Bola.com, Jakarta - Sitasi adalah sebuah referensi, yang berisi sumber dari naskah yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Sitasi digunakan untuk menulis ulang suatu pernyataan yang berasal dari orang lain.
Apabila kamu mengutip suatu teori atau pertanyaan tanpa mencantumkan sumbernya, kamu bisa dianggap melakukan tindakan plagiarisme.
Baca Juga
Advertisement
Sitasi berasal dari bahasa Inggris yaitu "citation" yang berarti perintah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, sitasis didefinisikan sebagai pengambilalihan kalimat yang berasal dari teks atau tulisan lain dengan tujuan memperkuat argumen dalam tulisan yang sedang ditulis.
Sitasi memberikan informasi kepada pembaca terkait informasi tentang penulis dari karya ilmiah yang di sitasi, judul karya ilmiah yang disitasi, nama dan lokasi penerbitan, tanggal dan tahun terbitan serta halaman karya ilmiah yang disitasi.
Agar lebih paham, berikut penjelasan tentang sitasi, dilansir dari laman Uin-alauddin, Jumat (2/6/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengapa Sitasi Penting?
Sitasi penting dalam penulisan karya ilmiah, selain menghargai karya ilmiah orang lain sitasi juga bertujuan, sebagai berikut:
- Menyampaikan kepada pembaca dari mana sumber kalimat, ide dan fakta yang dituangkan pada karya ilmiah kita.
- Tidak semua referensi sesuai dengan ide penelitian yang diinginkan, bisa saja penelitian yang dilakukan merupakan ide yang lebih baik, dengan melakukan sitasi memberikan perbandingan ide penelitian yang tuangkan dengan ide penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
- Dengan melakukan sitasi dapat membantu menguatkan ide penelitian yang dilakukan.
- Sitasi memberikan gambaran kualitas karya ilmiah yang kita buat, sumber-sumber yang relevan dan terbaru menunjukkan kualitas dan ide penelitian.
Advertisement
Kapan Harus Melakukan Sitasi?
Perlu diketahui, sitasi tidak hanya dilakukan ketika mengambil kalimat dari karya ilmiah orang lain, ide penelitian dan pemikiran dari karya ilmiah orang lain juga yang dimasukkan ke jurnal merupakan sitasi dan perlu dituliskan dalam karya ilmiah kita.
Kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan sitasi adalah mengambil kalimat dari sumber (karya ilmiah) penulis lain tanpa melakukan paraphrase.
Paraphrase merupakan penulisan kembali konsep, ide maupun kalimat dengan kalimat lain tanpa mengubah maknanya. Berdasarkan Plagiarism, seorang penulis harus melakukan sitasi ketika dalam tulisan/naskah karya ilmiah mengambil ide/konsep dari karya ilmiah orang lain dan ketika melakukan paraphrase terhadap kalimat tulisan/naskah karya imiah orang lain.
Pada intinya adalah memasukkan ide/konsep karya imiah orang lain pada naskah karya ilmiah yang ditulis baik itu ide/konsep yang dirujuk ada kesamaan atau hanya sebagai pembanding maka penulis wajib melakukan sitasi.
Bagaimana Melakukan Sitasi yang Baik dan Benar
Sumber sitasi bisa berasal dari buku, jurnal, koran/majalah dan website, masing masing sumber memiliki aturan penulisan sitasi, sebagai contoh jika mengambil sumber dari website maka perlu menuliskan nama penulis, judul artikel dan publikasi, URL, tanggal akses serta Digital Object Identifier (DOI) (jika ada).
Ada beberapa style/gaya dalam penulisan sitasi masing masing style/gaya memiliki cara penulisan tersendiri, satu di antaranya adalah American Psychological Association (APA).
APA style pada umumnya digunakan untuk mengutip sumber-sumber referensi dalam bidang ilmu sosial, tetapi tidak menutup kemungkinan penggunaan APA style juga digunakan dalam mengutip sumber dalam bidang ilmu lain.
APA Style juga banyak digunakan dalam penulisa makalah, karya ilmiah, skripsi dan tesis.
APA style memiliki dua bagian utama, yang pertama pengutipan dalam naskah (in-text citations) yang mengarahkan pembaca pada daftar pustaka, yang kedua adalah penulisan daftar pustaka/bibliografi yang mengarahkan pembaca mendapatkan informasi sumber yang dikutip terkait penulis, tahun, judul, penerbit, dan lain-lain.
Daftar pustaka/bibliografi ditempatkan pada halaman terakhir naskah. Berikut beberapa aturan umum dalam penulisan sitasi dalam naskah (in-text citattions):
Sumber sitasi ditulis di awal atau di akhir:
- Penulisan sitasi dilakukan dengan metode author-date, yaitu nama terakhir/belakang penulis dan diikuti dengan tahun terbit sumber yang disitasi. Contoh: (Hartono, 2021);
- Jika penulis lebih dari dua orang maka yang dituliskan hanya nama terakhir/belakang diikuti dengan et al., atau dkk., diikuti dengan tahun terbitan. Contoh: (Hartono, et al., 2021);
Semua sitasi yang dituliskan dinaskah wajib dituliskan pada daftar pustaka/bibliografi.
Berikut beberapa aturan umum dalam menuliskan daftar pustaka:
- Semua sumber referensi yang disitasi dalam naskah wajib di munculkan di daftar pustaka.
- Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabet tanpa nomor.
Advertisement
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Jika penulisan daftar pustaka lebih dari satu baris maka indentasi pada baris kedua dan seterusnya diberi jarak 1/2 inchi.
- Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican immigration in the United States and its implications for local law enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73–82.
Jika sumber referensi ditulis oleh satu orang maka nama belakang ditulis lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul, dan identitas lain dari sumber referensi.
- Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current Directions in Psychological Science, 11, 7-10.
Jika sumber referensi ditulis oleh dua orang, nama penulis pertama ditulis nama belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, gunakan tanda koma (,) diikuti dengan simbol dan (&) kemudian tuliskan nama belakang penulis kedua diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul, dan identitas lain dari sumber referensi.
- Wegener, D. T., & Petty, R. E. (1994). Mood management across affective states: The hedonic contingency hypothesis. Journal of Personality and Social Psychology, 66, 1034-1048.
Jika penulis lebih dari dua orang maka nama penulis pertama ditulis nama belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, gunakan tanda koma (,) untuk memisahkan nama penulis kemudian gunakan simbol dan (&) sebelum penulis terakhir dilanjutkan penulisan tahun, judul, dan identitas lain dari sumber referensi.
- Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C. R., Berry, A., Harlow, T., & Bach, J. S. (1993). There's more to self-esteem than whether it is high or low: The importance of stability of selfesteem. Journal of Personality and Social Psychology, 65, 1190-1204.
Sumber: Uin-alauddin
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.