Sukses


Apa Itu Subjek Penelitian? Kenali Penjelasan Ciri dan Cara Mendapatkannya

Bola.com, Jakarta - Subjek penelitian, yaitu batasan penelitian di mana peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk melekatnya variabel penelitian.

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian, yaitu keseluruhan objek di mana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu:

  • Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya berupa individu.
  • Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.
  • Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.

Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan apa itu subjek penelitian, dilansir dari lamanĀ Penerbitdeepublish, Selasa (30/5/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Ciri Subjek Penelitian

Untuk bisa mengetahui sebuah subjek, berikut ciri-ciri subjek penelitian:Ā 

  • Tergolong individu atau kelompok yang dijadikan sumber data oleh investigator atau peneliti.Ā 
  • Subjek melalui interaksi, atau bisa juga melalui identifikasi informasi yang dikemukakan oleh subjek riset.
  • Dijadikan target pengumpulan data oleh investigator.
3 dari 5 halaman

Cara Mendapatkan Subjek Penelitian

Melakukan teknik sampling

Cara pertama yakni dengan melakukan teknik sampling. Sampling menghasilkan individu atau kelompok individu yang potensial untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Menghubungi calon subjek secara langsung

Langkah kedua, setelah peneliti memperoleh daftar orang yang potensial menjadi subjek riset, peneliti mulai menghubungi calon subjek secara langsung. Persetujuan atau konsen dari calon subjek sangat penting dalam rangka memenuhi prosedur etis penelitian.

Dalam penelitian sosial kuantitatif di mana data yang digunakan biasanya berupa data set, subjeknya lebih mudah diperoleh karena sudah ada di atas kertas. Riset kuantitatif yang datanya dikoleksi sendiri oleh peneliti melalui survei, misalnya, tentu beda lagi.

4 dari 5 halaman

Cara Mendapatkan Data dari Subjek Penelitian

1. Wawancara

Teknik pertama yang bisa digunakan adalah wawancara. Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjeknya.

Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi.

Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Lantaran merupakan proses pembuktian maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:

  • mengenalkan diri
  • menjelaskan maksud kedatangan
  • menjelaskan materi wawancara
  • mengajukan pertanyaan

Selain itu, agar narasumber dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat sebagai berikut:

  • Ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang.
  • Cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan.
  • Mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius.
  • Bersikap hormat dan ramah terhadap informan.
  • Tidak menyangkal informasi yang diberikan informan.
  • Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masalah/tema penelitian.
  • Tidak bersifat menggurui terhadap informan.
  • Tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah.
  • Sebaiknya dilakukan secara sendiri.
  • Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap.

Di dalam proses wawancara terdapat dua jenis wawancara, yakni:

a. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Wawancara jenis ini adalah wawancara di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali.

b. Wawancara terarah (guided interview)

Wawancara terarah yakni di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.

Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan sehingga suasana terasa kaku.

Dalam praktik sering juga terjadi jawaban informan tidak jelas atau kurang memuaskan. Jika ini terjadi, peneliti bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih spesifik. Selain kurang jelas, ditemui pula informan menjawab "tidak tahu".

Jika terjadi jawaban "tidak tahu", peneliti harus berhati-hati dan tidak lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain. Sebab, makna "tidak tahu" mengandung beberapa arti, yaitu:

  • informan memang tidak mengerti pertanyaan peneliti sehingga untuk menghindari jawaban "tidak mengerti", dia menjawab "tidak tahu".
  • informan sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban, tetapi karena suasana tidak nyaman dia menjawab "tidak tahu".
  • pertanyaannya bersifat personal yang mengganggu privasi informan sehingga jawaban "tidak tahu" dianggap lebih aman.
  • informan memang betul-betul tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Maka itu, jawaban "tidak tahu" merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar dan sungguh yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.
5 dari 5 halaman

Cara Mendapatkan Data dari Subjek Penelitian

2. Observasi

Selain wawancara, observasi merupakan satu di antara teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindra, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.

Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Observasi terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

  1. Observasi partisipasi (metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan, di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan).
  2. Observasi tidak terstruktur (pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan)
  3. bservasi kelompok (pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian)

Ā 

3. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.

Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretis untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.

4. Fokus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat diskusi terpusat (focus group discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti.

Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia rendah.

Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu, diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

Ā 

Sumber: Penerbitdeepublish

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer