan pada jam istirahat mereka makan bersama-sama, suasana di kelas itu makin menyenangkan.

Ā 

Sumber: Sekolahnesia

Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer