Sukses


Apa Itu Skizofrenia? Ketahui Jenis, Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengobatinya

Bola.com, Jakarta - Skizofrenia merupakan gangguan jiwa serius yang bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan dari segala usia.

Untuk laki-laki, biasanya mengalami gejala skizofrenia di usia remaja akhir atau awal 20-an. Sedangkan perempuan cenderung menunjukkan tanda-tandanya di usia akhir 20-an dan awal 30-an.

Pengidap skizofrenia biasanya mengalami gangguan otak yang kronis. Pengidap memiliki penilaian tidak normal terhadap realita.

Kondisi ini dapat memengaruhi cara pengidap skizofrenia untuk berpikir dan bertindak sehingga kesulitan memproses pikirannya seperti delusi, halusinasi, dan perilaku tidak biasa untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya.

Dengan kata lain, pengidap skizofrenia ditandai dengan perilaku abnormal, dan tak jarang pengidapnya dianggap "gila".

Itulah sedikit gambaran tentang skizofrenia. Kamu perlu mengetahui juga jenis, gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya.

Berikut ini rangkuman mengenai skizofrenia yang menarik dibaca, dilansir dariĀ Mayoclinic dan Mentalhealth-uk, Senin (22/5/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Jenis Skizofrenia

  • Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid merupakan jenis skizofrenia yang paling umum terjadi, di mana beberapa gejala utamanya adalah delusi dan halusinasi terhadap ketakutan tertentu.

Pengidap kondisi ini sering kali memiliki kecurigaan berlebih pada orang-orang di sekitarnya sehingga sulit mengendalikan emosi atau keinginannya.

  • Skizofrenia Katatonik

Skizofrenia katatonik termasuk kondisi yang paling langka, biasanya ditandai dengan gerakan secara tiba-tiba, tidak biasa, dan terbatas. Pengidapnya bisa saja beralih dari sangat aktif ke diam dalam sekejap dan sebaliknya.

Mereka juga tidak banyak bicara, tetapi sering meniru ucapan atau gerakan orang lain.

  • Skizofrenia Tidak Terdiferensiasi

Skizofrenia tidak terdiferensiasi menunjukkan berbagai gejala dari tipe skizofrenia lainnya. Misalnya, pengidap bisa saja tidak banyak bicara atau berekspresi sekaligus mengalami kebingungan atau paranoid.

  • Schizoaffective Disorder

Pengidap schizoaffective disorder umumnya mengalami delusi yang disertai dengan satu atau lebih gejala gangguan mood atau suasana hati.

3 dari 5 halaman

Gejala Skizofrenia

- Gejala Positif

  • Halusinasi, yaitu perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, tetapi sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran pengidapnya.
  • Delusi atau waham, yaitu meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya beragam, seperti merasa diawasi, diikuti. Sebagian besar pengidap skizofrenia mengalami gejala ini dan pengidap cenderung memiliki pikiran paranoid.
  • Kacau dalam berpikir dan berbicara. Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan pengidap dalam berbicara. Pengidap skizofrenia sulit berkonsentrasi serta berkomunikasi juga membingungkan sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
  • Perilaku kacau. Perilaku pengidap skizofrenia sulit diprediksi. Secara tidak terduga, pengidap dapat tiba-tiba berteriak dan marah tanpa alasan.

- Gejala Negatif

  • Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah (monoton).
  • Sulit untuk merasa senang atau puas.
  • Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.
  • Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin hubungan atau berhubungan seks.
  • Pola tidur yang berubah.
  • Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.
  • Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.
4 dari 5 halaman

Penyebab Skizofrenia

  • Masalah dengan Keseimbangan Kimia di Otak

Kadar zat kimia dalam otak bernama dopamin (dopamine) dan glutamat di dalam otak yang tidak seimbang diyakini para ahli bisa menyebabkan penyakit ini.

  • Perbedaan Struktur Otak

Studi pemindai saraf otak menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat orang dengan penyakit ini. Para peneliti tidak yakin mengapa hal tersebut bisa terjadi, tetapi mereka menyebutkan bahwa gangguan kejiwaan ini terkait dengan penyakit otak.

  • Genetik

Faktor genetik atau keturunan bisa menjadi penyebab skizofrenia. Jadi, jika satu di antara keluarga intimu terkena penyakit ini, kamu berisiko tinggi mengalami hal yang serupa.

  • Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mungkin menjadi penyebab seperti infeksi virus, kekurangan nutrisi ketika masih dalam kandungan, atau berada di lingkungan yang penuh tekanan hingga mengakibatkan stres.

  • Obat-Obatan Tertentu

Penyalahgunaan obat-obatan terlarang, seperti narkotika disebut dapat menjadi penyebab skizofrenia.

5 dari 5 halaman

Cara Mengobati Skizofrenia

Perlu diketahui, belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan skizofrenia. Meski begitu, terdapat pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan dan mengurangi gejala sehingga pengidap bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar layaknya orang normal, yaitu dengan obat-obatan, psikoterapi, serta terapi seperti elektrokonvulsi (pemberian gelombang elektromagnetik ke otak).

Ā 

Sumber: Mayoclinic, Mentalhealth-uk

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer