Bola.com, Jakarta - Rhinitis adalah kondisi ketika bagian dalam hidung, tepatnya lapisan lendir hidung, mengalami peradangan.
Lapisan lendir hidung berperan menghasilkan cairan tipis dan transparan yang berfungsi mencegah benda asing masuk ke hidung dan saluran pernapasan.
Baca Juga
Advertisement
Terjadinya peradangan ini dapat memicu produksi lendir secara berlebihan sehingga lendir yang normalnya tipis dan bening menjadi tebal serta berwarna kekuningan.
Jika berlangsung dalam waktu lama, rhinitis bisa berujung pada sinusitis hingga polip hidung.
Rhinitis dapat bersifat akut atau kronis, tergantung pada durasi gejalanya. Jenis pengobatannya pun tergantung pada penyebab dan gejala yang dialami oleh penderita, mulai pemberian obat-obatan, terapi alergi, atau perubahan gaya hidup.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lebih lanjut tentang rhinitas, dilansir dari laman Siloamhospitals, Kamis (13/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Rhinitis
Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi atau hay fever disebabkan oleh paparan alergen, seperti debu, tungau, serbuk sari, bulu binatang atau alergen lainnya.
Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh keliru mengenali zat-zat tersebut sebagai zat asing yang harus dikeluarkan sehingga menimbulkan reaksi berlebih yang mengakibatkan peradangan pada lapisan hidung sehingga sensitivitas pada saluran pernapasan meningkat.
Rhinitis Nonalergi
Sementara itu, rhinitis nonalergi disebabkan oleh perubahan cuaca, kondisi medis, obat-obatan, perubahan hormon, makanan, dan bau tertentu. Kondisi ini sering dialami oleh anak-anak dan orang dewasa di atas 20 tahun.
Rhinitis nonalergi dan alergi memiliki gejala yang serupa sehingga hanya bisa didiagnosis melalui pemeriksaan.
Advertisement
Faktor Risiko Rhinitis
- Alergi.
- Infeksi virus
- Paparan asap rokok atau polutan lain.
- Riwayat keluarga dengan alergi atau rhinitis.
- Perubahan cuaca.
- Pekerjaan di industri kayu atau yang berisiko terpapar zat tertentu.
- Perubahan hormon pada saat kehamilan.
- Penggunaan obat-obatan tertentu.
Gejala Rhinitis
- Pembengkakan pada kulit di bawah mata.
- Batuk.
- Bersin-bersin.
- Pilek.
- Gatal pada hidung, tenggorokan, dan rongga mulut.
- Hidung tersumbat.
- Kelelahan.
- Konjungtivitis alergi (mata berair, gatal dan merah).
Advertisement
Cara Mengobati Rhinitis
Pengobatan rhinitis akan disesuaikan dengan penyebab serta hasil diagnosis dari dokter. Jika terdapat pemicu yang spesifik maka penderita cukup menghindari pemicu tersebut untuk mengatasi gejala rhinitis.
Misalnya, jika penderita mengalami rhinitis dikarenakan alergi debu, cara mengatasi rhinitis adalah menghindari paparan debu dan tempat-tempat yang berdebu. Satu di antara caranya adalah menggunakan masker saat di luar rumah.
Namun, biasanya dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mengendalikan gejala yang dialami pasien.
Beberapa jenis obat untuk rhinitis adalah sebagai berikut:
- Semprotan melalui hidung (intranasal).
- Antihistamin dalam bentuk oral atau intranasal.
- Ipratropium bromida.
- Kortikosteroid dalam bentuk semprotan intranasal.
Pada kondisi rhinitis alergi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan imunoterapi alergen. Pengobatan ini bisa diberikan melalui suntikan, tablet, atau cairan tetes oral.
Rhinitis membutuhkan penanganan dokter apabila telah mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat penderitanya menjadi tidak produktif. Terkadang, kondisi ini juga mengakibatkan gangguan tidur sehingga kualitas tidur menurun.
Sumber: Siloamhospitals
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.