Sukses


Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya

Bola.com, Jakarta - Kata penghubung atau konjungsi adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.

Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf.

Konjungsi dibedakan menjadi dua, yakni jenis konjungsi serta konjungsi berdasarkan fungsinya.

Kedua konjungsi tersebut memiliki fungsi masing-masing.

Berikut penjelasan tentang konjungsi dan contohnya agar kamu lebih jelas, dilansir dari laman Penerbitdeepublish, Jumat (2/6/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Macam-Macam Konjungsi dan Contoh Kalimat

1. Konjungsi Intra Kalimat (Antarklausa)

Konjungsi intrakalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Dalam penggunaannya, konjungsi ini terletak di bagian tengah kalimat.

Konjungsi intra kalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, dan satuan kata dengan kata.

Konjungsi intra kalimat terbagi menjadi dua, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

Jenis konjungsi intra kalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.

a. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan sederajat/setara.

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa, tetapi memiliki sintaksis yang sama. Di antaranya: padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh konjungsi koordinatif:

  • Aldi sibuk bermain game, padahal ia harus mengerjakan PR.
  • Sarah adalah orang yang periang, sedangkan Adit orangnya pendiam.
  • Kakak memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
  • Ibu sudah tidur, padahal ia belum makan malam.
  • Kakak baru saja pulang dari sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain.

b. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Beberapa contoh konjungsi subordinatif, antara lain: agar, untuk, supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dan lain-lain.

Contoh konjungsi subordinatif:

  • Ayah pulang ketika adik sedang sekolah.
  • Dito bermain layangan setelah pulang sekolah.
  • Nisa tetap pergi walaupun masih hujan deras.
  • Deandra ataupun Kevin mampu untuk menyelesaikan proyek Biologi dengan baik.
  • Baik hari biasa maupun hari libur, Tasya tidak pernah belajar.

c. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat.

Konjungsi jenis ini sama halnya dengan konjungsi koordinatif, bedanya kata penghubung pada konjungsi ini terdiri atas beberapa gabungan kata, sedangkan konjungsi koordinatif hanya terdiri dari satu kata saja.

Konjungsi ini bisa juga kita gunakan pada kalimat majemuk setara atau sintaksis, kalimat konjungsi korelatif merupakan suatu kalimat yang tersusun atas dua kalimat/klausa atau lebih yang dihubungkan dengan kata konjungsi korelasi.

Jika beberapa kalimat tidak dihubungkan dengan kata hubung, kalimat tersebut menjadi ambigu dan rancu sehingga sulit dimengerti.

Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif biasanya berupa kalimat majemuk.

Ciri yang mudah ditemukan adanya kata penghubung: demikian-sehingga, baik-maupun, tidak hanya-tetapi juga, tidak hanya-bahkan, bukannya-melainkan, jangankan-melainkan, sedemikian rupa-sehingga, entah-entah.

Contoh konjungsi korelatif:

  • Jangankan bukit, gunung pun sanggup aku daki.
  • Bukan hanya Zahra yang bisa bernyanyi, melainkan Dodit juga bisa!
  • Entah benar entah tidak, aku masih meragukan kata-katanya.
  • Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut harus aktif mengemukakan pendapat.
  • Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan berenang di pemandian air hangat itu sehingga badan kita sehat.
3 dari 6 halaman

Macam-Macam Konjungsi dan Contoh Kalimat

2. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya konjungsi ini dipakai untuk menunjukan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna.

Dalam penggunaannya, konjungsi antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat. Namun, di beberapa kasus bisa juga yang diletakkan setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.

Pembagian jenis-jenis konjungsi antarkalimat ini berdasarkan fungsinya. Antara lain sebagai berikut:

  • Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.
  • Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.
  • Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya. misalnya: sebelum itu.
  • Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
  • Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya: sebaliknya.
  • Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.
  • Konjungsi yang menyatakan konsekuensi misalnya: dengan demikian.
  • Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: malahan.
  • Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya misalnya: namun, akan tetapi.

Contoh kalimat menggunakan konjungsi antarkalimat:

  • Jangan memiliki mental meminta-minta. Sebaliknya, kita harus memiliki mental memberi.
  • Ia kini menjadi orang kaya. Sesungguhnya, semua itu karena dia bekerja keras semenjak muda.
  • Mereka makan hanya dengan sepotong ikan asin. Bahkan, mereka sering kali makan tanpa lauk.

 

3. Konjungsi Antarparagraf

Konjungsi antarparagraf merupakan konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Kata hubung yang kerap digunakan, di antaranya:

  • Terlebih lagi
  • Di samping
  • Oleh karena itu
  • Berdasarkan
  • Jadi

Contoh konjungsi antarparagraf:

  • Rindu adalah anak yang periang sejak kecil. Ia sangat senang bermain-main bersama ayah dan ibunya. Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta. Namun, sekarang semua tinggal kenangan. Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu.
  • Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan. Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
  • Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong, akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit susah untuk dievakuasi.
4 dari 6 halaman

Macam-Macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)

Konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang kedudukannya sederajat.

Contoh; dan, lagi pula, serta.

Contoh kalimat dengan konjungsi aditif:

  • Ibu dan Ayah sedang pergi ke luar kota untuk kebutuhan pekerjaan.
  • Bani sedang belajar serta makan secara bersamaan.
  • Kamu tidak perlu cemas, lagipula di sini sudah aman kok!

2. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)

Konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.

Contoh: maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau…atau.

Contoh kalimat dengan konjungsi disjungtif:

  • Jamu ini bermanfaat baik untuk pria maupun wanita.
  • Baik Lisa maupun Jenny, keduanya sama-sama cantik.
  • Nasi atau jagung keduanya sama-sama sumber karbohidrat.

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan berfungsi sebagai kata penghubung antardua kalimat sederajat yang saling bertentangan. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibanding kalimat pertama.

Contoh: sebaliknya, padahal, melainkan, akan tetapi, sedangkan, namun.

Contoh konjungsi pertentangan:

  • Andika anak yang pandai, akan tetapi kakaknya bodoh.
  • Ibu sedang memasak, sedangkan ayah sedang membaca koran.
  • Lisa tidak pergi, melainkan sedang tidak di kamar

4. Konjungsi Final (Tujuan)

Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan.

Contoh: untuk, supaya, agar, guna.

Contoh konjungsi final:

  • Amara membeli tas baru untuk menghadiri pernikahan sepepunya.
  • Ibu minum vitamin agar tubuhnya lebih sehat.
  • Adik minum susu supaya bisa cepat tidur.

5. Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.

Contoh: apabila, bila, hingga, ketika, sebelum, sampai, selama, sementara, sesudah, setelah, sejak, tatkala.

Contoh konjungsi waktu:

  • Apabila hari sudah malam, Ani bergegas harus pulang.
  • Putri harus pulang sebelum waktu magrib.
  • Adi sudah sampai rumah, setelah seharian sekolah.

6. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan merupakan konjungsi yang berfungsi untuk membandingkan dua hal tertentu.

Contoh: sebagai, seakan-akan, umpama, sebagaimana, ibarat, bak, bagaikan.

Contoh konjungsi perbandingan:

  • Sebagai anak laki-laki, dia memiliki jiwa tanggung jawab yang tinggi.
  • Umpama ibunya masih ada, dia pasti lebih bahagia.
  • Bagaikan pinang dibelah dua, wajah kakak dan adik itu mirip.
5 dari 6 halaman

Macam-Macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

7. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)

Konjungsi konsekutif berfungsi untuk menjelaskan akibat dari terjadinya suatu peristiwa atau kejadian tertentu.

Contoh: sampai, akibatnya.

Contoh kalimat: 

  • Tika jarang gosok gigi, akibatnya giginya sakit. 
  • Ia bekerja terlalu keras, sampai jatuh sakit.

8. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)

Konjungsi syarat berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan syarat di dalamnya.

Contoh; jika, apabila, jikalau, bilamana, asalkan.

Contoh kalimat:

  • Kalau saja hari itu aku tidak sakit, aku pasti bisa mengikuti OSN.
  • Bila Ibu pulang detik ini juga, aku akan langsung berhambur memeluknya.

9. Konjungsi Tak Bersyarat

Konjungsi tak bersyarat berfungsi untuk menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak membutuhkan syarat tertentu.

Contoh: walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat:

  • Kakak membersihkan rumah meskipun ibu tidak menyuruhnya.
  • Lia tetap pergi sekolah sekalipun cuaca sedang hujan deras.

10. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)

Konjungsi penegas merupakan konjungsi yang fungsinya untuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang sebelumnya telah disebut.

Contoh; bahkan, yaitu, umpama, apalagi, misalnya.

Contoh kalimat:

  • Ibu sangat menyukai tanaman hias, misalnya anturium.
  • Ayah senang minuman manis, apalagi secangkir teh.

11. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)

Konjungsi pembenaran berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada anak kalimat.

Contoh: walaupun, biar biarpun, sungguhpun, kendatipun, meskipun.

Contoh kalimat:

  • Ibu tetap pergi ke pasar kendatipun badannya masih kurang sehat.

12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)

Konjungsi penjelas berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Kata yang termasuk konjungsi penjelas adalah kata "bahwa".

Contoh kalimat:

  • Ara menjelaskan bahwa dia tidak bersalah karena saat itu dia ada di rumah.
6 dari 6 halaman

Macam-Macam Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

13. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat yang berkaitan sehingga saling memengaruhi.

Contoh; semakin…semakin…, bertambah…bertambah…, tidak hanya…tetapi juga…, sedemikian rupa…,kian…kian, sehingga…, baik…, maupun.

Contoh kalimat:

  • Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.
  • Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.

14. Konjungsi Kausal

Konjungsi kausalitas berfungsi untuk menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian tertentu.

Contoh: sebab, karena, sebab itu, karena itu.

Contoh kalimat:

  • Ina tidak masuk sekolah karena sakit.

15. Konjungsi Urutan

Konjungsi urutan berfungsi untuk menyatakan urutan suatu hal dalam kalimat.

Contoh: mula-mula, lalu, kemudian.

Contoh kalimat:

  • Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan bumbu-bumbunya.
  • Kita mampir ke Bandung terlebih dahulu lalu baru kita ke Lembang.

16. Konjungsi Penanda

Konjungsi penanda merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menunjukkan penandaan pada suatu hal.

Contoh: misalnya, contoh, umpama, terutama, antara lain.

Contoh kalimat:

  • Di kelas X sangat populer dengan para muridnya yang pandai, terutama Andi.
  • Di kantin banyak makanan enak yang dibeli oleh murid, misalnya bakso bakar.

17. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan berfungsi untuk menyatakan pembatasan terhadap suatu hal.

Contoh: kecuali, asal, selain.

Contoh kalimat:

  • Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.
  • Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.

18. Konjungsi Situasi

Konjungsi situasi berfungsi untuk menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi dalam waktu tertentu.

Contoh: sedang, sedangkan, sambil, padahal.

Contoh kalimat konjungsi situasi:

  • Cilla tetap ke rumah nenek padahal kakinya masih sakit.
  • Putra main game di kamar sambil makan bakso.

 

Sumber: Penerbitdeepublish

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer