Bola.com, Jakarta - Unicorn merupakan tingkatan startup paling rendah. Sebuah perusahaan rintisan atau startup bisa masuk kategori unicorn ketika mereka memiliki nilai valuasi USD1 miliar atau Rp14,1 triliunan.
Penyebutan unicorn kali pertama mengacu pada mitos tentang hewan mitologis langka yaitu kuda bertanduk.
Baca Juga
Advertisement
Hewan-hewan tersebut sama dengan startup yang berhasil mencapai valuasi hingga USD1 miliar yang sangat tinggi, mengingat masih dalam tahap pengembangan.
Valuasi adalah nilai keuangan perusahaan yang nantinya ketika ada pihak yang ingin membelinya harus membayar nilai tersebut. Jadi, startup unicorn adalah entitas bisnis dengan nilai luar biasa.
Meski masih dalam bentuk start-up, perusahaan unicorn merupakan entitas bisnis yang memungkinkan untuk terus berkembang dan mempekerjakan banyak karyawan.
Agar lebih baik lagi, berikut penjelasan lebih lanjut tentang unicorn, dilansir dari laman Dailysocial, Senin (17/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-ciri Bisnis Unicorn
Adanya inovasi
Ciri utama yang biasanya ditemukan pada perusahaan unicorn adalah inovasi bisnis. Contohnya Gojek. Layanan ojek, layanan antar jemput, atau pesanan online awalnya tidak kita ketahui. Namun, berkat lahirnya startup-startup tersebut, muncullah perusahaan-perusahaan besar di industri transportasi.
Fokus pada layanan pelanggan
Secara umum, layanan yang ditawarkan oleh perusahaan unicorn adalah B2C (business to consumer), yaitu strategi bisnis yang berfokus pada rentang harga pelanggan yang luas.
Contohnya adalah Spotify yang mengembangkan layanan musik gratis dan legal dalam program tersebut.
Pengembangan teknis
Ciri khas dari hampir semua startup unicorn adalah pengembangan teknologi yang memungkinkan kamu menggunakan banyak mode dalam satu aplikasi.
Contohnya adalah Gojek yang menawarkan layanan ojek online, pemesanan makanan, pengiriman barang, dan berbagai pembayaran.
Kepemilikan pribadi
Satu di antara alasan mengapa perusahaan berkembang pesat hingga meraih predikat unicorn adalah karena kepemilikan pribadinya. Akibatnya, perusahaan menjadi lebih sensitif dan membuat keputusan investasi lebih cepat sehingga meningkatkan valuasi.
Advertisement
Nilai Valuasi Unicorn
Perusahaan startup sendiri dinilai berdasarkan nilainya. Skor ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur potensi bisnis perusahaan.
Jika sebuah startup bernilai Rp1 triliun, seseorang yang ingin membelinya harus membayar hingga Rp1 triliun. Makin banyak pendanaan yang diterima startup, makin tinggi angka peringkatnya.
Valuasi yang tinggi dinilai sangat menjanjikan dan tentunya dapat menarik banyak investor. Pada saat yang sama, penilaian perusahaan unicorn biasanya didasarkan pada bagaimana investor dan pemodal ventura memandang pertumbuhan dan perkembangan startup. Dalam jangka panjang tentunya.
Peringkat ini tidak ada hubungannya dengan situasi keuangan startup. Karena itu, banyak startup yang jarang mendapat untung pertama kali.
Namun, investor dan kapitalis mungkin menghadapi beberapa kendala. Jika tidak ada pesaing lain dalam industri tersebut, mungkin tidak ada model bisnis lain yang dapat bersaing sehingga prosesnya agak rumit.
Sumber: Dailysocial
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.