Bola.com, Jakarta - Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Haji bisa dibilang merupakan satu di antara ibadah yang paling istimewa.
Hal itu karena ibadah ini tidak dapat dilaksanakan kapan saja dan disembarang tempat. Ibadah tersebut dilaksanakan hanya waktu musim haji dan di Masjidil Haram ibadah ini dilaksanakan.
Baca Juga
Advertisement
Mengerjakan ibadah haji hukumnya fardu’ain, sekali seumur hidup bagi setiap muslim yang mampu melaksanakannya, baik secara fisik maupun finansial.
Selain fisik dan finansial, umat muslim yang akan berangkat haji juga harus mengetahui tata cara pelaksanaannya.
Jadi, sebelum pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji, umat Islam perlu memahami terlebih dahulu urutan haji.
Lantas, bagaimana tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar?
Berikut ini tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar, dilansir dari Buku Fikih Kurikulum 2013 terbitan Kemdikbud, Selasa (13/6/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tata Cara Pelaksanakan Ibadah Haji
a. Ihram
Adapun yang dimaksud dengan ihram ialah niat dengan bulat dan ikhlas semata-mata karena Allah:
Memotong rambut supaya lebih rapi, memotong kuku, mandi sunah ihram, berwudu, memakai wangi-wangian, menyisir rambut, dan sebagainya.
Memakai pakaian ihram, yaitu:
1) Untuk pria berupa dua helai kain putih yang tidak berjahit, satu diselendangkan dan satu helai lagi disarungkan.
2) Untuk wanita, berupa pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan dua telapak tangan (tidak boleh memakai cadar penutup muka dan tidak boleh memakai sarung tangan)
Pada 8 Zulhijah rombongan jemaah haji diberangkatkan menuju Padang Arafah. Sebelum berangkat mereka membaca talbiyah tiga kali kemudian diteruskan membaca selawat kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarganya:
b. Wukuf di Padang Arafah
Setelah sampai di Padang Arafah mereka menunggu waktu wuquf yaitu tanggal 9 Zulhijah setelah tergelincir matahari (waktu zuhur) sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah (Hari Raya Iduladha).
Selama menunggu waktu masuk wuquf, jemaah haji hendaknya banyak zikir kepada Allah dengan membaca takbir, tahmid, istigfar, dan bacaan-bacaan lain sampai masuk waktu wuquf. Saat-saat waktu wuquf inilah merupakan inti dan kunci ibadah haji.
Advertisement
Tata Cara Pelaksanakan Ibadah Haji
c. Mabit di Muzdalifah
Setelah jemaah menunaikan wuquf di Padang Arafah tanggal 9 Zulhijah mereka segera berangkat ke Muzdalifah untuk mabit atau bermalam. Keberangkatan ke Muzdalifah dilakukan setelah terbenam matahari (sesudah maghrib).
Waktu mabit yaitu antara maghrib sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah. Pada waktu tiba di Muzdalifah mereka harus mencari dan mengumpulkan batu kerikil sedikitnya tujuh butir untuk melempar jumrah aqabah pada hari raya 10 Zulhijah.
Untuk selanjutnya mereka melempar jumrah pada hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah dan batunya dapat diambil di Mina.
Batu-batu kerikil itu untuk melempar jumrah aqabah pada tanggal 10 Zulhijah dan ketiga jumrah yaitu jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah 'aqabah yang dilontarkan pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
d. Melempar Jumrah
Pada tanggal 10 Zulhijjah di Mina sesudah terbit matahari, para jemaah segera melempar jumrah Aqabah tujuh kali lemparan dan setiap lemparan disertai dengan bacaan:
"Bismillaahi wallahu akbar."
Tata Cara Pelaksanakan Ibadah Haji
e. Tawaf Ifadah
Dalam tawaf ifadah jemaah haji harus:
- Menutup aurat
- Suci dari hadas besar dan kecil dan suci dari haid
- Ka'bah berada di sebelah kiri selama thawaf
- Mengelilingi ka'bah tujuh kali
- Thawaf harus dilakukan di Masjidil Haram tidak boleh di luar Masjidil Haram
Cara melaksanakan tawaf :
1) Memulai dari Hajar Aswad disertai dengan niat tawaf ifadah dengan melafalkan:
Nawaitu an atufa bil baitil atiq sab'atin asywatin lillahi Ta'ala.
Artinya:
"Saya berniat tawaf mengelilingi ka’bah (baitil atiq) dengan tujuh putaran semata-mata karena Allah semata."
2) Mengelilingi Ka'bah berlawanan dengan arah jarum jam (Ka'bah berada di sebelah kiri) sebanyak tujuh kali putaran.
f. Mengerjakan Sa’i
Setelah selesai tawaf ifadah jemaah haji selanjutnya mengerjakan sa'i yang di mulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah sebanyak tujuh kali.
g. Tahallul
Setelah semua rukun haji dikerjakan maka sebagai penutupnya adalah Tahallul. Tahallul ialah menggunting rambut paling sedikit tiga helai dan disunahkan dicukur seluruhnya bagi pria, dan bagi wanita cukup menggunting tiga helai saja.
Â
Sumber: Kemenag
Baca artikel seputar haji lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement