Bola.com, Jakarta - Antraks adalah satu di antara penyakit yang berasal dari hewan. Penyakit antraks dan disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Bakteri ini hidup dan berkembang biak di tubuh hewan maupun manusia yang terinfeksi. Selain itu, bakteri ini dapat membentuk fase spora. Apabila spora tersebut terkena oksigen maka dapat hidup dan bertahan lama pada media tanah.
Baca Juga
Advertisement
Penularan antraks dari hewan ke manusia biasanya terjadi dengan relatif mudah. Beberapa di antaranya melalui kontak langsung dengan spora yang ada di tanah yang tak sengaja terhirup, maupun kontak langsung dengan produk ternak yang sudah terinfeksi.
Penularan antraks juga dapat terjadi pada luka yang ada di kulit. Jadi, apabila seseorang memiliki luka di kulit dan melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, ada kemungkinan tertular penyakit ini.
Berdasarkan World Health Organization (WHO), penyakit antraks pada manusia terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan penularannya, yaitu antraks kulit, antraks gastrointestinal (saluran pencernaan), dan anthrax pulmonum (saluran pernafasan).
Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu antraks. Untuk lebih jelasnya bisa mengenali penyebab, gejala, dan cara mengobatinya.
Berikut ini penyebab antraks, gejala, dan cara mengobatinya yang perlu diketahui, disadur dari Klikdokter, Kamis (6/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Antraks
Seperti yang telah disebutkan di atas, penyakit antraks disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini menginfeksi hewan, terutama sapi.
Manusia bisa tertular penyakit antraks bila terkena kontak dengan hewan yang sakit atau mempergunakan produk dari hewan yang sakit tersebut (misalnya kulit atau bulunya). Namun, tidak semua orang dengan begitu mudahnya rentan tertular bakteri ini.
Antraks lebih rentan dialami oleh beberapa orang tertentu, seperti:
- Peternak
- Dokter hewan
- Orang yang bekerja di tempat pengolahan daging
- Pasukan militer yang rentan terpapar bioterorisme
Advertisement
Gejala Penyakit Antraks
Jika penderita terpapar bakteri antraks dari hasil kontak dengan hewan yang sakit maka umumnya gejala antraks yang terjadi berupa gangguan pada kulit. Gejala ini umumnya muncul 1–7 hari setelah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
Pada kulit, akan muncul luka terbuka atau lecet yang terasa gatal. Dalam waktu singkat, luka itu menjadi borok yang bernanah. Luka ini biasanya timbul di kulit lengan, kepala, atau leher.
Luka yang berat pada kulit sering menyebabkan kelenjar getah bening di sekitarnya membengkak. Luka dan borok di kulit akibat antraks bisa berlangsung selama dua minggu sebelum akhirnya berubah menjadi jaringan parut yang menimbulkan bekas luka permanen di kulit.
Bakteri antraks yang masuk ke tubuh dengan cara terhirup ke saluran pernapasan umumnya mulai akan menimbulkan gejala 2–7 hari kemudian. Gejala diawali dengan demam dan bengkak di leher.
Lalu muncul luka di rongga mulut. Luka tersebut akan melebar dan membentuk semacam membran atau selaput di mulut dalam dua minggu.
Selain itu, pasien umumnya akan mengalami nyeri tenggorokan, kesulitan menelan, dan kesulitan bernapas. Perdarahan di rongga mulut juga bisa terjadi. Gejala-gejala ini yang sering menyebabkan antraks yang masuk ke saluran napas menjadi berbahaya.
Jika bakteri antraks masuk melalui saluran pencernaan, gejala umumnya akan muncul sekitar 2–5 hari setelah bakteri tersebut tertelan oleh penderita.
Gejala utamanya berupa demam dan nyeri perut. Selain itu, mual muntah, bahkan muntah darah juga bisa terjadi. Jika muntah darah sangat banyak, pasien bisa mengalami syok.
Cara Pengobatan dan Pencegahan Antraks
Pengobatan
Pengobatan antraks adalah dengan menggunakan antibiotik. Jenis antibiotik dan lama pemberian antibiotiknya tergantung dari gejala yang dialami oleh pasien.
Namun, secara umum, antibiotik yang umumnya digunakan adalah doksisiklin atau golongan kuinolon (seperti siprofloksasin dan levofloksasin).
Jika terjadi kondisi sesak napas yang berat atau syok, perawatan di ruang rawat intensif perlu dilakukan.
Pencegahan
Untuk mencegah tertular antraks, mereka yang sehari-hari bekerja dengan hewan atau produk hewan sebaiknya rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap kali selesai bekerja.
Selain itu, selama bekerja, penting untuk selalu menggunakan alat pelindung diri yang lengkap berupa masker, goggle (semacam kacamata pelindung), sarung tangan, dan apron.
Â
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 14/10/2019)
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement