Bola.com, Jakarta - Gaslighting adalah istilah yang cukup populer di kalangan masyarakat modern. Umumnya, gaslighting terjadi dalam hubungan interpersonal, misalnya antara pasangan suami istri, rekan kerja, dan sebagainya.
Meski begitu, gaslighting sering terjadi dalam hubungan asmara, yang mana seseorang bertujuan untuk memegang kendali atas pasangannya.
Baca Juga
Advertisement
Siapa pun rentan terhadap gaslighting dalam sebuah hubungan. Namun, orang kerap tak menyadari dirinya jadi korban gaslighting.
Hal ini karena gaslighting dilakukan secara perlahan dan bertahap. Istilah gaslighting kali pertama dikenal dari drama dan film berjudul "Gaslight".
Gaslighting adalah bentuk memanipulasi seseorang dengan memaksa korban untuk mempertanyakan pikiran, perasaan, dan peristiwa yang dialami.
Tujuan melakukan gaslighting yaitu untuk membuat korban merasa bersalah lalu mendapatkan kekuasaan atas orang lain. Pelaku gaslighting juga memiliki tujuan untuk menjebak kita dalam hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship.
Gaslighting adalah satu di antara bentuk pelecehan emosional atau emotional abuse yang berbahaya dan terkadang terselubung.
Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengenali apa itu gaslighting dalam suatu hubungan.
Berikut ini rangkuman mengenai gaslighting yang menarik dibaca, dilansir dari laman Goodtherapy dan Healthline, Rabu (7/6/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Gaslighting
Penyebab gaslighting yang paling umum adalah keinginan mendapatkan kekuasaan atas orang lain. Sikap ini cenderung dilakukan orang dengan kepribadian narsistik.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang dapat membuat seseorang bersikap manipulatif dalam hubungan, yaitu:
- Menjaga harga diri.
- Menghindari kesalahan.
- Mendapatkan kepuasan pribadi.
- Ingin mendominasi dalam hubungan.
- Ingin korban bergantung kepada dirinya.
Advertisement
Ciri Gaslighting dalam Hubungan
- Pelaku Hampir Selalu Berbohong
Umumnya, seorang gaslighter menganggap kebohongan sebagai sesuatu yang biasa. Karena itu, dia bisa dengan mudah melakukan kebohongan demi kebohongan. Bahkan, pelaku berani melakukan kebohongan secara terang-terangan.
- Pelaku Sering Mendiskreditkan Orang Lain
Ciri-ciri gaslighting lain yang umum diketahui dari pelaku adalah kebiasaannya mendiskreditkan orang lain. Pelaku biasanya sering menyebarkan rumor atau gosip tentang seseorang kepada orang lainnya. Namun, orang yang mendengar belum tentu merasa kalau pelaku sedang bergosip.
- Pelaku Sering Mengesampingkan Pikiran dan Perasaan Korban
Umumnya, seorang gaslighter sering meremehkan pikiran dan perasaan korban. Cara ini dilakukan agar korban merasa bahwa tindakannya salah sehingga pelaku bisa lebih mudah menguasai korban.
- Pelaku Sering Mengalihkan Kesalahan
Hubungan yang sehat membutuhkan kerja sama dua belah pihak. Setiap orang pasti melakukan kesalahan dan tidak apa untuk mendiskusikannya bersama. Dengan cara itu, hubungan yang sehat dapat terus bertumbuh dengan baik.
Ciri Gaslighting dalam Hubungan
- Pelaku Sering Menghindari Tanggung Jawab
Seorang gaslighter akan mengupayakan segala cara untuk menghindari tanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat. Dengan begitu, pasangannya akan merasa bingung dan frustrasi karena rasa sakit yang dia rasakan tidak diakui oleh pelaku.
- Pelaku Sering Menggunakan Rayuan Sebagai Senjata
Merayu memang menjadi hal yang lumrah bagi pasangan. Namun, seorang gaslighter menggunakan cara ini untuk memanipulasi pasangannya. Biasanya, pelaku akan merayu, bersikap baik, atau mengatakan kalimat yang ingin korban dengar agar korban mau mengikuti kemauannya.
- Pelaku Sering Memutar Balikkan Fakta
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tindakan manipulatif biasanya disertai dengan memutarbalikkan fakta. Biasanya, pelaku menggunakan cara ini saat pasangannya ingin mendiskusikan suatu masalah di masa lalu.
Advertisement
Dampak Gaslighting dalam Hubungan
- Hilangnya Rasa Kepercayaan Diri
Sikap ini dapat menghancurkan kepercayaan diri korban, terlebih jika kamu sering dilecehkan secara verbal karena dinilai jelek oleh pelaku.
- Masalah dalam Kehidupan Sosial
Korban sering kali dipaksa untuk memutus hubungan dengan sahabat dan keluarganya. Tindakan ini dilakukan pelaku agar pasangan tidak bisa mencari bantuan selain darinya.
Lama-kelamaan, kamu pun akan mulai bergantung kepada pelaku. Tanpa sadar, sikap ini membuat kamu mengisolasi diri dari dunia luar.
- Kesulitan Mengambil Keputusan
Kondisi ini terjadi karena pelaku menghilangkan rasa percaya diri korban. Apalagi, kamu terlalu bergantung pada pelaku selama menjalin hubungan.
Bahkan, dampak ini tidak hanya dirasakan saat dalam hubungan dengan pelaku. Setelah keluar dari hubungan, kamu mungkin akan tetap kesulitan untuk membangun kepercayaan diri dan mengambil keputusan.
- Mengalami Gangguan Kesehatan Mental
Gaslighting dapat membuat kamu merasa kehilangan harga diri. Kondisi tersebut meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi.
- Sulit Percaya pada Orang Lain
Sikap manipulatif yang terus-menerus diterima bisa membuatmu sulit memercayai orang lain. Kondisi ini muncul karena rasa takut akan kembali dimanipulasi oleh orang lain.
Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting
- Meyakini bahwa kebutuhan fisik dan emosionalmu lebih penting dari segalanya.
- Lakukan teknik relaksasi dan praktik hidup sehat untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Ini bisa membantu kamu merasa lebih kuat dan lebih mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
- Ingatkan diri tentang pencapaian dan kekuatan yang kamu miliki dan jadikan sebagai afirmasi.
- Luangkan waktu untuk hobi, termasuk membuat jurnal, meditasi, dan aktivitas fisik sehat.
- Jangan mau bertanggung jawab atas kesalahan orang lain.
- Jangan berdebat dengan kebohongan yang dibuat pelaku.
- Utamakan keselamatanmu, terlebih jika hubungan sudah mengarah ke kekerasan fisik.
- Percaya bahwa kamu tidak sendiri, masih banyak sahabat dan keluarga yang bisa memberi dukungan.
Sumber: Goodtherapy, Healthline
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement