Bola.com, Jakarta - Midlife crisis atau krisis paruh baya yang sering terjadi pada usia 40-60 tahun.
Istilah midlife crisis seorang psikoanalis bernama Elliot Jacques tahun 1965. Pada saat itu, ia melihat adanya perubahan signifikan pada salah seorang klien usia paruh baya.
Advertisement
Middle crisis atau midlife crisis adalah istilah untuk menggambarkan kondisi mental seseorang yang terjadi di masa transisi atau ketika orang memasuki usia paruh baya.
Dalam masa transisi, orang dapat mengalami krisis, di mana ia mulai mengevaluasi diri dan pencapaiannya. Dalam perubahan ini, si individu menyadari bahwa usianya makin terbatas, memasuki usia tua, dan merasa kurang produktif seperti usia sebelumnya.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang midlife crisis, disadur dari Klikdokter, Kamis (25/5/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Seseorang Mengalami Midlife Crisis
Penyebab seseorang mengalami midlife crisis dapat berbeda-beda, tetapi sebagian besar kondisi ini terjadi akibat ketidaksiapan mereka dalam menghadapi usia tua. Beberapa kondisi tertentu juga dapat memicu seseorang mengalami kondisi ini misalnya:
- Penambahan berat badan
- Kesehatan yang buruk
- Menurunnya daya tarik dan hasrat seksual
- Perubahan hubungan dengan orang sekitar
- Hilang ingatan
- Hilangnya keamanan finansial dan pendapatan
Saat usia paruh baya, orang mungkin akan makin takut untuk menjadi tua, terlebih lagi jika mereka belum mencapai semua yang diinginkannya, seperti memiliki karier yang bagus, menikah, memiliki anak, membeli rumah, dan lain sebagainya.
Selain itu, midlife crisis dapat terjadi ketika anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa, menikah, dan pergi meninggalkan rumah. Kondisi tersebut dapat membuat sebagian orangtua merasa kehilangan dan tidak memiliki tujuan lagi dalam hidup.
Advertisement
Gejala Middle Crisis
Menurut Jacques, krisis paruh baya memicu pada perasaan depresi, derita, dan kehilangan terkait dengan makin dekatnya akhir hayat. Kondisi ini juga memicu hilangnya kreativitas dan kepercayaan diri seseorang.
Berikut beberapa gejala midlife crisis lainnya:
- Kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup menurun.
- Hidup tanpa tujuan atau kehilangan tujuan hidup.
- Frustasi dengan perubahan peran dan tanggung jawab dalam hidup.
- Rasa bosan dan tak puas terhadap hubungan, karier, atau kehidupan secara umum.
- Kekhawatiran tentang penampilan dan bagaimana orang lain memandang mereka.
- Selalu memikirkan tentang kematian dan makna hidup.
- Tingkat energi berubah, dari gelisah meningkat jadi kelelahan tak biasa.
- Kurangnya motivasi atau minat dalam berkegiatan yang biasa dinikmati dan mengejar tujuan.
- Perubahan suasana hati, termasuk kemarahan, lekas marah, dan kesedihan karena perubahan hasrat seksual.
- Tekanan emosional yang sangat mengganggu, membuat kehilangan waktu tidur yang cukup atau memengaruhi nafsu makan.
- Tidak dapat berkonsentrasi di tempat kerja atau menjadi lebih mudah sakit dari biasanya.
- Stres atau suasana hati yang memengaruhi hubungan dengan orang-orang sekitar, seperti meningkatnya pertengkaran dengan pasangan atau saudara kandung.
- Kehilangan minat pada aktivitas dan hobi yang biasa dilakukan.
Cara Mengatasi Midlife Crisis
Cara mengatasi midlife crisis adalah dengan menyadari bahwa setiap manusia pasti mengalami perubahan dalam hidupnya. Memahami bahwa pertambahan usia bukanlah hal yang perlu ditakutkan.
- Tetap terhubung dengan orang-orang terdekat dapat membantu kamu untuk bisa menjalani krisis paruh baya dengan baik. Berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog juga dapat membantu meringankan kekhawatiran yang terjadi.
- Jika kamu atau orang terdekat kamu mengalami hal di bawah ini di usia paruh baya, cobalah untuk cari bantuan dari psikolog atau psikiater.
- Jika midlife crisis terjadi pada orang terdekat, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, di antaranya:
- Berikan dukungan kepada orang terdekat dan sampaikan kalau krisis ini umum terjadi karena adanya banyak perubahan yang terjadi ketika memasuki paruh baya.
- Menjadi pendengar untuk mereka, tidak buru-buru memberikan nasihat atau saran. Kondisi ini lebih sering terjadi pada laki-laki karena laki-laki cenderung memendamnya.
- Ajak orang tersebut untuk menemukan tujuan hidup yang baru dan ajak untuk mengeksplorasi banyak kegiatan, tujuannya menyadari bahwa masih ada hal yang bisa mereka lakukan.
- Ajak orang tersebut untuk melakukan gratitude atau mengembangkan rasa syukur. Caranya dengan melihat kembali pencapaian apa yang sudah dilakukan agar ia tidak hanya fokus pada yang belum tercapai dan hal yang sulit untuk dilakukannya di usianya saat ini.
Â
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 28/8/2022)
Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement