Bola.com, Jakarta - Oksidasi merupakan satu di antara reaksi kimia yang perlu dipahami. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, oksidasi adalah penggabungan suatu zat dengan oksigen.
Oksidasi adalah pelepasan elektron dari sebuah molekul, atom, atau ion. Hal ini berbeda dengan reduksi, yang merupakan penambahan elektron dari sebuah molekul, atom, atau ion.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kimia, keadaan oksidasi adalah indikator derajat oksidasi sebuah atom dalam suatu senyawa kimia. Keadaan oksidasi berupa bilangan bulat, dapat berupa nilai positif, negatif, ataupun nol. Untuk unsur senyawa murni, keadaan oksidasinya adalah nol.
Oksidasi dan reduksi merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi.
Jadi, oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang oksidasi, disadur dari Liputan6, Senin (12/6/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengenal Konsep Redoks
Teori klasik
Teori klasik mengatakan oksidasi adalah proses penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen. Di sisi lain, reduksi adalah proses kehilangan oksigen dan penangkapan hidrogen.
Teori modern
Konsep redoks mengalami perkembangan dengan dilakukannya berbagai percobaan sehingga memunculkan teori modern. Teori ini menyatakan bahwa oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
Sementara itu, reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Dari teori tersebut, proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen melainkan sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.
Advertisement
Contoh Reaksi Redoks
Satu di antara contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:
H2 + F2 à 2 HF
Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah:
reaksi oksidasi:
H2 à 2H+ + 2e-
reaksi reduksi:
F2 + 2e- à 2F-
Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan proses kimia lebih jelas. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi redoks, jumlah elektron yang berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang dikonsumsi pada reaksi reduksi.
Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan oksidasi nol. Pada reaksi di atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin tereduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat akan saling mengurangi:
H2 à 2H+ + 2e-
F2 + 2e- à 2F-
______________________
H2 + F2 à 2H+ + 2F-
Dan ion-ion akan bergabung membentuk hidrogen fluorida:
H2 + F2 à 2H+ + 2F- à2HF
Reaksi Penggantian
Redoks terjadi pada reaksi penggantian tunggal atau reaksi substitusi. Komponen redoks dalam tipe reaksi ini ada pada perubahan keadaan oksidasi (muatan) pada atom-atom tertentu.
Sebagai contoh, reaksi antara larutan besi dan tembaga (II) sulfat:
Fe + CuSO4 à FeSO4 + Cu
Persamaan ion dari reaksi ini adalah:
Fe + Cu2+ à Fe2+ + Cu
Terlihat bahwa besi teroksidasi:
Fe à Fe2+ + 2e-
dan tembaga tereduksi:
Cu2+ + 2e- à Cu
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Husnul Abdi, Editor: Septika Shidqiyyah. Published: 3/10/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.