Bola.com, Jakarta - Pentigraf kepanjangan dari cerita pendek (cerpen) tiga paragraf. Sesuai namanya, pentigraf tersusun hanya dari tiga paragraf.
Pentigraf bisa juga disebut dengan fiksi mini, yakni cerita pendek fiktif singkat, yang terkadang hanya berisi 200-300 kata saja.
Baca Juga
Advertisement
Meski pendek, pentigraf tetap harus memiliki alur dan unsur, latar, amanat dan tokoh.
Umumnya di akhir cerita, selalu ada kejutan yang menarik, itu sebabnya pentigraf memiliki daya tariknya.
Agar lebih paham lagi berikut penjelasan paragraf pentigraf beserta contohnya, dilansir dari laman Bukunesia, Senin (29/5/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-Ciri Pentigraf
Memiliki Tiga Paragraf
Ciri yang paling menonjol, dapat dilihat dari jumlah paragraf. Lantaran pentigraf memang dibuat hanya tiga paragraf maka cerita pendek ini wajib memuat unsur dasar yaitu cukup tiga paragraf saja, tidak lebih.
Jika cerita pendek lebih dari tiga paragraf maka masuk kategori cerita pendek (cerpen). Jadi, setiap satu paragraf dikemas dalam kalimat lebih panjang.
Adapun aturan dalam penulisan pentigraf, tidak boleh lebih dari 210 kata. Lantaran aturan yang pendek inilah, menjadikan pentigraf tantangan tersendiri bagi pencintanya. Pasalnya menantang dan dibutuhkan kepandaian dalam menyusun agar tetap menarik, tetapi juga tetap jelas dan tetap enak dibaca.
Satu paragraf memuat 1 gagasan
Ciri pentigraf yang tidak kalah penting lain adalah satu paragraf hanya memiliki satu gagasan saja. Di paragraf pertama kamu bisa memasukkan struktur pokok yang meliputi perkenalan, proses terjadinya peristiwa dan penyelesaian. Jadi, tetap harus ada struktur agar impresi cerita tetap dapat.
Memuat Unsur-unsur cerita
Meski pentigraf ditulis secara singkat, tetap memuat unsur-unsur cerita karena kehadiran unsur cerita sebagai syarat menciptakan impresi dan emosi serta memudahkan dalam pemahaman pembaca dalam mengimajinasikan cerita.
Adapun unsur-unsur cerita yang meliputi tokoh, alur, setting, amanat, dan sudut pandang.
Alur Singkat
Lantaran cerita pendek satu ini dikemas lebih pendek dan singkat, alur cerita terasa lebih singkat dan cepat.
Jika dalam cerpen, pengenalan dan penyelesaian masalah bisa dipaparkan lebih panjang karena dikemas menjadi beberapa paragraf. Maka pada pentigraf, pengenalan, dan penyelesaian masalah hanya dituliskan dalam beberapa kalimat saja.
Plot Twist
Hal menarik dari pentigraf terletak pada plot twistnya. Selalu ada kejutan di setiap akhir cerita. Plot twist inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dan menimbulkan rasa penasaran bagi para penikmatnya. Misalnya di akhir terjadi perubahan peristiwa atau perubahan tokoh.
Advertisement
Struktur Pentigraf
Abstraksi
Struktur yang paling utama adalah abstraksi. Abstraksi adalah pengenalan cerita atau pengenalan peristiwa. Abstraksi pada pentigraf hanya terdiri dari beberapa kalimat di awal paragraf dan disampaikan secara padat, jelas dan tidak berbunga-bunga.
Setelah proses abstrakan, langsung masuk ke urutan kejadian peristiwa.
Komplikasi
Komplikasi adalah munculnya konflik atau peristiwa. Komplikasi diletakkan di bagian tengah paragraf pertama dan akhir paragraf kedua. Dibandingkan abstraksi, komplikasi memiliki porsi lebih panjang. Alasannya karena di bagian ini harus memuat peristiwa dan klimaks.
Resolusi
Struktur pentigraf yang terakhir adalah resolusi atau penyelesaian masalah. Resolusi diletakkan di paragraf terakhir. Dalam penulisan pentigraf, amanat cerita disampaikan secara tersirat, atau tidak langsung. Tujuannya agar pembaca mampu menafsirkan secara berbeda-beda.
Contoh Paragraf Pentigraf
Hidup di dunia ini merasa tidak adil. Sejak kecil aku harus mengais rezeki demi memiliki sesuatu. Aku bukan yatim piatu, tapi kondisi tidak mampu mendorongku untuk mencari penghasilan sendiri. Sejak SD, aku sering bangun pagi, mencari melinjo untuk dijual. Saat orang lain bisa minum susu maka minuman paling mewah untukku adalah teh manis.
Kerasnya hidup sudah biasa aku jalani. Hingga aku dewasa, perih, letih, luka dan nestapa sudah mati rasa. Berkat kerja keras dan disiplin, akhirnya aku membuktikan bahwa hidup ini roda berputar. Adakalanya di atas dan adakalanya terjatuh. Sudah puluhan tahun tinggal di gubuk reot. Sementara rumah tetangga berdindingkan bata dan besi. Maka, wajar aku juga ingin menginginkan rumah. Boleh dong menghayal menginginkan rumah mewah? Benar, profesiku sebagai sopir angkot masih memiliki peluang untuk mewujudkannya karena tidak ada yang tidak mungkin.
Di tengah musim kemarau yang panas super terik, angkot melaju pelan. Tiba-tiba seorang anak kecil berlari menghentikan angkot reot ini bersama ibunya yang hamil tua. Angkot berhenti dan ibu masuk kesakitan, hendak melahirkan. Angkot aku gas pol. Hingga di depan pintu UGD, aku mengurus semua keperluan sang ibu yang hanya ditemani anak kecil. Tiba-tiba, suaminya datang memberikan ucapan terima kasih dan memberiku hadiah mengurus rumahnya yang kosong lama dan jarang ditempati, seperti impianku selama ini. Saat aku diajak melihat rumah, ayam jantan berkokok!
Sumber: Bukunesia
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement