Bola.com, Jakarta - Fatamorgana adalah ilusi optik yang dapat disebabkan oleh kondisi atmosfer. Fatamorgana biasanya berupa lapisan atau genangan air yang muncul di gurun pasir atau pada saat siang hari di jalan yang panas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, fatamorgana dapat didefinisikan sebagai gejala optis yang tampak pada permukaan yang panas, yang kelihatan seperti genangan air.
Baca Juga
Advertisement
Fenomena optik ini biasanya terjadi di tanah lapang yang luas, seperti padang pasir atau padang es.
Contoh fatamorgana adalah ketika kamu sedang berada di pinggir jalan pada siang hari yang terik, lalu kamu memandang jauh ke jalan raya dan ternyata terlihat seperti ada air di atas aspal. Namun, ketika kamu mendekati air tersebut ternyata tidak ada.
Contoh lain, ketika kamu melihat genting yang terbuat dari seng, pastinya kamu akan melihat sesuatu seperti di air di atas genting tersebut, atau ketika kamu berada di gurun pasir yang sangat panas, di puncak-puncak gunung pasir tersebut juga akan terlihat seperti air.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang fatamorgana, disadur dari Brilio, Kamis (22/6/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis Fatamorgana
1. Fatamorgana inferior
Jenis fatamorgana inferior adalah jenis fatamorgana di mana suhu yang ada di permukaan tanah maupun di permukaan jalan aspal lebih tinggi daripada suhu udara yang ada di atasnya atau lebih panas daripada udara yang berada di atas permukaan bumi tersebut.
Suhu udara yang berada di sekitar permukaan tanah atau aspal tersebut terserap ke dalam tanah atau aspal sehingga menjadi sangat panas daripada udara yang ada di atasnya.
Ketika cahaya matahari masuk melewati udara yang dingin kemudian bertemu dengan udara yang panas, maka cahaya matahari yang datang tersebut akan dibelokkan sehingga terbentuklah bayangan yang menyerupai genangan-genangan air yang berada tepat di bawah objek aslinya.
Jenis fatamorgana inferior dapat ditemui saat berada di jalanan aspal atau gurun pasir yang pada saat itu cuaca sedang terik dan sangat panas.
2. Fatamorgana superior
Jenis fatamorgana yang kedua yaitu fatamorgana superior. fatamorgana superior adalah fatamorgana yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara suatu permukaan medium dengan medium yang ada disekitarnya.
Dengan kata lain, suhu permukaan suatu medium tersebut lebih dingin daripada suhu udara yang terdapat di medium-medium yang ada di sekitarnya.
Perbedaan suhu antara kedua medium tersebut akhirnya menyebabkan medium yang memiliki suhu lebih dingin akan dihambat oleh medium yang suhunya lebih panas atau medium yang ada di sekitarnya.
Hal ini pada akhirnya akan membentuk sebuah bayangan fatamorgana superior yang terjadi tepat di atas objek aslinya.
3. Fatamorgana lateral
Jenis fatamorgana lateral mirip dengan fatamorgana inferior. Letak perbedaannya hanya pada gradien suhu yang datang dengan arah horizontal. Contohnya ada pada dinding sebuah bangunan atau bidang-bidang yang vertikal.
Jika fatamorgana inferior dapat ditemukan pada permukaan tanah atau aspal, maka fatamorgana lateral ini dapat ditemukan pada dinding bangunan atau bidang vertikal lainnya yang memiliki suhu tinggi daripada udara yang ada di sekitarnya.
Karena perbedaan suhu tersebut, apabila sinar matahari datang dari sebuah medium yang memiliki suhu panas ke medium yang memiliki suhu lebih rendah, maka sinar yang datang tersebut akan dibiaskan secara horizontal menjauhi garis normal. Hal ini akan menghasilkan bayang-bayang yang tepat di samping objek aslinya.
Advertisement
Proses terjadinya fatamorgana
1. Fatamorgana terjadi karena ada perbedaan kerapatan suhu antara suhu udara dingin dan suhu udara panas yang berada di lapisan atmosfer bumi. Suhu udara dingin memiliki kerapatan yang lebih rapat daripada suhu udara yang panas. Sebaliknya, suhu udara panas memiliki kerapatan yang lebih rendah dan juga lebih ringan daripada suhu udara dingin.
2. Adanya perbedaan kerapatan suhu udara tersebut, membuat lapisan udara dengan suhu yang panas akan berada dekat dengan tanah atau kerak bumi dan terperangkap oleh lapisan udara yang suhunya lebih dingin di atasnya.
3. Dari hal tersebut dapat membuat cahaya mengalami pembiasan ke arah garis horizontal pada pandangan dan berjalan ke atas karena pengaruh internal total. Pemantulan internal total ini merupakan proses pemantulan cahaya yang terjadi pada permukaan batas antara satu medium dengan medium lainnya yang memiliki indeks bias yang lebih kecil apabila sudut datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu.
4. Cahaya yang berada dalam medium dengan indeks bias yang tinggi akan berjalan ke medium dengan indeks bias yang lebih rendah.
5. Ketika mata kamu dapat melihat sinar ini, maka kamu akan melihatnya seperti melihat bayang-bayang air yang disebut dengan fatamorgana.
Disadur dari Brilio.net (Penulis: Kharisma Alfi Tiara. Published: 22/7/2022)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.