Bola.com, Jakarta - Leverage adalah pinjaman modal atau utang yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan baik bagi perusahaan maupun investasi.
Modal menjadi sumber utama bagi perusahaan agar terus dapat beroperasi dan bertahan. Tanpa modal, akan sulit suatu perusahaan dapat bertahan lama.
Baca Juga
Advertisement
Itulah mengapa banyak perusahaan terus berusaha untuk mendapatkan modal dengan berbagai cara, baik menggunakan ekuitas atau menggunakan leverage.
Konsep leverage juga kerap digunakan dalam investasi, di mana penggunaan konsep leverage diharapkan dapat meningkatkan return dari investasi.
Agar lebih paham, berikut penjelasan lebih lanjut tentang leverage, dilansir dari landx.id, Selasa (4/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Leverage
Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Financial leverage atau leverage keuangan adalah dana yang dimanfaatkan oleh pihak Manajer Keuangan (MK) dalam memaksimalkan return atau keuntungan dari para pemilik saham ekuitas.
Modal yang dimiliki perusahaan dalam leverage keuangan terdiri dari berbagai jenis, mulai ekuitas, simpanan publik, preferensi, obligasi, dan sumber lainnya.
Manajer Keuangan (MK) harus hati-hati saat memilih sekuritas untuk mengatur leverage keuangan milik perusahaan tersebut.
Manajer Keuangan (MK) harus dapat menggabungkan utang atas ekuitas dengan tepat agar return yang dihasilkan dapat maksimal.
Leverage Operasi (Operating Leverage)
Melalui leverage operasi, kita dapat melihat kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasi tetap agar dapat meningkatkan pengaruh perubahan penjualan atas laba operasi suatu bisnis.
Nantinya, dalam leverage operasi akan ditunjukkan apabila adanya perubahan penjualan dan biaya pendapatan operasional tetap pada suatu perusahaan.
Leverage Gabungan (Combined Leverage)
Leverage gabungan adalah pinjaman dana yang nilai keuntungannya lebih tinggi karena adanya biaya tetap.
Dana yang terdapat di dalamnya mencangkup biaya keuangan yang bersifat pasif dan biaya operasional tetap. Seluruh dana ini nantinya mampu memberikan manfaat dan risiko leverage dengan jumlah yang pasti.
Pada perusahaan kompetitif, mereka akan memilih leverage gabungan dengan tingkat yang nilainya lebih tinggi. Sedangkan, pada perusahaan konservatif lebih memilih leverage gabungan dengan tingkatan yang lebih minim.
Advertisement
Kelebihan Leverage
Dapat digunakan untuk ekspansi bisnis
Leverage dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan bisnis secara spesifik dan berjangka pendek seperti, terlibat dalam akuisisi ataupun melakukan buyout bersama perusahaan lainnya, atau membayar one time dividend untuk para pemilik perusahaan.
Bisa mendapatkan modal jika digunakan dengan baik
Jika perusahaan dapat mengelola leverage dengan baik dan tepat, nantinya leverage tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang selanjutnya dapat dijadikan modal tersendiri bagi perusahaan.
Dalam investasi, jika leverage dapat dikelola dengan baik oleh Manajer Keuangan (MK), nantinya perusahaan bisa mendapatkan return of investment yang lebih besar lagi.
Kekurangan Leverage
Memiliki risiko tinggi
Saat perusahaan telah memiliki rasio leverage yang tinggi, perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi pula dalam kegagalan membayar utangnya pada kreditur.
Maka itu, sebelum memutuskan menggunakan leverage, suatu perusahaan harus membuat pertimbangan mendalam mengenai leverage karena leverage memiliki risiko yang tinggi hingga dapat membuat suatu perusahaan gulung tikar
Sulit memperoleh keuntungan
Perusahaan akan sulit memperoleh keuntungan jika memiliki rasio leverage yang tinggi. Saat rasio leverage suatu perusahaan makin tinggi, perusahaan akan makin sulit dalam menghimpun keuntungannya.
Itulah mengapa perusahaan disarankan untuk menggunakan leverage dalam jumlah yang masih bisa dikendalikan.
Memiliki bunga yang tinggi
Saat memutuskan menggunakan leverage, perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga yang tinggi pada investor.
Hal ini akan menjadi risiko di kemudian hari bagi perusahaan jika tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan. Apalagi jika ditambah kondisi finansial perusahaan yang tidak stabil maka perusahaan memiliki kemungkinan tidak dapat membayar kewajiban dan bunga pada para investor.
Sumber: Landx
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement