Sukses


Pengertian Ibadah dalam Islam, Tujuan, Macam, dan Prinsip-prinsipnya

Bola.com, Jakarta - Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridai Allah Swt., baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Di dalam Al-Qur'an, kata ibadah berarti patuh (at-tâ'ah), tunduk (al-khudu), mengikut, menurut, dan doa. Adapun menurut ulama fikih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh rida Allah dan pahala dari-Nya.

Secara etimologi pengertian ibadah adalah merendahkan diri atau tunduk. Kemudian secara bahasa, ibadah berasal dari kata 'abd', yang artinya hamba.

Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt., yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; ibadat.

Itulah sedikit penjelasan tentang pengertian ibadah. Untuk lebih jelasnya, bisa memahami tujuan ibadah, macam-macam, hingga prinsip-prinsipnya.

Berikut ini tujuan ibadah, macam, prinsip, dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, dilansir dari Buku Fikih Kurikulum 2013 terbitan Kemenag, Selasa (13/6/20223).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Tujuan Ibadah dalam Islam

Tujuan ibadah adalah untuk membersihkan dan menyucikan jiwa dengan mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. serta mengharapkan rida-Nya.

Selain untuk kepentingan yang bersifat ukhrawi, ibadah digunakan untuk kepentingan dan kebaikan bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat yang bersifat duniawi.

3 dari 5 halaman

Macam-Macam Ibadah

Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi dua yakni ibadah khassah (khusus) atau mahdah dan ibadah `ammah (umum) atau ghairu mahdah.

Ibadah Mahdah

Ibadah mahdah adalah ibadah yang khusus berbentuk praktik atau perbuatan yang menghubungkan antara hamba dan Allah melalui cara yang telah ditentukan dan diatur atau dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Oleh karena itu, pelaksanaan dan bentuk ibadah ini sangat ketat, yaitu harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah seperti, salat, zakat, puasa, dan haji.

Ibadah Ghairu Mahdah

Adapun ibadah ghairu mahdah adalah ibadah umum berbentuk hubungan sesama manusia dan manusia dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Ibadah ini tidak ditentukan cara dan syarat secara detail, diserahkan kepada manusia sendiri.

Islam hanya memberi perintah atau anjuran, dan prinsip-prinsip umum saja. Misalnya menyantuni fakir miskin, mencari nafkah, bertetangga, bernegara, tolong-menolong, dan lain-lain.

Ibadah dari segi pelaksanaannya dapat dibagi dalam tiga bentuk, yakni sebagai berikut:

a. Ibadah jasmaniah ruhaniah, yaitu perpaduan ibadah antara jasmani dan rohani misalnya salat dan puasa.

b. Ibadah ruhaniah dan maliah, yaitu perpaduan ibadah rohaniah dan harta seperti zakat.

c. Ibadah jamani, ruhaniah, dan mâliyah yakni ibadah yang menyatukan ketiganya contohnya seperti ibadah Haji.

Ditinjau dari segi kepentingannya, ibadah dibagi menjadi dua yaitu kepentingan fardi (perorangan) seperti salat dan kepentingan ijtima` (masyarakat) seperti zakat dan haji.

Ditinjau dari segi bentuknya, ibadah ada lima macam yaitu sebagai berikut:

a. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti zikir, doa, tahmid, dan membaca Al-Qur'an.

b. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membantu atau menolong orang lain, jihad, dan mengurus jenazah.

c. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya, seperti salat, puasa, zakat dan haji.

d. Ibadah yang tata cara pelaksanaannya berbentuk menahan diri, seperti puasa, iktikaf, dan ihram.

e. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan terhadap dirinya dan membebaskan sesorang yang berutang kepadanya.

4 dari 5 halaman

Prinsip-Prinsip Ibadah dalam Islam

Ibadah yang disyariatkan oleh Allah Swt. dibangun di atas landasan yangg kukuh, yaitu:

a. Niat beribadah hanya kepada Allah.

b. Ibadah yang tulus kepada Allah Swt. semata haruslah bersih dari tendensi-tendensi lainnya. Apabila sedikit saja ada niatan beribadah bukan hanya karena Allah, tapi karena sesuatu yang lain, seperti riya' atau ingin dipuji orang lain maka rusaklah ibadah itu.

c. Keharusan untuk menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan dan pembimbing dalam ibadah.

d. Ibadah itu memiliki batas kadar dan waktu yang tidak boleh dilampaui.

e. Keharusan menjadikan ibadah dibangun di atas kecintaan, ketundukan, ketakutan dan pengharapan kepada Allah Swt.

f. Beribadah dalam keseimbangan antara dunia akhirat, artinya proporsional tidak hanya semata-semata kehidupan akhirat saja yang dikejar, tetapi kehidupan dunia juga tidak dilupakan sebagai sarana beribadah kepada Allah Swt.

g. Ibadah tidaklah gugur kewajibannya pada manusia sejak baligh dalam keadaan berakal sampai meninggal dunia.

5 dari 5 halaman

Keterkaitan Ibadah dalam Kehidupan Sehari-hari

Ibadah dalam Islam menempati posisi yang paling utama dan menjadi titik sentral seluruh aktivitas manusia.

Jadi, apa saja yang dilakukan oleh manusia bisa bernilai ibadah, tetapi tergantung pada niatnya masing-masing maka dapat dikatakan bahwa aktivitas manusia dapat bernilai ganda, yaitu bernilai material dan bernilai spiritual.

 

Sumber: Kemenag

Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer