Sukses


Apa Itu Aneurisma Otak? Ketahui Penyebab, Pencegahan, Cara Diagnosis, hingga Gejalanya

Bola.com, Jakarta - Aneurisma otak disebut juga aneurisma serebral adalah tonjolan yang muncul di pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah.

Aneurisma otak menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Jika aneurisma otak pecah, pengidapnya akan mengalami sakit kepala yang luar biasa parah.

Hal yang lebih buruk bisa menyebabkan kerusakan otak, pendarahan di otak atau stroke hemoragik, koma, bahkan kematian.

Aneurisma otak dapat menyerang siapa pun. Paling sering terjadi pada wanita berusia 40 tahun ke atas dibandingkan pria.

Bila kamu merasakan hal-hal ganjal pada otak, segera lakukan pemeriksaan. Sebab, kondisi ini membutuhkan perawatan medis segera.

Itulah sedikit gambaran tentang aneurisma otak. Kamu perlu mengetahui juga penyebab, pencegahan, cara dokter mendiagnosis, hingga gejalanya yang perlu diwaspadai.

Berikut ini rangkuman tentang aneurisma otak, seperti dikutip dari laman Clevelandclinic dan Mayoclinic, Kamis (6/7/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Penyebab Aneurisma Otak

Aneurisma otak terjadi saat dinding pembuluh darah di otak melemah atau menipis. Penyebab melemahnya dinding pembuluh darah di otak ini belum bisa dipastikan.

Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu:

  • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Berusia lebih dari 40 tahun.
  • Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause.
  • Memiliki riwayat cedera kepala.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Menggunakan narkoba, terutama kokain.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Memiliki keluarga dengan aneurisma otak.

Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu:

  • Penyakit ginjal polikistik.
  • Koartasio aorta.
  • Malformasi arteri-vena.
  • Sindrom Ehlers-Danlos.
  • Sindrom Marfan.
3 dari 5 halaman

Pencegahan Aneurisma Otak

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah aneurisma otak, seperti:

  • Berhenti merokok.
  • Tidak menggunakan narkoba.
  • Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Menjaga berat badan ideal.
4 dari 5 halaman

Cara Dokter Mendiagnosis Aneurisma Otak

Proses dokter dalam diagnosis aneurisma otak diawali dengan pengecekan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik pasien. Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa tes, seperti:

  • Pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) untuk menghasilkan gambar dua dimensi otak serta pembuluh darah yang lebih jelas.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI) dengan gelombang radio dan medan magnet guna melihat bagian-bagian otak secara lebih detail.
  • Angiografi menggunakan kateter yang dimasukkan lewat pembuluh darah di pangkal paha dan diarahkan ke otak. Cairan khusus lalu disuntikkan ke pembuluh darah di otak untuk mendeteksi lokasi dan ukuran aneurisma otak.
5 dari 5 halaman

Gejala Aneurisma Otak

- Aneurisma Otak Tidak Pecah

Aneurisma otak tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala pada pengidap. Gejala baru akan muncul ketika ukuran aneurisma makin membesar dan menekan jaringan saraf dalam otak.

Berikut ini gejala yang dialami pengidap aneurisma otak tidak pecah:

  • Masalah penglihatan, seperti kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.
  • Rasa sakit di atas atau di sekitar mata.
  • Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi wajah.
  • Kesulitan berbicara.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Memiliki masalah dengan ingatan jangka pendek.

- Aneurisma Otak Pecah

Gejala aneurisma otak pecah dimulai dari sakit kepala yang terjadi secara tiba-tiba dan sangat menyiksa. Rasa sakitnya ibarat dipukul benda tumpul dan terasa sangat nyeri.

Berikut ini gejala yang dialami pengidap aneurisma otak pecah:

  • Hilang kesadaran.
  • Kejang-kejang.
  • Merasa sakit.
  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Kebingungan mendadak.
  • Leher terasa kaku atau sakit.
  • Penurunan sensitivitas terhadap cahaya.
  • Kelemahan pada satu di antara sisi tubuh atau anggota tubuh tertentu.

 

Sumber: Clevelandclinic, Mayoclinic

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer