Bola.com, Jakarta - Avoidant attachment style adalah sikap atau pola perilaku di mana anak atau seseorang memiliki pandangan negatif terhadap orang lain.
Dalam interaksi yang dilakukan, ia akan berusaha agar tidak bergantung pada orang lain. Mereka akan cenderung melakukan sesuatu sendiri daripada harus bekerja sama dengan orang lain.
Baca Juga
Advertisement
Orang dewasa yang memiliki avoidant attachment style mungkin pernah punya pengalaman masa kanak-kanak, di mana mereka butuh bantuan atau kenyamanan dari orang tua atau pengasuh, tetapi tidak berhasil menerimanya.
Seiring berjalannya waktu, naluri alami untuk mencari bantuan dan kenyamanan dari orang lain pun tidak bisa dirasakan. Mereka akan merasa terlalu menyakitkan jika harus mengandalkan orang lain yang sama sekali tidak bisa menanggapinya.
Orang dengan avoidant attachment style juga umumnya akan meremehkan hubungan karena tidak melihat hal penting di dalam kedekatan tersebut.
Ketika sedang stres, mereka akan menghindari orang lain karena percaya mereka dapat memperburuk keadaan.
Berikut contoh sikap avoidant attachment style dan dampak negatifnya, disadur dari Klikdokter, Kamis (15/6/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Avoidant Attachment Style
- Berusaha menghindari orang lain, terutama ketika mulai merasa dekat atau akrab, biasanya ia akan menghilang dari orang tersebut.
- Menarik diri dari lingkungan dan cenderung berdiam diri.
- Ada perasaan tidak mendapat teman atau ditolak sehingga lebih memilih untuk menjaga jarak sejak awal.
- Menghindari kontak mata atau kontak fisik.
- Menolak dukungan emosional atau material.
- Ada perasaan bebas dan mandiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Dampak Negatif Avoidant Attachment Style
Orang dengan gaya avoidant attachment cenderung meremehkan diri sendiri. Dia mungkin punya kebiasaan mengabaikan perasaan, terutama saat sedang tertekan.
Biasanya, dia akan mengalihkan perhatian dengan bekerja, menonton video, makan, belanja, atau kebiasaan apa pun yang disukai sehingga dapat menjauhkan perhatian dari diri sendiri.
Lantaran merasa rentan dan sendirian, dia akan mengembangkan refleks otomatis ini untuk menghindari rasa sakit.
Sesungguhnya, avoidant attachment dapat mencegah terjadinya hubungan yang sehat dengan pasangan, keluarga, atau teman. Oleh karenanya, para pengidapnya bisa berusaha untuk mengubahnya secara perlahan.
Mereka bisa mencoba terapi perilaku kognitif dari tenaga profesional. Jika dilakukan secara konsisten, pikiran dan perilaku bisa meningkat dengan cepat. Tak hanya itu, upaya pencegahan gaya keterikatan ini bisa dilakukan oleh orang tua.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 15/6/2022)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.